Video + Cerita Sex DI AJARI NGEWEK OLEH GURU KU

INIDEWA - Bersamaan dengan masuknya puting panjang Maria ke mulutku, kuselipkan tangan kananku ke dalam selangkangannya melalui perut, kusibakkan bulu-bulu keriting lebatnya, dan… kujamah vagina mungil yang masih sempit itu.. Maria terbelalak dan menutup kedua pahanya. Ia belum dapat menerima kedatangan benda asing di daerah terlarangnya. Wow.. berarti belum pernah ada tangan lain yang piknik kesana selain aku.. kenyataan itu membuatku semakin terangsang.. Maria menggelinjang kegelian ketika kusedot dan kugigit puting kirinya.. ia sama sekali tidak menolak ketika tangan kiriku mulai meremas dan memilin buahdada dan puting kanannya. “Mmmasss..please.. stop dulu.. masih ada lintah yang mesti dibuang..” bisiknya dengan suara serak.. stop dulu katanya.. stop dulu.. kalau begitu pasti ada kelanjutannya.. “Ria.. coba kamu berbaring..” Maria mengikuti permintaanku, “Sorry Ri..” kataku seraya membuka kedua belah pahanya. Aku menelan ludahku berkali-kali.. susah betul kudeskripsikan dengan kata-kata betapa merangsangnya ia dalam posisi itu.. lalu kutaburkan garam sebanyak-banyaknya di atas tubuh kedua lintah yang seharusnya kuberi tanda jasa itu karena memberi kesempatan menelanjangi Maria di hadapanku.. dan.. lintah-lintah itu menggeliat-geliat sebelum dengan mudah kulemparkan ke luar… kupandangi CD nya yang merangsang itu, kupandangi bulu-bulu keriting itu..


Sehari sesudah permainan histerikku dengan Atika, mbak Eva menemuiku. “Atika told me what you did to her yesterday..” Kata-kata singkat itu di ucapkan dengan nada bergetar menahan emosi. Aku betul-betul lemas mendengarnya.. yah.. kejadian juga.. bisa-bisa malah aku kehilangan mbak Eva karena perbuatanku ini.. Akhirnya aku mengusulkan untuk melibatkan Atika dalam pembicaraan ini yang akhirnya membawa kami bertiga pada suatu diskusi paling terbuka yang pernah aku alami. Mbak Eva, Atika , dan aku saling membagi perasaan kami dengan apa adanya, tanpa basa-basi, tanpa maksud terselubung.. luar biasa !! keterbukaan ini, ajaibnya, membuat perasaan kasih sayang diantara kami semakin kuat. Akhirnya kami sepakat, bahwa dalam seminggu 2 hari waktuku untuk mbak Eva, 1 hari kosong, 2 hari berikutnya untuk Atika, dan 2 hari sisanya kosong. Karena hubungan kami ini murni hubungan sexual, maka sengaja kami masukkan hari-hari kosong untuk memberi kesempatan tubuhku beristirahat. Tapi ya… dalam praktek sih.. itu terserah aku.. kalau aku sedang mood untuk permainan kasar.. ya aku temui Atika.. kalau sedang mood permainan lembut.. ya aku temui kakaknya.. GILA ! Ini memang pengalamanku yang paling gila !! But its REAL !!!




“Buka mulutnya dong mas Rafi..” Maria menyodorkan sepotong kue ke mulutku. Aku menyambutnya sambil pura-pura menggonggong sehingga membuat anak gadis mbak Eva itu tertawa geli melihat tingkahku. Hari ini genap sudah sebulan aku tinggal di keluarga mbak Eva. Seminggu terakhir ini load pekerjaanku agak berkurang sehingga hari-hari ‘kosong’ ku selain kupergunakan untuk memberi kepuasan ‘extra’ pada mbak Eva dan Atika (‘kan hari ‘kosong’ mestinya istirahat..), juga kupergunakan untuk mengenal Maria lebih dekat. Anak gadis yang semula kutaksir berusia 18 tahun itu ternyata berumur 21. “Mama memang kawin muda.. dia melahirkan Ria ketika berumur 19 tahun..!! Hebat ya ?” Katanya ketika kutanya usia sesungguhnya. Ya, aku tahu kalau mamamu hebat Maria.. mamamu dan tantemu adalah wanita-wanita yang hebat di atas ranjang.. hebatnya lagi, mereka bisa menutupinya darimu….”Kalau kamu sendiri gimana ?” tanyaku memancing “Yaaa.. yang penting kuliah selesai dulu.. tapi, ngga juga sih.. namanya juga jodoh.. kita ngga pernah tau.. kalau besok tiba-tiba datang seorang pangeran tampan yang kaya raya dan baik hati lalu melamar Ria ? Masak nolak?” “Kalau gitu kuliahnya ngga selesai dong..””Lho mas ini gimana, ya kasih syarat dong.. boleh kau melamarku tapi biarkan aku menyelesaikan studi ku.. gitu looo..” Maria memang anak yang sangat cerdas. Buktinya tahun depan ia akan meraih gelar insinyur di IPB. Dengan pengetahuannya yang luas ia selalu menjadi teman diskusi yang menyenangkan ditambah lagi dengan sifat keibuan dan perhatiannya yang tinggi pada orang lain, membuat Maria menjadi sosok ideal bagi setiap pria untuk dijadikan seorang pendamping hidup.. Oh satu lagi.. soal fisik ! Tubuh Maria adalah kombinasi antara mbak Eva dan Atika. Tubuhnya tinggi semampai, ukuran buah dadanya persis seperti ibunya dan jauh lebih kencang dan ketat, maklum… perawan. Gadis ini juga mempunyai hobi mengkoleksi BH yang bentuknya aneh-aneh… entah dari mana didapatnya itu.. Seperti saat ini karena ia mengenakan kaos komprang bergambar Tweety favoritnya maka bila lengannya diangkat, maka terlihatlah buah dadanya yang besar itu dibalut oleh BH nya yang bermodel bikini dimana cupnya berbentuk sarang laba-laba sehingga kulit buah dadanya yang putih itu dapat terlihat. Putingnya ditutup oleh gambar seekor laba-laba kecil. Bila sedang bercerita dengan semangat, tampak gundukan besar itu bergoyang-goyang. Wuih.. syurr juga aku dibuatnya. Urusan wajah, Maria lebih mirip ayahnya yang asli Solo. Kalau dicari bandingannya raut wajahnya bisa dimirip-miripkan dengan Widi AB THREE. Hanya saja, hidung Maria lebih mancung dan tubuhnya lebih tinggi dan seksi. Secara keseluruhan, Maria jauh lebih menarik dibanding Widi. Terus terang, aku betah duduk berlama-lama di dekatnya..


“So, gimana Fi ? Bisa ngga kamu nganter si Ria survey ?” mbak Eva bertanya seraya memberikan piring penuh dengan nasi hangat kepadaku. Sore itu aku ia mentraktir seluruh keluarganya karena mendapat promosi menjadi direktur program di kursus bahasa Inggris tempatnya bekerja. “Iya mas, Ria harus survey tentang pola tani di daerah perbukitan. Ini juga baru survey lokasi kok.. belum penelitiannya.. jadi paling lama cuma makan waktu 2 hari..” Seekor kucing kelaparan tentu tak akan menolak diberi ikan asin. Dan bagiku, Maria adalah ikan kakap !! “Sure.. ngga masalah.. kapan kita berangkat ?” Tanyaku enteng.. “Gimana kalo malam ini juga mas…” “Malam ini ?” seruku bersamaan dengan Atika. Mbak Eva tak kuasa untuk menyembunyikan senyumnya. Ia mengerti, karena malam ini seharusnya aku adalah ‘jatah’ Atika. Dan hari Senin, suami Atika akan pulang dari Dubai. “Iya, malam ini, supaya Minggu sore kita sudah sampai lagi ke Bogor.. soalnya kalau Minggu pulangnya kemalaman, kasian mas Rafi.. Senin kan harus ngantor… gimana mas ?” Maria memandangku dengan kerlingan mata bundarnya yang indah.. “I don’t mind.. lets go then..” jawabku seraya melirik Atika. Istri kesepian itu tak dapat menyembunyikan kekecewaannya. Alisnya mengkerut, bibirnya merengut, dan matanya menatapku kesal. Well.. I am sorry my dear.. keliatannya aku harus mengecewakanmu nanti malam..


Aku berjalan sambil menggendong ransel tentara di pundak. Aku dan Maria tengah menyusuri sebuah sungai yang terletak 60 km di selatan Bogor. Kami sedang bersiap-siap melintasi sungai itu untuk mencapai desa Batu Sumur yang terletak di areal yang berbukit-bukit. Dari deskripsi yang diberikan oleh dinas pembinaan desa Pemda Jawa Barat, desa tersebut tampaknya ideal untuk proyek penelitian akhirnya Maria. Masih terngiang bisikan mbak Eva ketika melepaskan kepergian kami “Fi.. promise me.. please don’t touch her.. she is still a virgin.. “. Saat itu aku hanya tersenyum.. dan aku bersyukur bahwa I don’t give my word to Eva, karena semakin lama berdua dengan Maria, semakin sexy penampilannya dimataku.. (dasar mata keranjang… susah..!!) “Wah, jembatan kayunya masih 2 km lagi dari sini mas..” Ria menunjuk lokasi jembatan itu di peta “Tapi jembatan tali sudah keliatan.. tuh dia..” Gadis manis itu menunjuk ke sebuah jembatan darurat terbuat dari tali tambang yang disimpul erat. Kuperhatikan wajah manis yang menggunakan topi tentara, kemeja lapangan berwarna coklat, dan celana pendek komprang dengan warna yang sama. Kemeja itu tak dapat menyembunyikan keindahan tubuhnya. Di bagian dada tampak kancing-kancingnya agak tertarik karena desakan dua buah dadanya yang besar itu (kutaksir sekitar 36..). Namun karena badannya yang tinggi (sedikit lebih pendek dariku yang 176 cm..) bentuknya jadi proporsional.. dan indah…. titik-titik keringat berkumpul di ujung hidung mancungnya.. bibirnya yang mungil nampak kering oleh panasnya udara.. kain di sekitar ketiaknya basah oleh keringat. Aku memandang jembatan tali itu dengan agak kawatir.. “Apa kuat menahan beban tubuh kita ? Apa tidak sebaiknya kita pergi menuju ke jembatan kayu ?” tanyaku sambil melihat potongan ilalang dan bercak tanah merah yang menempel di betis dan pahanya yang mulus itu. “And walk for another 2 Kilo ?.. hmm.. mas Rafi..sebentar lagi kayaknya mau hujan deh.. jadi kita harus cepat-cepat, no risk no gain..” katanya sambil tersenyum. Benar juga. Soalnya dari sungai itu kita masih harus jalan 5 km lagi untuk sampai ke desa. Tampak tangannya membuka kancing kemejanya yang ke satu dan kedua.. sehingga putihnya gundukan besar buah dada itu terlihat olehku. Udara mendung sore itu semakin terasa gerah saja.. “Ok kalau begitu biar aku dulu yang nyeberang.. baru kamu.. sungainya juga keliatan ngga terlalu dalem kok.. ” kataku seraya menapakkan kakiku di jembatan tali itu.. Aku merayap perlahan-lahan.. memang tali itu sangat kokoh sehingga kekhawatiranku berkurang.. “Mas.. Ria juga naik ya …. talinya kuat kan.. ” Tanpa menunggu jawabanku, gadis bertubuh tinggi sintal itu mulai merayap di belakangku.. tali mulai bergoyang-goyang.. ingin aku berteriak untuk menyuruhnya kembali, namun kuurungkan karena kawatir ia terkejut.. geraknya semakin cepat ke arahku yang masih menunggu.. tiba-tiba kaki gadis itu tergelincir… badannya yang dibebani ransel kehilangan keseimbangan dan.. “Mas.. AAAAAAAAIII… ” BYUUURRRR.. Maria tercebur ke dalam sungai berwarna coklat itu.. Aku terkejut melihat gadis itu menggapai-gapai.. My GOD..Maria rupanya tidak bisa berenang !! Tanpa pikir panjang kulempar ranselku dan terjun ke sungai. Tanganku memeluk lehernya dari belakang dan kuseret ke sisi tujuan kami. Tubuh Maria terasa berat karena ia masih membawa ransel. Maria megap-megap dengan wajah pucat karena terkejut. “Ngga apa..ngga apa..its OK.. you’re save now..” Kataku sambil memeluk erat tubuh sintal Maria.. wouww.. dalam suasana panik seperti itu masih juga dadaku terasa berdesir.. benar-benar montok tubuh perawan ini terasa dalam pelukanku.. dengan spontan kucium keningnya untuk menenangkan Maria yang masih pucat dan gemetar karena kaget. Tetesan air dari langit perlahan mengetuk-ngetuk muka kami.. dan dalam 1 menit hujan turun dengan lebatnya diikuti oleh kilat yang menyambar.. What a day… aku melepaskan pelukanku dan menyapu sekelilingku dengan pandangan.. ahhhh thank god, kuliat sebuah gubuk kira-kira 200 m di depan kami. “Maria.. disitu ada gubuk” kataku riang “ayo kita kesana..” kuangkat tubuh gadis itu dan kupapah menuju gubuk itu. Gubuk itu rupanya tak berpenghuni. Perfect! lalu kubuka ransel Maria. Hanya ada bivak untuk bermalam dan kaleng makanan dan minuman.. shit.. pakaian kering ada di ransel satu lagi yang kulepaskan ketika terjun ke sungai.. dan ransel itu seingatku juga tercebur ke dalamnya.. ya nasib.. akhirnya ku bentangkan bivak sebagai alas duduk, dan kududukkan Maria di atasnya “ahhhh…” terdengan gadis itu menghela nafas lega seraya tersenyum “mas Rafi.. thanks ya Ria udah ditolongin…” Aku balas tersenyum “its OK non.. lain kali lebih hati-hati ya ..?” Lalu kubuka bajuku dan menggantungnya di tali jemuran tua yang masih ada di dalam gubuk itu. Maria memandang tubuhku yang cukup atletis itu terlihat pandangannya menyapu perlahan dari otot leherku.. otot dadaku yang bidang.. otot perutku yang berbentuk kotak-kotak kecil…. pusarku yang mulai ditumbuhi bulu.. semakin kebawah.. dimana bulu-buluku makin lebat… kebawah lagi… dan berhenti di tonjolan di balik celana pendekku … Aku agak kikuk juga melihat penisku yang berdiri karena udara dingin. Apalagi sambil dipandangi oleh mata cantik milik Maria itu. Entah apa yang dipikirkannya… tiba-tiba kulihat Maria terbelalak melihat pahaku “adduhh mas.. ada LINTAH !!” serunya sambil bangkit dan mendekat ke pahaku. Akupun panik dibuatnya. “sebentar mas.. jangan bergerak.. ini ada satu.. dua..” lalu dengan serius ia berputar ke belakang, ke depan lagi.. tangannya tanpa sadar menyingkapkan celanaku yang cukup longgar semakin ke atas..”nah.. ada satu lagi mas..hhhhh” mendadak ia seperti hendak tersedak ketika matanya tertumbuk pada CD ku yang basah kuyup sehingga tak kuasa menutupi testis dan batang penisku yang jelas tercetak di kain basah itu. Mungkin seumur hidup, perawan itu baru sekali ini melihat testis dan batang penis yang tengah berdiri tegak itu.. Aku yang masih memusatkan perhatianku pada lintah-lintah di pahaku itu dengan polosnya membuka celana pendekku dan memelorotkannya ke lantai “Ria.. tolong liat lagi apakah masih ada lintah yang nempel di kakiku ?” Mata Maria makin terbelalak, karena kini terlihat benar bentuk batang penisku yang tengah berdiri itu dari luar CD basahku.. bahkan belakangan baru kusadari kepalanya yang laksana helm perang dunia II itu menyembul keluar mengarah ke pusar. “Emmm.. emmmm.. ngga deh mas.. cu..cuman tiga..” jawabnya tergagap sambil terus menatap kepala penisku. Aku masih juga belum ‘ngeh’ akan situasi yang sebenarnya bisa menjadi ‘opportunity’ … masih dengan naifnya aku berkata pada anak mbak Eva itu “Ria.. jangan-jangan di tubuh dan kakimu ada juga lintah menempel.. sebaiknya kamu periksa dulu..” Mendengar itu Maria langsung berdiri dan bergegas membuka kemeja basahnya. Dibukanya kancing kemejanya yang ketiga.. (belahan buah dadanya semakin jelas..) keempat.. (buah dadanya sudah terlihat lebih jelas.. putih warnanya di bawah cahaya matahari menjelang senja..) dan terakhir..Maria membuka bajunya dengan kedua tangannya ke samping.. di saat itulah aku melihat kedua buah dada besar berukuran 36 itu menggelantung menantang untuk di jamah. Dan BH nya… my god… model BH nya..!!! Maria menggunakan BH berwarna merah dengan bentuk bikini yang talinya hanya selebar 1/2 cm !! Tapi yang membuat kepala penisku semakin menyembul dari CD ku adalah penutup putingnya yang terbuat dari bahan transparan berbentuk bibir Mick Jagger. Akibatnya, mataku dapat melihat dengan jelas puting berwarna coklat kemerahan itu berdiri tegak di tengah dinginnya hujan. Karena terburu-buru melepaskan, pakaian Maria tersangkut di kedua sikunya di belakang punggungnya. Gadis itu menggoyang-goyangkan tangannya untuk bisa segera terbebas dari belitan bajunya. Akibatnya, buah dadanya bergeletar dan bergayut ke kanan dan ke kiri. Getarannya persis seperti getaran puding besar yang diguncang piringnya. Aku mulai terangsang melihat gadis setengah telanjang itu menggeliat-geliat di hadapanku. Kembali terngiang pesan ibunya di telingaku.. “Fi.. promise me.. please don’t touch her.. she is still a virgin.. “. Kembali kulihat buah dada besar dengan putingnya yang bergelayut itu… Ou what the hell… kuhampiri tubuh mulus itu dan kuputar sehingga ia membelakangiku “Sini kubantu Ri..” tanganku menarik bajunya hingga terlepas. “Sorry Ria.. ini supaya cepat..” kutempelkan dada dan perutku di punggungnya yang polos itu.. kujulurkan tanganku seakan memeluk perut depannya.. dan tanganku membuka celana pendek komprangnya dan dengan cepat menurunkan resleting. Ketika resletingnya sudah mencapai dasar dengan sengaja kutekan resleting itu bersama jari-jariku ke selangkangannya “Ahhhh… mas Rafi…” desahnya sambil melirik ke belakang dengan pandangan merajuk. Saat itu praktis aku memeluk tubuh perawan itu dari belakang. Bagian depan tubuhku kutempelkan ke punggungnya. Penisku yang semakin besar itu dengan tenangnya berlabuh di belahan pantat Maria yang sekal itu.. Gadis itu rupanya merasa bahwa penisku menempel di belahan pantatnya tiba-tiba aku merasakan bahwa Maria sengaja menggerakkan otot pantatnya sehingga kedua buah pantatnya bergerak menjepit penisku.. aaaawww.. nikmatnya… yess keliatannya gadis ini sudah mulai terpengaruh suasana… saat itu pipi kananku menempel di kuping kirinya. Dari balik punggungnya kulihat ke bawah buah dadanya yang besar dan ketat itu berbentuk kerucut dengan putingnya yang sudah menonjol.. entah karena dingin… atau karena suasana… “Ria..” bisikku dengan serak.. “jangan panik ya.. di dada sebelah kiri kamu ada lintah.. Ria tercekat.. dengan raut muka ketakutan ia memandang buah dada kirinya dan..”Iiiiiiih… mas… jijik.. buangin dooongg..” “ya..ya.. biar aku periksa dulu lainnya.. supaya yakin ada berapa lintah yang ada di tubuh kamu..” Akupun melepaskan celana pendeknya, sehingga saat itu.. kami dua orang anak manusia berlainan jenis, berpelukan dengan hanya memakai pakaian dalam. Bentuk CD Maria lagi-lagi lain dari pada yang lain.. bentuknya sih standar.. tapi di daerah vaginanya ditutupi oleh kain bermotif jaring, sehingga otomatis dari jaring itu keluarlah bulu-bulu keriting yang sangat lebat itu.. nafsuku sudah naik ke kepala. Aku sudah tak peduli dengan pesan-pesan ibunya… di dalam pikiranku sekarang cuma ada satu kata.. “Perawani !!”. Tanganku mulai meraba-raba punggungnya dari atas.. ke bawah…melewati pinggang.. pantat… buah pantat kanan.. “mas…apa ngga bisa dilihat aja ? kalau diraba kan geli..” ujarnya tersenyum.. belum juga bisa kutebak senyum itu.. apakah artinya.. teruskan… atau..stop..!! “biar yakin aja Ria.. ” kataku sambil meneruskan rabaanku ke buah pantat kiri.. lalu kutelusuri belahan pantatnya ke bawah.. melewati anus.. terus ke selangkangan.. dan kutekan tanganku di vaginanya “Aaaaaa.. mas Rafi aaa.. tangannya kok nakal.. nanti Ria marah nih..” Lagi-lagi anak mbak Eva itu melirikku dengan pandangan merajuk.. kuputar lagi tubuhnya sehingga kita saling berhadapan, kemudian aku berjongkok dan kulihat ada 2 lintah menempel di paha bagian dalam kiri dan kanan.. bener-bener hebat lintah-lintah itu.. tau benar dia tempat-tempat strategis untuk menghisap darah.. tak lupa aku memandang ke arah selangkangannya yang hanya tertutup jaring itu sehingga tampak jelas segunduk daging gemuk yang ditutupi bulu-bulu keriting nan lebat itu. Maria melihat tingkahku itu dan dengan segera menutupinya dengan jari tangannya..”mas Rafiiii… kok malah ngintip sihh.. mbok tolong buangin lintahnya.. nanti Ria bilangin mama lo..” rajuknya dengan manja. “Oke..Oke.. begini caranya… lintah ini akan kita taburi garam.., lalu kita buang.. begitu sudah lepas.. sebaiknya bekas gigitan lintah itu kita sedot dan buang darahnya ke lantai supaya tak ada racun yang masuk.. is that clear..?” Ria mengangguk mendengar penjelasanku yang — terus terang — cuma didasari oleh logika “ngeres” itu. Aku mengambil garam yodium di ransel Maria, dan mulai kutaburi di lintah yang menempel di dada kirinya.. “Ria .. sorry.. bisa dibuka BH nya semua ? aku takut kalau lintahnya lepas malah jatuh ke dalam cup BH.. bisa berabe nanti.. ” Ria mengangguk menuruti permintaanku yang ditunjang mimik serius itu.. ia menjulurkan kedua tangannya ke belakang punggung dan… tassss.. terlepaslah kedua buah dada cantik itu dan bergelayut dengan menantang. Begitu dekatnya mataku sehingga aku bisa melihat urat-urat birunya di sepanjang buah dada itu. Tangan kananku memegang buah dada kirinya, mengangkatnya.. “sssss… mau diapain mas..?” bisiknya mendesis geli..” supaya garamnya ngga kemana-mana..” jawabku seenaknya.. lalu kutaburi lagi lintah itu dengan garam seraya menempelkan jari telunjukku di ujung putingnya.. “mmass..” Maria menatap mukaku dengan mata sayu karena geli.. tubuhnya mulai menggeliat pelan.. beberapa detik kemudian lintah itu menggeliat-geliat dan dengan mudah kutarik dan kubuang…. Maria meringis ketika sedotan lintah itu terlepas.. Lalu kuturunkan mukaku, kudekati bibirku ke bekas gigitan lintah yang berwarna biru itu, lalu perlahan-lahan kujilat.. “perih Ria..?” tanyaku.. “ehhhh.. g..geli..” rintihnya ketika aku mulai mengecup-ngecup dadanya.. mula-mula perlahan.. kemudian sedikit keras.. dan akhirnya kusedot dengan kuat.. “Ehhhhh mmas Rafiii..?!?!?” rengeknya sambil menjambak rambutku.. mungkin maksudnya ingin mencegah.. tapi tak kulihat usaha sungguh-sungguh ke arah itu.. perlahan tapi pasti kuperluas areal sedotanku bukan hanya di bekas gigitan lintah tapi bergeser menuju putingnya..terus.. semakin dekat.. semakin dekat… dan…. “AUUUUUUWWW… !!!”

Bersamaan dengan masuknya puting panjang Maria ke mulutku, kuselipkan tangan kananku ke dalam selangkangannya melalui perut, kusibakkan bulu-bulu keriting lebatnya, dan… kujamah vagina mungil yang masih sempit itu.. Maria terbelalak dan menutup kedua pahanya. Ia belum dapat menerima kedatangan benda asing di daerah terlarangnya. Wow.. berarti belum pernah ada tangan lain yang piknik kesana selain aku.. kenyataan itu membuatku semakin terangsang.. Maria menggelinjang kegelian ketika kusedot dan kugigit puting kirinya.. ia sama sekali tidak menolak ketika tangan kiriku mulai meremas dan memilin buahdada dan puting kanannya. “Mmmasss..please.. stop dulu.. masih ada lintah yang mesti dibuang..” bisiknya dengan suara serak.. stop dulu katanya.. stop dulu.. kalau begitu pasti ada kelanjutannya.. “Ria.. coba kamu berbaring..” Maria mengikuti permintaanku, “Sorry Ri..” kataku seraya membuka kedua belah pahanya. Aku menelan ludahku berkali-kali.. susah betul kudeskripsikan dengan kata-kata betapa merangsangnya ia dalam posisi itu.. lalu kutaburkan garam sebanyak-banyaknya di atas tubuh kedua lintah yang seharusnya kuberi tanda jasa itu karena memberi kesempatan menelanjangi Maria di hadapanku.. dan.. lintah-lintah itu menggeliat-geliat sebelum dengan mudah kulemparkan ke luar… kupandangi CD nya yang merangsang itu, kupandangi bulu-bulu keriting itu.., kiturunkan wajahku mendekati selangkangannya.. sekilas kulihat Maria mengangkat kepalanya ingin melihat apa yang akan kulakukan di selangkangannya.. kutempelkan bibirku di paha dalam kanannya.. bukannya kusedot, malah kutelusuri paha bagian dalam itu ke atas mendekati vaginanya. Bau khas vagina perempuan menusuk hidungku.. dan aku sangat hafal.. bahwa ini bau vagina yang sudah banjir !! “Ehhh…hhhhhh…ssssss masss.. ” desisnya sambil menggoyang pinggulnya ke kiri dan kanan. Bibirku sampai sudah di vaginanya. Kukecup CD nya yang sudah basah oleh cairan vagina Maria.. lalu dengan jari telunjukku kukuakkan CD di selangkangannya itu ke samping sehingga tampak belahan vaginanya yang sudah mulai terbuka namun masih tampak sempit itu.. kukecup bibir vaginanya..kunaikkan bibirku ke arah atas dan kutemukan bagian yang menonjol sebesar biji kacang lalu tiba-tiba…….kukecup dan kusedot-sedot..

“AAAAHHH…ssss…MASSS” jeritnya sambil tiba-tiba bangkit dari tidurnya sambil menjambak rambutku untuk menghentikan aktifitasku..”mas..please..MAS RAFI..PLEASE… j..jangan mass.. nanti Ria keterusan… OUUUHHH..” lenguhnya ketika tanpa menghiraukan kata-katanya aku mulai memasukkan dan menggerak-gerakkan lidahku ke dalam vaginanya. Aku menghentikan jilatanku, kuangkat wajahku ke hadapan wajahnya.. kami berdua kini berada dalam posisi duduk…Kaki Maria mengangkang .. sedangkan aku berlutut di hadapannya.. kupandang wajah cantik yang kini tak berani memandang langsung mataku.. matanya hanya memandang bibirku yang semakin dekat ke bibirnya.. semakin dekat dan.. Maria memejamkan matanya.. tangannya naik memeluk leherku.. tanganku memeluk bahunya dan merapatkan buah dadanya ke dadaku..kamipun berciuman dengan mesranya.. desahan dan rintihan halus terdengar memenuhi gubuk itu.. sesekali kulepas bibirnya dan ku kecup kupingnya seraya membisikkan kata-kata mesra.. “Aku sayang kamu Ria.. kamu cantik sekali..” kemudian kulanjutkan ciumanku dengan kuluman lidahku dalam mulutnya.. Maria ternyata cukup mahir dalam hal cium mencium.. ia melumat habis bibirku dan menjelajah bersih seluruh rongga mulutku.. masih sambil menciumi bibirnya.. perlahan-lahan kubaringkan dan…… kutindaih tubuh sintal Maria dengan tubuh tegapku sehingga buah dadanya yang besar itu serasa hendak pecah tergencet oleh dadaku.. dengan cepat kuturunkan celana dalamku sehingga penisku seakan meloncat keluar dan berdiri tegak mencari tempat berlabuh.. dengan lembut kubimbing tangan kanan Maria ke selangkanganku dan kugenggamkan penis gemukku itu di tangannya. Sambil menggigit dan mengecup bibirku, mata perempuan itu mendelik ketika tangannya memegang raksasa kecil di selangkanganku itu..tangannya secara refleks mulai bergerak maju-mundur..maju-mundur.. my god.. nikmatnya.. betapa nikmatnya kocokan seorang anak perawan yang ibunya pun sering kusetubuhi.. kedua tanganku turun ke pinggang Maria dan dengan cepat menurunkan CD nya.. tiba-tiba Maria meronta, tangannya melepaskan penisku dan berpindah menahan CD nya agar tidak diturunkan.. ia melepaskan bibirnya dari ciumanku dan dengan nafas tersengal-sengal ia mendesah “mas Rafi.. j..jangan mass.. Ria takut keterusan.. Ria takuut… Ria belum siaap…” Aku mengecup kening dan pipinya dengan penuh kasih sayang..”sh..sh..sh..sh..sh…. jangan takut sayang.. ibumu mengalami hal ini 3 tahun lebih dulu dari usiamu yang sekarang.. dan dia ngga menyesal kan?” “Oke..kalau begitu kita akan bermain tanpa mengganggu keperawananmu.. aku akan memasuki hanya kalau kamu minta.. setuju??” Ria tersenyum lega dan mencium bibirku. Tangannya kembali mengocok penisku dan akupun dengan leluasa menurunkan CD nya.. akhirnya… Kaami berdua bergumul dengan penuh nafsu dalam keadaan telanjang bulat… Maria mulai menggelinjang-gelinjang histeris “Ouww..maaaass..maaaasss.. gellliiihhh aouww..” .. terutama bila kugesekkan penis raksasaku ke klit nya. Untuk menambah kenikmatan gesekan itu.. Maria mengangkat kedua pahanya sehingga kepala penisku menusuk-nusuk klitnya yang….ya ampuuun…sudah sangat bengkak itu… tiba-tiba kurasakan hal yang aneh di kedua pahaku…ya ampuuun.. lintah-lintah kurang ajar itu ternyata dengan santainya masih menikmati darahku.. Kuhentikan kegiatanku “Ria.. tolong aku ya?? Tolong buang lintah-lintah di kakiku..” Ria tertawa seraya mendorong badanku ke samping “Ya ampun..mas.. saking asyiknya Ria jadi lupa..” “Kamu ngerasa asyik Ria ?” tanyaku memancing. Mariia tertunduk sambil tersenyum lalu menganggukkan kepala. “Pernah ngerasain asyik yang seperti ini dengan orang lain ? Pancingku lagi.. c’mon Fi.. cut it out.. it’s none of your business.. tapi aku penasaran mendengar jawabannya.. sambil masih terus menunduk Maria menggelengkan kepalanya.. tampak ia menggigit bibirnya tanda menahan rasa malu.. yessss so I am the first time.. yessss…. to be the first selalu memberikan kebanggaan tersendiri… yesss .. (dasar laki-laki !! first time aja diributin !!). Aku berbaring sambil mengangkang, mata Maria tak bisa lepas dari penis gemukku yang masih berbaring tegak dengan kepalanya yang nyaris menyentuh puser. Tangannya menaburkan garam di tubuh lintah-lintah sialan itu.. dan tak lebih dari semenit, binatang menjijikkan itu sudah pada berjatuhan. Maria melemparkannya jauh-jauh.. lalu langkah berikutnya ? Maria mendekatkan mukanya ke arah selangkanganku perlahan-lahan.. semakin dekat.. semakin dekat.. dan terasa paha bagian dalam kaki kiriku di sedot.. setelah beberapa saat ia berpindah meneyedot bekas gigitan lintah di kaki kananku.. ketika itu kugesekkan penis raksasaku d pipinya ..tiba-tiba ia melepaskan sedotannya lalu membaringkan kepalanya di atas penisku lalu seraya memejamkan mata ia membelainya dengan pipi kanan dan kiri.. seperti sedang menyayangi anak kucingnya.. lalu ia menciumi dan menjilati batang penisku dari arah testis keatas..terus ke atas.. perlahan tapi pasti terus ke atas… sejenak ia berhenti di urat di bawah kepala penisku dan menggigitnya..”Yaaaahhh..ouwww Ria.. enaknya.. belajar dari mana kamu..?” “movie..” jawabnya pendek dan seketika itu juga ia membuka mulutnya lebar-lebar dan mengamblaskan seluruh penisku ke dalam mulutnya… sungguh kasihan melihat Maria di saat itu.. ia persis seperti seorang anak yang memasukkan 2 buah pisang ambon ke dalam mulutnya… besar sekali.. Kemudian ia menaikkan kepalanya naik.. turun..naik.. turun.. tiba-tiba naik-turun, naik-turun, kebih cepat lagi..lebih cepat lagi… aku bangkit duduk dan membelai punggung mulus Maria, yang dilanjutkan dengan meremas kedua buah dada besar anak gadis itu terasa benar kenyanya di telapak tanganku..”Mmmmhhh..Emhhhhh…Emhhhhhhh” ia menjerit-jerit sambil terus mengulum ketika kuperas keras-keras kedua buah dadanya… tiba-tiba aku berbaring kembali, namun tubuhku kupindahkan sedemikian rupa sehingga wajahku tepat berada di bawah vaginanya..yess 69 position.. dan… kubenamkan wajahku dalam hutan lebat milik perawan ini.. Aku menjilati seluruh bagian bibir luar maupun dalam vagina Maria.. Perempuan itu menggelinjang-gelinjang dengan dasyat di atas perutku. Ia juga tak menolak ketika kuselipkan lidahku ke dalam vaginanya..semakin dalam.. semakin dalam.. lalu dengan lidah ditegangkan aku menggerakkan mukaku maju-mundur di bawah vagina Maria.

Perempuan itu sungguh-sungguh sedang dalam puncak birahinya sehingga ia benar-benar lupa diri.. satu-satunya hal dalam benaknya adalah.. kepuasan seksual.. apapun itu namanya… Kugulingkan kembali Maria, lalu kutindih tubuh sintalnya.. kembali kuciumi kuping dan lehernya.. mata Maria tampak terpejam dan kulihat ia sudah mengangkangkan pahanya seakan menanti sesuatu.. aku agak ragu-ragu melihat sikapnya itu.. tapi tak ada salahnya mencoba.. kuarahkan kepala penisku ke dalam vaginanya. Kutempelkan di pintunya yang sempit itu.. tak ada perlawanan.. hanya rintihan penantian yang menggairahkan.. “mas.terus masss…” aku mulai memasukkan penisku ke dalam vagina sempit itu.. 1 cm..3 cm.. 5 cm.. Maria menggigit bibir.. ia menghayati betul masuknya penisku centi demi centi… 7 cm.. “aaaaahh…..” 10 cm… “aaaAAAHH…” dan…16 cm ..”AAAAAAAAHHHHH…”BLESSSSS.. amblas sudah keperawanan Maria. Tampak darah segar meleleh dari vaginanya dan membasahi bivak di bawah. Maria menggigit bibir..alisnya berkerut..expresinya menunjukkan ia sedang merasakan kesakitan… buah dadanya yang bergeletar kesana kemari kuremas dan kusedot… tiba-tiba aku mulai menggenjot penisku keluar masuk vagina Maria.. “aaahhhh..mas…aduh enaknyah..aduh enaknyahhh..aaaahhhh..” Maria menjerit-jerit histeris mirip tantenya Atika. Gerakanku semakin cepat dan semakin cepat.. tiba-tiba kurasakan otot-otot vagina Maria berkontraksi.. seluruh tubuh wanita itu menegang..Maria memelukku dan mencium bibirku erat-erat…Juga pinggulnya berputar semakin cepat.. Aku semakin cepat menggenjot penisku.. makin cepat.. makin cepat.. tiba-tiba kurasakan sesuatu menyemprot dari penisku… “RIIIAAAAAA…” “mmas RAFIII…AAAAAAHH…” crat..crat..crat..crat…crat….. aku menembakkan spermaku seraya menerima siraman air panas dari vaginanya. Kami terhempas setelah mengarungi samudera birahi penuh nafsu ini. Maria memejamkan matanya. Tampak ada air mata meleleh di ujungnya.. “Ria bahagia mas…Ria puas..” Kami saling bercumbu mesra sambil berpelukan selama kurang lebih lima belas menit, sebelum memutuskan untuk menggunakan baju lembab dan meneruskan perjalanan ke Batu Sumur. Survey itu sukses, dan aku sempat sekali lagi bersetubuh dengan Maria disebuah motel di Bogor sebelum kembali ke rumah.

Sampai bulan ke 6, aku menjalani kehidupan sex yang paling mengggairahkan selama hidupku. Setiap minggu aku harus menyetubuhi at least mbak Eva dan anaknya Maria… juga Atika bila suaminya berlayar.. Sesudah bulan ke-6 aku kembali ke Jakarta. Hubunganku dengan Maria berlanjut hingga kini. Mbak Eva hanya tau bahwa kita pacaran, tanpa tahu bahwa hubungan kami sudah seperti suami istri. Semenjak aku menjalin hubungan serius dengan Maria, aku berhenti berhubungan sex dengan mbak Eva. Janda cantik itu setahun kemudian menikah dengan seorang duda tanpa anak. Atika melahirkan seorang anak hasil hubungannya denganku. Namun, suaminya hanya tahu bahwa itu adalah anaknya. Atika mendapatkan sensasi yang luar biasa karena bisa memperoleh anak dari bukan suaminya. Sensasi ini berupa perasaan dendam yang terbalas. Aku hidup bersama dengan Maria yang tak pernah mengetahui hubunganku dengan ibu dan tantenya…dan aku menghentikan petualangan sex ku setelah Maria ada di sisiku..at least sampai hari ini… entah besok, atau lusa.. TAMAT.- INIDEWA


Link Alternatif :
♣ www.inikorek.com
♣ www.ini31.com

Silahkan di Download aplikasi LiveChat kami di HP anda bosku :
IOS
bit.ly/ikingid ->inidewa

ANDROID
Link APK IniDewa : http://bit.ly/livechatinidewa

Contact :
♥ LINE : inidewa
♥ Whats App : +85595658445
♥ WE-CHAT : ini_Dewa


Video + Cerita Sex LIHAT MEMEK TANTE CANTIK BUAT KONTOL KU NGACENG

INIDEWA - Sebelum aku menulis isi dari cerita ini, aku akan memberikan gambaran sekilas tentang tanteku ini, Tingginya sekitar 167-an, lingkar dadanya sekitar 34-an, pinggulnya 32-an, aku menambahkan “an” karena aku kurang tahu pasti besar masing-masing bagian tubuhnya itu.

Kejadian itu terjadi di Denpasar Bali, tahun 1998, aku waktu itu kelas 3 SMU di salah satu SMU di Denpasar. Tapi sekarang aku kuliah di Jakarta di salah satu kampus yang tidak begitu terkenal di Jakarta. Aku memang sudah lama sekali sangat menginginkan tubuh tanteku itu, tapi butuh penantian yang lama, kira-kira sejak aku SMP. Mulailah kuceritakan isinya. Waktu itu sekitar jam 12.30 WITA, matahari benar-benar panasnya minta ampun, terus motorku endut-endutan. Wahhh! benar-benar reseh dah.


Tapi akhirnya aku sampai di kost-kostan, langsung saja aku ganti baju, terus sambil minum air Aqua, wuahhh, segar tenan rek. Lalu tiba-tiba belum kurebahkan badan untuk istirahat handphone-ku bunyi, ternyata dari tanteku, lalu kujawab,
“Halo Tan, ada apa?”
“Kamu cepet dateng ya!” ucap tanteku.
“Sekarang?” tanyaku lagi.
“La iya-ya, masa besok, cepet yah!” ujar tanteku.
Lalu aku bergegas datang ke rumah tanteku itu.




Sesampainya di sana, kulihat rumahnya kok sepi, tidak seperti biasanya (biasanya ramai sekali), lalu kugedor pintu rumah tanteku. Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari dalam. “Masuk aja Wa!” teriak tanteku. Oh ya, namaku Dewa. Lalu aku masuk langsung ke ruang TV. Terus aku tanya,
“Tante dimana sih?” tanyaku dengan nada agak keras.
“Lagi di kamar mandi, bentar ya Wa!” sahut tanteku.
Sambil menunggu tanteku mandi aku langsung menghidupkan VCD yang ada di bawah TV, dan menonton film yang ada di situ. Tidak lama kemudian tanteku selesai mandi lalu menghampiri aku di ruang TV. Oh my god! Tanteku memakai daster tipis tapi tidak transparan sih, tapi cetakan tubuhnya itu loh, wuiiihhh! Tapi perlu pembaca ketahui di keluargaku terutama tante-tanteku kalau lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi.


Aku lanjutkan, lalu dia menegurku.
“Sorry ya Wa, Tante lama.”
“Oh, nggak papa Tante!” ujarku rada menahan birahi yang mulai naik.
“Oom kemana Tante?” tanyaku.
“Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali),” jawab tanteku.
“Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?” tanya tanteku lagi.
“Wah nggak tau Tante, Dewa sibuk sih,” jawabku.
“Eh Wa, kamu nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, ya Wa?” tanya tanteku sedikit merayu.

Wow, mimpi apa aku semalam kok tanteku mengajak tidur di rumahnya, tidak biasanya, pikirku.
“Tante kok nggak ikut?” tanyaku memancing.
“Males Wa,” jawab tanteku enteng.
“Ooo, ya udah, terus Dewa tidur dimana Tan?” tanyaku lagi.
“Mmm… di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!” ujar tanteku.
Oh god! what a miracle it this. Gila aku tidak menyangka aku bisa tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku.
“Oke deh!” sahutku dengan girang.

Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.
“Waaa…! Dewaaa…! udah mandi belum?” teriak tanteku memanggil.
“Bentar Tan!” jawabku.

Memang saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor adalah kebiasaanku, karena aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga jualnya pasti tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap hilang. Setelah melap motor, aku bergegas mandi. Di kamar mandi tiba-tiba pikiran kotorku muncul lagi, aku berpikir dan mengkhayalkan kemaluan tanteku, “Gimana rasanya ya?” khayalku.

Terus aku berusaha menghilangkan lagi pikiran itu, tapi kok tidak bisa-bisa. Akhirnya aku mengambil keputusan dari pada nafsuku kupendam terus entar aku macam-macam, wah pokoknya bisa gawat. Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di puncak-puncaknya aku onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang mengetuk. Kontan saja aku kaget, ternyata yang masuk itu adalah tanteku. Mana pas bugil, sedang tegang lagi kemaluanku, wah gawat!

“Sibuk ya Wa?” tanya tanteku sambil senyum manja.
“Eh… mmm… so… so… sorry Tan, lupa ngunci,” jawabku gugup.
Tapi sebenarnya aku bangga, bisa menunjukkan batang kemaluanku pada tanteku. Panjang batang kemaluanku pas keadaan puncak bisa mencapai 15 cm, pokoknya “international size” deh.
“Oh nggak papa, cepetan deh mandinya, terus langsung ke kamar ya, ada yang pengen Tante omongin.”
“Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih,” pikirku.
Lalu aku cepat-cepat mandi, terus berpakaian di dalam kamar mandi juga, tidak sempat deh melanjutkan onani, padahal sudah di puncak.

Setibanya di kamar tanteku, aku melihat tante memakai celana pendek, sangat pendek, ketat, pokoknya seksi sekali, terus aku bertanya,
“Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?” tanyaku takut-takut sambil duduk di atas tempat tidur.
“Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu lho,” ujar tanteku.
“Emangnya Oom kenapa Tan?” tanyaku lagi.
Dalam hatiku sebenarnya aku sudah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi aku berharap tante menawarkan kemaluannya padaku. Dengan seksama aku medengarkan cerita tanteku itu.

“Sebenernya Tante nggak begitu bahagia sama Oom-mu itu, tapi dibilang nggak bahagia nggak juga, sebabnya Oom-mu itu orangnya setia, tanggung jawab, dan pengertian, yang bikin Tante ngomong bahwa Tante nggak bahagia itu adalah masalah urusan ranjang,” ujar tanteku panjang lebar.
“Maksud Tante?” tanyaku lagi.
“Ya ampun, masih nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka cepet nge-down, nah ngertikan?” tanya tanteku meyakinkan aku.
“Ooo…” ucapku pura-pura tidak mengerti.
“Mmm… Wa, mau nggak nolongin Tante?” tanya tanteku dengan nada memelas.
“Bantu apa Tan?” tanyaku lagi.
“Kan hari ini sepi, terus Oom-mu kan nggak ada, juga sekarang Tante lagi terangsang nih, mau nggak kamu main sama Tante?” tanya tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku.

Gila! Ternyata benar juga yang aku khayalkan, Tanteku minta! Cihui! ups tapi jangan sampai aku terlihat nafsu juga, pikirku dalam-dalam.
“Tapi Dewa takut Tante, nanti ada yang ngeliat gimana?” ucapku polos.
“Loh…! kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa,” jawab tanteku meyakinkan.
“Ya udah deh,” ujar tanteku sambil memulai dengan menempelkan tangannya ke kemaluanku yang sebenarnya sudah menegang dari tadi.
“Wow… gede juga ya! Buka dong celanamu Wa!” ujar tanteku mesra.
Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat pula tanteku memegang kemaluanku yang sudah over size itu. Sambil mengocok batang kemaluanku dengan tangan kirinya, tangan kanan tanteku memegang payudaranya dan mengeluarkan bunyi-bunyi yang merangsang. “Emf… ehm… mmm… gede banget kemaluanmu Wa!” ujar tanteku.

Aku tidak terlalu mendengarkan omongan tanteku, soalnya aku sudah “over” sekali. Lalu tanteku mulai menempelkan kemaluanku ke mulutnya, dan dengan seketika sudah dilumatnya batang kemaluanku itu.
“Oh God! Eh… eh… ehm… e… nak… Tante… terus Tan…!” ujarku merasakan nikmatnya kuluman tanteku itu. Tanteku lalu merebahkan tubuhku di atas ranjangnya, lalu dengan ganas ia menyedot batang kemaluanku itu, lalu ia memutar tubuhnya dan meletakkan liang kemaluannya di atas mukaku tanpa melepaskan kemaluanku dari mulutnya. Dengan sigap aku langsung menjilat liang kemaluan tanteku. Merasakan itu tanteku mengerang keenakan. “Aaah… Wa… enak… terus Wa… terus jilat…!” erang tanteku keras-keras. Mendengar itu, nafsuku makin bertambah, dengan nafsu yang menggebu jilatan ke kemaluannya kutingkatkan lagi, dan akibatnya tanteku mengalami orgasme yang dahsyat, sampai-sampai mukaku kena semprotan cairan kewanitaannya. “Oh Dewa… Tante sayang kamu… uh… ka.. ka… mu ponakan Tante paling… heee… bat… aaah,” puji tanteku sambil mengerang merasakan nikmat.

Aku merasa bangga karena aku masih bertahan, lalu aku membalikkan tubuh tanteku sehingga ia terlentang. Kuangkat kedua kakinya sehingga terpampanglah liang kemaluannya berwarna pink merekah. Sebelum aku mulai menu utamanya, pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu, setelah terbuka, aku mulai memainkan mulutku di puting payudaranya, dan kemaluanku yang telah “over” tadi kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya. Perlahan aku menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun, mulai dari puting terus ke perut lalu ke paha sampai akhirnya tiba di bibir kemaluannya. Dengan penuh nafsu aku menjilat, menyedot, sampai menggigit saking gemasnya, dan rupanya tanteku akan mengalami orgasmenya lagi. “Ooohh… Waaa… Tante mau keee… luuu.. aar! Aaah…!” erang tanteku lagi sambil menjambak rambut kepalaku sehingga wajahku terbenam di kemaluannya. “Wa, udah ah, Tante nggak kuat lagi, Oom-mu mana bisa kayak gini, udah deh Wa, lansung aja tante pengen langsung ngerasain itu-mu.”

Tubuhnya kutopang dengan tangan kiri, sementara tangan kiri membimbing batang kemaluanku mencari sarangnya. Melihatku kesulitan mencari liang kemaluan tanteku, akhirnya tanteku yang membimbing untuk memasukkan batang kemaluaku ke liang kemaluannya. Setelah menempel di lubangnya, perlahan kudorong masuk batang kemaluanku, dorongan itu diiringi dengan desahan tanteku. “Egghmm… terus Waa… pelan tapi terus Wa… egghhmm…!” desahan tanteku begitu merangsang. Aku sebenarnya tidak senang dengan permainan yang perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang kemaluanku, kukeraskan sehingga tanteku teriak kesakitan. “Aaahh… Waaa.. saaakitt… pelan-pelan… aargghhh…” teriak tanteku menahan sakitnya itu. Dan tidak percuma, batang kemaluanku langsung terbenam di dalam liang kehormatannya itu. Setelah itu batang kemaluanku, aku maju-mundurkan perlahan, untuk mencari kenikmatan.

Dengan gerakan perlahan itu akhirnya tanteku menikmati kembali permainan itu. “Ah… uh… terus Wa… enak sekali… itu-mu gede sekali… eggghh… lebih enak dari Oom-mu itu… terus Waaa…” erang tanteku keenakan. Lalu lama-lama aku mulai mempercepat gerakan maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yang dahsyat dari tanteku, ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang kemaluanku mulai berdenyut,
“Tan… saya mauuu… kelu… arrr… nih…!”
“Di dalam aja Waaa… Tante… juugaa… mauuu keeluaaarr… aaarrgghh…!”
Akhirnya kami keluar bersama-sama, kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh… begitu nikmatnya.

Setelah itu kucabut batang kemaluanku dari liang kemaluan tanteku, terus kuberikan ke mulut tanteku untuk dibersihkan. Dengan ganas tanteku menjilati spermaku yang masih ada di kepala kemaluanku hingga bersih. Setelah itu tanteku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan aku tetap berada di kamar, tiduran melepas lelah. Setelah tanteku selesai membersihkan diri, ia kembali ke kamar dan segera mencium bibirku, lalu ia bilang bahwa selama oom-ku di Singaraja, aku diharuskan tinggal di rumah tanteku dan aku jelas mengiyakan. Lalu tante juga bertanya apakah keadaan kostku bebas, maka kujawab iya. Lalu tante bilang bahwa kalau misalnya oom-ku ada di rumah, terus tanteku ingin main denganku, tanteku akan mencariku ke kost, aku hanya manggut-manggut senang saja.. TAMAT.- INIDEWA


Link Alternatif :
♣ www.inikorek.com
♣ www.ini31.com

Silahkan di Download aplikasi LiveChat kami di HP anda bosku :
IOS
bit.ly/ikingid ->inidewa

ANDROID
Link APK IniDewa : http://bit.ly/livechatinidewa

Contact :
♥ LINE : inidewa
♥ Whats App : +85595658445
♥ WE-CHAT : ini_Dewa


Video + Cerita Sex SEX BEBAS KIDZ JAMAN NOW

INIDEWA - Aku sekolah di sebuah SMU swasta favorit di Kota Surabaya, Sudah setengah setahun ini hidupku penuh berisi dengan kesenangan-kesenangan yang liar. Seperti sering Dugem,  ineks dan bahkan ketagian seks bebas.

Sampai akhirnya aku terjerumus dalam ambang batas kehancuran.  Terombang-ambing dalam dilema dan serba ketidak pastian.  Aku merasa bingung apa yang kucari.  Aku bingung harus kemana arah dan tujuan hidupku.  Semua yang selama ini kulakukan tidak memberikan kemajuan yang positif.  Bahkan aku nyaris gila.


Malam itu entah malam keberapa aku ke diskotik dgn Martin.  Setelah triping gila-gilaan bersama teman-teman,  aku pulang bersama Martin.  Sebenarnya aku malas pulang  krna  masih dalam keadaan on berat.  Gara-gara Bandar gede dari Jakarta datang,  semua jadi kebanyakan ineks.  Badanku terus bergetar tiada henti,  dan rahangku bergerak-gerak ke kiri dan kekanan.  dgn eratnya aku peluk lengan Martin seakan-akan takut kehilangan dirinya.Tidak seperti biasanya Martin mengajakku putar-putar keliling kota.  Mungkin dia kasihan melihat aku masih on berat dan tidak tega membiarkan aku sendirian di rumah.  Aku sih senang-senang saja.  Kuputar lagu-lagu house music agak kencang,  meski aku tahu akibatnya bisa fatal.Tak sampai lima menit,  lagu house music dan hembusan hawa AC yang dingin membuat aku on lagi! Aku menggerak-gerakkan badan,  kepala dan tanganku di bangku sebelah.  Rasanya asyik sekali triping dalam mobil yang melaju membelah kota! Martin tertawa melihat aku memutar-mutar kepala seperti angin puyuh.  “Untung kaca film mobilku gelap.  Jadi aku  tidak  perlu takut orang-orang melihat tingkahmu!” ujarnya.  Hahaha..  rasanya ketika itu aku tidak peduli mau dilihat orang,  polisi,  hansip atau siapa pun juga,  aku tidak akan peduli! Lagipula ini masih jam 3 pagi.




Setelah setengah jam kami putar-putar kota,  akhirnya kami sampai di daerah sekitar rumah Martin.  Martin menyarankan agar aku meneruskan tripingku di rumahnya.  Sebab terlalu riskan bila triping di jalanan seperti itu.  Kalau sedang sial bisa ketangkap polisi.  Aku yang sudah tidak bisa berpikir lagi Cuma mengiyakan semua omongannya.  Sampai di rumahnya,  aku langsung diantar ke kamarnya.  Sambil meletakkan kunci mobil,  Martin menyalakan ac dan memutar lagu house music untukku.  Wah dia benar-benar ingin membuat aku on terus sampai pagi! Ok,  Aku layani! Kurebut remote ac dari tangannya dan ku setel dgn temperatur paling rendah.  Martin yang sudah drop,  begitu mencium bau ranjang langsung hendak merebahkan badannya yang besar itu ke tempat tidur.  Tentu saja aku tidak ingin tripping sendiri! Kutarik tangannya dan kuajak dia goyang lagi.  Martin mengerang dan tetap menutup wajahnya dgn bantal.  Tingkahnya dibuat manja seperti anak kecil.  Tidak habis pikir aku segera mencari koleksi minumannya di mejanya.  Kusambar sebotol Martell VSOP dan kupaksa dia minum.


Mulanya Martin menolak dgn alasan besok harus kerja.  Namun aku memaksa terus hingga dia tak berkutik.  Beberapa teguk Martell membuahkan hasil juga.  Martin bangun dan duduk didepanku.  Aku segera memeluknya dari belakang dan menggodanya dgn manja.  “Kalau kamu mau nemenin aku tripinng..  hari ini aku jadi milikmu.” “Milikku sepenuhnya..? Ehm..  I love it!” Balas Martin nakal.  “Ya..ehm..  jadi milikmu..” gumamku di dekat telinganya.  Aku memeluknya dari belakang dan menciumi telinganya sampai dia kegelian.  Aku terus menggodanya dgn menciumi leher dan bahunya.  Tiba-tiba dia membalikkan badan dan menyergapku! Aku kaget juga dan berteriak kecil.  Martin mendekapku erat-erat dan balas menciumi wajah,  leher dan telingaku.  Aku menjerit-jerit kegelian oleh tingkahnya.

Lama-lama ciuman Martin semakin turun ke bawah.  Dia melorotkan tali tank-topku dan menciumi buah dadaku dgn ganas sambil mendengus-dengus.  Aku bergetar menahan geli dan rangsangan yang hebat.  Otot-otot badan dan kakiku terasa kaku semua.  Tidak puas menciumi dadaku,  Martin meloloskan bra yang menutupi dadaku sehingga kedua buah dadaku tersembul keluar.  “Woow..  aku paling suka payudaramu!” desisnya.  Aku paling suka kalau keindahan tubuhku dipuji.  Dia mengucapkan kata-kata itu dgn mata berbinar-binar sehingga membuatku tersanjung.  Tentu saja aku langsung menutupi dadaku dgn kedua tanganku seakan-akan melarangnya untuk melihat.

Sedetik setelah itu dia membuka kedua tanganku dan membungkuk kearah dadaku lalu mendekatkan mulutnya ke puting kananku.  Dengusan napasnya yang mengenai putingku sudah bisa membuatku menggelinjang.  Pelan-pelan lidahnya menjilat putingku sekilas,  lalu berhenti dan memandang reaksiku.  Aku memejamkan mata dan mendengus.  Perasaanku melambung sampai ke awang-awang! Ketika kubuka mataku,  dia memandangku sambil tersenyum nakal.  Aku memukulnya.  Setelah itu dia menjilat puting kiriku sekilas.  Aku kembali menggelinjang-gelinjang.  Aku merasa detik-detik penantian apa yang akan dilakukan Martin pada putingku membuat aku makin penasaran.  Aku mengerang-erang ingin agar Martin meneruskan aksinya.

Aku sudah sangat terangsang hingga memohon-mohon padanya agar memuaskan aku.  Martin tersenyum manis sekali lalu mulai memasukan putingku ke mulutnya.  Putingku dipermainkan dgn mulut dan lidahnya yang hangat.  Aku bergetar dan menggelinjang menjadi-jadi.  Kepiawaian Martin merangsang dan memuaskan aku sudah terbukti.  Rangsangan yang hebat melupakan segala janji yang pernah kubuat.  Martin sangat terangsang rupanya.  Aku merasa ada yang mengganjal di bagian bawah perutku dan menyodok-nyodok kemaluanku.  Aku membuka kedua kakiku lebar-lebar dan merubah posisi pinggulku agar kemaluanku bergesekan dgn penisnya.  Tiap kali penisnya menggesek klitorisku aku mengerang dan merenggut apa saja yang bisa kurenggut termasuk rambutnya.  Napas kita yang mendengus-dengus bersahut-sahutan bersaing dgn lagu house music yang memenuhi ruangan.

Martin meneruskan aksinya sambil melepas pakaianku satu persatu hingga aku telanjang bulat.  Aku menatap wajahnya dgn perasaan tak karuan.  Lalu dia membuka pakaiannya sendiri dan mulai menyerangku dgn ganas.  Aku diciumi mulai mulut turun ke leher lalu ke buah dadaku.  Setelah itu turun lagi melewati pusar dan bulu kemaluanku.  Dia berhenti seketika sambil melihat aku yang sudah terangsang berat.  “Martin..  cium anuku please..” pintaku terbata-bata.  “Hehehe..” Desisnya pelan.Lalu tanpa menunggu perintah kedua kalinya,  dia mulai merubah posisinya agar mulutnya pas di kemaluanku.  Setelah itu kakiku dibuka lebar-lebar ke atas sehingga kemaluanku menyembul di antara pahaku.  Aku merasa hawa dingin menerpa bagian dalam kemaluanku yang merekah.  Aku memejamkan mata berdebar-debar menunggu Martin memulai aksinya.

Martin menciumi sisi luar kemaluanku dgn perlahan.  Aku mengerang tertahan dan mengerutkan dahi.  Rasanya geli sekali! Ciumannya bergerak ke tengah dan berhenti di klitorisku.  Klitorisku diciuminya lama sekali seperti kalau dia menciumi bibirku.  Dia mengulum dan kadang menyedot kemaluanku dgn kuat.  Aku mendesah-desah keras sekali.  Tak tergambarkan rasanya.  Lalu ketika lidahnya ikut bermain,  aku tak kuat menahan lebih lama lagi.  Dibukanya bibir kemaluanku dgn jarinya,  lalu lidahnya dimasukan diantaranya.  Lidahnya memilin-milin klitorisku dan kadang masuk ke vaginaku dalam sekali.

Erangan panjang menandakan kenikmatan yang tiada taranya.  Aku malu sekali ketika orgasme dihadapannya.  Ritme ciumannya pada kemaluanku perlahan-lahan mengendur seiring dgn tekanan yang kurasakan.  Martin memang hebat.  Dia sudah berpengalaman memuaskan ceweq.  Dia bisa tahu timing yang tepat kapan harus cepat dan kapan harus pelan.  Aku jadi curiga apa dia berprofesi sebagai gigolo yang biasa memuaskan Tante-Tante kesepian.  Hehehe..  “Lho kok cepat? Sudah terangsang dari tadi ya?” tanyanya sambil senyum-senyum mesum.  Mukaku memerah ketika aku tak bisa menjawab pertanyaannya.  Aku memukulnya dgn bantal sambil menggodanya.  “Kamu gigolo ya? Kok hebat banget?” “Eh,  gigolo! Kurang ajar! Gua ini memang Don Juan Surabaya ya! Belum pernah ada ceweq yang tidak puas kalau main denganku!” katanya pongah.  “Teman-temanku sampai menjuluki aku ‘Sex Machine’!” lanjutnya.  “Ngibul! kamu pasti gigolo!” godaku sambil memukulnya dgn bantal lagi.  Kami perang mulut selama beberapa ketika.

Setelah itu Martin mengakhirinya dgn berkata,  “Enak aja menghinaku! Sebagai balasannya,  nih..” Martin melompat kearahku dan memasukkan kepalanya diantara kakiku.  Dia langsung melumat kemaluanku dgn mulutnya lebih ganas lagi padahal kemaluanku masih berdenyut-denyut geli.  Aku menjerit-jerit  krna nya.  Gelinya luar biasa! Entah apakah kemaluanku sudah sangat basah atau tidak,  aku mendengar bunyi berkecipak di kemaluanku.  Rasa geli yang menerpa segera berubah menjadi nikmat.  Aku terhanyut lagi dalam permainan lidahnya.  Aku orgasme untuk yang kedua kalinya.  Badanku rasanya lemas semua.  Malam itu aku mudah sekali orgasme.  Entah apa mungkin itu  krna  pengaruh ineks atau memang aku sudah dalam keadaan puncak,  aku tidak tahu..  Kami break sebentar.  Martin tidur terlentang.  Kulihat penisnya berdiri tegak bagai tugu monas.  Kepalanya yang merah mengkilat  krna  cairan maninya meleleh keluar.  Aku duduk di dipangkuannya dan memegang penisnya yang keras.  “Lho,  sejak kapan celana dalammu lepas? Aku kok  tidak  tahu?” tanyaku.  “Hehehe..  kamu merem terus dari tadi sampe  tidak  tahu kalo burungku sudah menunggu-nunggu ditembakkan ke sasaran!” candanya.

Aku kasihan padanya.  Kuelus-elus penisnya sambil menggodanya.  Lalu aku naik ke atas tubuhnya dan duduk tepat diatas penisnya.  Martin tampak terangsang melihat tindakanku.  Kugoyang-goyangkan pinggulku maju mundur diatas penisnya sambil kuelus-elus dadanya.  Martin memejamkan matanya sambil merasakan sentuhan-sentuhan kemaluanku di penisnya.  Aku juga merasa geli-geli nikmat ketika penisnya yang keras dan licin menggeser klitorisku.  Lama-lama Martin tidak kuat menahan rangsangan.  Dia bangkit dan memeluk tubuhku.  Kami berciuman.  Tanpa mempedulikan bau cairan vaginaku di mulutnya,  aku terus menggoyangkan pinggulku maju mundur.  Kemaluanku yang basah semakin memudahkan penis Martin bergesekan diantar bibir kemaluanku.  Gerakan kami makin lama makin liar,  sampai akhirnya pertahananku runtuh!

Penis Martin mengoyak keperawananku! Kepala penisnya selip dan masuk ke vaginaku.  Aku menjerit kaget dan gerakanku terhenti.  Untuk seketika aku merasa sakit  krna  ada benda sebesar itu masuk ke vaginaku.  Martin juga berhenti dan hendak mencabut penisnya dari vaginaku.  Namun aku mencegahnya.  Aku benar-benar terhanyut dalam fantasiku sendiri akan kenikmatan persetubuhan.  Kupeluknya erat-erat tubuhnya.  Disamping rasa sakit,  aku merasakan suatu kenikmatan yang lain.  Aku ingin merasakan lebih lama lagi.  Secara tak sadar aku merendahkan pinggulku perlahan-lahan sampai penis Martin memenuhi liang vaginaku.  Rasanya sungguh luar biasa! Aku memeluk Martin sekuat tenaga dgn napas terputus-putus.  Kucengkeram punggungnya dgn kuku jariku tanpa peduli dia kesakitan atau tidak.  Tak terlukiskan perasaanku ketika itu.  Aku mengerang-erang.  Rasanya seluruh sarafku terputus dan terpusat di kemaluanku saja.  Martin membiarkanku seketika menikmati moment ini.  Dia pasti juga sedang menikmati koyaknya selaput daraku.

Perlahan-lahan Martin mulai menggoyangkan pinggulnya.  Penisnya bergerak-gerak perlahan dalam kemaluanku.  Aku mendesah mengaduh-aduh menahan nikmat dan geli.  Vaginaku masih sangat sensitif sampai sampai aku tidak tahan ketika penisnya digerak-gerakkan.  Aku menatap sayu pada Martin.  “Kenapa aku  tidak  tahu kalau ML seenak ini? Kalau tahu,  aku sudah dari dulu mau making love sama kamu!” kataku parau.  Mendengar perkataanku,  seketika Martin hanya memandangku tanpa ekspresi.  Aku tidak dapat menebak apa yang ada dipikirannya.  Lalu dgn pandangan yang menyejukkan,  dia mencium keningku dan pipiku.  Aku menjadi tenang dan damai.  Martin,  aku sayang padamu,  aku sayang padamu,  aku sayang padamu.  Tak ada lagi Andrew dalam kamusku.  Aku hanya sayang padamu kataku dalam hati.  Sex jauh lebih memabukkan daripada extacy! Aku tak bisa berpikir jernih! Yang ada dipikiranku hanya terus dan terus..  tanpa akhir..

Martin mulai menggerakkan penisnya keluar masuk vaginaku.  Mulanya perlahan,  lama-lama semakin cepat.  Rasanya mau mati saking nikmatnya.  Aku tak bisa berkata apa-apa.  Hanya erangan dan desahan yang keluar dari mulutku.  Dorongan penisnya yang menghujam keluar masuk ke dalam vaginaku membuatku tak berdaya.  Malam itu aku orgasme empat kali.  Martin menumpahkan spermanya di perutku dan terkapar disebelahku.  Aku juga terkapar kelelahan.  Saking lelahnya aku sampai tidak kuat untuk bergerak mengambil tissue untuk membersihkan spermanya yang tumpah di perutku.  Ternyata orgasme ketika ML jauh lebih nikmat daripada dgn oral seks.  Sungguh berbeda..

Setelah terkapar beberapa ketika,  Martin membopongku ke kamar mandi dan memandikan aku.  Aku terus menerus memandang wajahnya dan mencari-cari sinar apa yang terpancar di wajahnya.  Apakah dia benar mencintaiku atau aku hanya salah satu perempuan koleksinya? Aku terus memeluknya ketika dia membasuh tubuhku dgn air hangat dan membersihkan kemaluanku.  Setelah itu setelah membersihkan diri,  kami tidur kelelahan.

***

Besoknya ketika aku bangun,  Martin sudah tidak ada di sebelahku.  Kulihat jam dinding menunjukkan pukul sembilan.  Detik berikutnya aku baru sadar kalau tidur telanjang bulat dan hanya ditutupi selimut.  Perlahan-lahan memoriku memutar balik kejadian tadi malam.  Agak susah mengingat kejadian semalam setelah pakai ineks dan minum minuman beralkohol.  Setelah ingat semua,  dgn lunglai aku bangkit dan melihat kemaluanku.  Kuraba dan kupegang kemaluanku.  Rasa nikmat dan geli semalam masih terbayang di pikiranku.  Pikiran jelek mulai menggangguku.  Aku sudah tidak perawan! Aku sudah kehilangan keperawananku di usia ke 16 dgn cowoq yang bukan pacarku maupun suamiku! Edan! Aku lepas kendali! Kata-kata Ling mulai teringat kembali.  Ketika dia kehilangan keperawanannya pertama kali,  dia menangis menjadi-jadi semalaman.  Namun sekarang dia sudah biasa dan malah sering making love.  Aku teringat ketika Ling mengenalkan Martin padaku,  dia memperingatkan Martin agar jangan macam-macam padaku.  Berbagai macam kejadian dari awal aku kenal kehidupan malam sampai ketika ini lalu lalang dalam pikiranku seakan-akan menyindirku.  Sekarang semuanya telah terjadi! Aku tak percaya! Aku jadi seperti Ling!

Aku ingin menangis menyesali semuanya! Namun sudah terlambat! Apalagi ketika aku melihat setitik noda hitam pada sprei.  Aku langsung menangis menjadi-jadi.  Aku merasa berdosa! Bayangan wajah Papa Mamaku berkelebat berganti-ganti dalam benakku.  Aku merasa berdosa pada Papaku,  pada Mamaku,  pada kakakku,  pada seluruh keluargaku! Aku ke kamar mandi untuk membersihkan diriku! Aku merasa kotor dan hina! Aku bukan Tina yang dulu lagi! Masa depanku hancur! Siapa yang mau sama aku! Cowoq mana yang mau menerima ceweq seperti aku! Ceweq yang sudah tidak utuh lagi! Ceweq murahan! Aku benci diriku sendiri! Aku benci semua orang! Aku menangis lama sekali di kamar mandi.  Kutumpahkan semua perasaanku dalam air mata yang segera tersapu guyuran air hangat.  Hingga akhirnya aku tergeletak lemas di lantai kamar mandi.

Setelah bosan menangis,  aku segera beranjak dari kamar mandi dan mengenakan pakaian.  Kuambil ponselku dan kukirim SMS pada Ling.  Aku minta dia menjemputku di rumah Martin.  Ling menyanggupi dan berjanji akan menjemput aku sepulang sekolah pukul 13.00 Pukul sebelas Martin pulang ke rumah.  Tiba-tiba perasanku jadi campur aduk ketika kudengar suara mobil Martin memasuki rumah.  Ada perasaan jengkel yang menggebu-gebu padanya.  “Kok berani-beraninya orang segede dia menjerumuskan anak kecil! Dasar hidung belang!” pikirku jengkel.  Aku duduk di ranjang menghadap pintu sambil menunggu dia masuk.  Kusiapkan wajah sesuram mungkin agar dia tahu kalau aku marah padanya.  Aku sudah mempersiapkan diri untuk mendiamkannya selamanya.  Pokoknya dia harus tahu kalau aku marah! Martin yang sepuluh tahun lebih dewasa tahu bagaimana harus bertindak menghadapi aku.  Dia diam saja ketika aku mendiamkannya.  Lalu mulai mengajakku makan.  Aku menolak.  Dia terus mengajakku bicara dan bercerita kalau dia bangun kesiangan sehingga terlambat kerja.  Dia pura-pura tidak tahu aku marah padanya.  Sejurus setelah itu dia mulai memelukku dan mengatakan kalau dia segera pulang  krna  khawatir aku belum makan atau kesepian di rumah.

Lama-lama aku kasihan juga padanya.  Dia baik padaku.  Sebenarnya yang salah aku.  Aku yang memaksanya melakukan itu.  Padahal kemarin dia sudah mau tidur,  aku malah merangsangnya habis-habisan.  Yah,  aku yang salah.  Seperti membangkitkan macan tidur.  Aku pun mulai melunak.  Aku mulai menjawab pertanyaannya sepatah-sepatah sampai akhirnya suasana mulai cair.  Mengerti umpannya mengena,  Martin mulai merayuku dan menggodaku.  Aku tidak tahan digoda dan mulai membalas godaannya.  “Martin,  kamu harus bertanggung jawab! Kamu harus kawin sama aku!” serangku.  “Jangan kuatir sayang! Aku ini dari dulu juga suka sama kamu.  Cuma aku takut kamu yang  tidak  mau sama aku  krna  aku terlalu tua.  Hahahaha..” balasnya.

Aku tidak peduli pikirku.  Toh aku juga merasa cocok dgn Martin.  Dia begitu dewasa.  Dia bisa momong aku.  Masalahnya,  dia sepuluh tahun lebih tua dari aku.  Apa orang tuaku setuju aku menikah dengannya? Pikiranku sudah jauh lebih baik sekarang.  Martin memelukku erat-erat dan menghiburku.  Aku jadi makin sayang padanya.  Akibat kejadian malam itu,  hampir tiap hari aku making love dengannya.  Kami melakukan di rumahnya,  di hotel,  di kamar mandi,  di mobil dan dimanapun kami mau! Berbagai posisi kami lakukan.  Aku benar-benar ketagihan bersenggama! Bahkan kami pernah menginap seharian di hotel dan tidak keluar kamar sama sekali.  Ketika itu aku sampai orgasme sebelas kali waktu making love dengannya! Benar-benar liar dan tak terkontrol!

Acara tripping selalu dilanjutkan dgn making love.  Kesukaan kami adalah triping sambil telanjang bulat berdua di kamar Martin sambil bercumbu.  Asyik sekali rasanya! Ketika pengaruh ineks menurun,  kami bersenggama atau melakukan oral seks untuk membuat on lagi.  Setelah benar-benar habis,  kami lanjutkan dgn minum minuman keras.  Edan..  Dua bulan terakhir ini aku jarang kontak dgn Martin.  Martin sibuk dgn pekerjaannya,  sedangkan aku sibuk diadili oleh keluargaku.  Mereka marah besar padaku dan mengawasiku dgn ketat.  Ponselku disita sementara.  Telepon untukku disortir sama orang tuaku.  Kemana-mana selalu diantar sopir ayahku.  Pokoknya aku jadi tahanan rumah!

Entah siapa yang salah! Aku tak perlu menyalahkan siapa saja selain diriku sendiri.  Aku sendiri pun menyesal menyadari kondisiku sekarang.  Orang luar pada bingung melihat tingkahku.  Aku hidup di dalam keluarga yang harmonis.  Orang  tuaku sayang dan perhatian padaku.  Tapi kok bisa aku terjerumus jadi seperti ini? Hahaha..  memang bodoh apa yang kulakukan.  Penyesalan sudah tidak ada gunanya lagi.  Entah sampai kapan aku bisa berhenti dari dunia gila ini!! TAMAT.- INIDEWA


Link Alternatif :
♣ www.inikorek.com
♣ www.ini31.com

Silahkan di Download aplikasi LiveChat kami di HP anda bosku :
IOS
bit.ly/ikingid ->inidewa

ANDROID
Link APK IniDewa : http://bit.ly/livechatinidewa

Contact :
♥ LINE : inidewa
♥ Whats App : +85595658445
♥ WE-CHAT : ini_Dewa


Video + Cerita Sex PESTA SEX DI ULANG TAHUN SAHABATKU

INIDEWA - Ini berawal ketika aku diundang pesta ulang tahun oleh salah satu teman baik ku, sampai disana betapa kagetnya aku melihat cewek cewek seksi dengan pakaian bikin sange.. jadi lihat cerita ini…

Malam itu adalah malam minggu, hari pembagian raport. Jadi selama seminggu kedepan aku dan anak kampus seindonesia gak bakalan mikirin soal kampus. Itulah enaknya jadi anak kampus, punya waktu libur khusus yang gak perlu khawatirin apapun, soalnya semua biaya senang-senang selama liburan ditanggung sama ortu.


Singkat Cerita, Malam itu aku mendapat undangan datang ke pesta ulang tahun Melly. Ya… hari itu bertepatan dengan ulang tahun Melly yang ke 20. Sebenarnya aku gak begitu dekat dengan Melly, ya walaupun saat semester 1 aku pernah sekelas sama dia, tapi aku jarang banget ngobrol sama dia. Kenapa aku bisa diundang malem itu, soalnya aku dekat dengan Andre, teman se-genk Melly.
Cerita Sex, Andre adalah sahabat baikku, dia sekelas denganku hingga saat ini. Walaupun aku dekat dengan Andre, tapi aku gak dekat dengan teman se-genk Andre. Genk Andre boleh dibilang genknya anak gaul dikampusku, ada 3 orang cowok dan 3 orang cewek : Melly, Sella, Sasa, Hadi, Ari dan Andre. Mereka adalah mahluk tercantik dan terganteng dikampusku. Info tambahan Melly pacaran sama Hadi, Sella pacarnya Ari dan Sasa pacar Andre.




Mungkin seharusnya aku juga masuk ke genk mereka Tapi aku agak males ikut pergaulan mereka yang boleh dibilang terlalu borju dan bebas, aku masih anak baik-baik waktu itu Pesta ultah Melly sangat meriah sekali, orang yang diundang memang tidak terlalu banyak, tapi acara yang disusun begitu menarik. Game-game yang dibuat lucu-lucu dan membuat semua yang datang happy. Selesai acara sekitar jam 21.30, satu persatu tamu undangan pulang, tinggallah aku dan genk Andre, oh iya ditambah Siska teman SMP Melly. Selesai acara kami meneruskan mengobrol gak berarah, cuma becanda-becanda aja.

Sekitar jam setengah sebelas Hadi mengajak kerumahnya, dia bilang rumahnya lagi kosong, ortunya lagi ke luar negeri. Pertamanya aku kira Hadi cuma mengajak para cowok, gak taunya Melly ikutan, tapi tentu aja dia bilang ke orangtuanya mo nginep dirumah Sasa. Tapi ternyata semuanya iku kerumah Hadi, para cewek bilang mo nginep dirumah Sasa, cowoknya cuma bilang mo ke rumah Hadi, dasar para remaja nakal.


Sampai dirumah Hadi, kami ngobrol diruang keluarga, duduk diatas karpet yang empuk sekali. Suasananya udah beda, Melly duduk menyender ke Hadi, Andre duduk dibelakang Sasa sambil meluk dan Ari lagi ngelus-ngelus rambut Sella yang tiduran dipahanya. Gini deh kalo dah diluar pengawasan orang tua . Sedang aku dan Siska duduk sendiri, walo sebenernya Riandi duduk disebelahku, tapi agak jauh. Sebenernya pembicaraan gak jauh beda sama waktu di rumah Melly, sampai suatu saat Melly menggodaku.

“Yan, tuh pacaran sama Siska aja gih, dia lagi kosong tuh” goda Melly ke aku. Aku cuma bisa tersenyum. Aku liat muka Siska merah karena malu.
“Bener loh Yan, baru sebulan putus sama pacarnya, janda kembang nih” lanjut Melly yang disambut tawa yang lain.
Aku cuma ikut tertawa. Sebenernya semenjak dikenalkan ke Siska waktu di pesta tadi aku udah suka sama Siska. Gila bro cantik abis. Kulit putih bersih, rambut hitam sepunggung dan bodynya itu loh, just perfect ! Tapi mana mungkin langsung pacaran iya gak, kenal aja baru beberapa jam.
“Lagian kenapa gak mao pacaran sih ya ?” kata Hadi.
“Ntar gak bisa gini loh” lanjut Hadi sambil mencium pipi Melly. Yang lain tertawa.
“Apalagi gini” lanjut Melly yang kemudian mencium bibir Hadi.
Gila, mereka frech kiss didepan aku ! Yang lainnya cuma tertawa, kayaknya mereka udah biasa deh kissing didepan genk mereka.
“Wah gila ya kalian” kataku.
“Bikin orang jealous aja” kataku sambil ketawa.
“Iya yan, pacaran enak loh, bisa megang ini” Sekarang Andre yang menggodaku sambil megang dada Sasa. Aku kaget dan sempat menelan ludahku.
“Megang ini juga bisa” kata Ari sambil mengelus selangkangan Sella yang memang udah duduk dipangkuannya. Weww… this getting crazy now
“Kok aku mulu yang digodain, si Siska tuh lagi senyum-senyum malu” balasku, tapi mereka cuma ketawa.

Abis itu suasana langsung hening. Mereka konsen sama pasangan masing-masing. Melly yang emang dari tadi udah frech kiss sama Hadi duduk dipangkuan Hadi dan meneruskan ciumannya. Andre juga gak mau kalah mencium Sasa yang duduk disebelahnya dan Ari lagi memeluk Sella dari belakang dan menciumi lehernya. Tinggal aku dan Siska yang saling pandang keheranan.
“Ri, kita ke ruang depan aja yu” Ajakku ke Siska yang masih bengong.
“OK deh” jawabnya sambil mengikuti langkahku ke arah ruang depan.
Sesampainya diruang depan, aku duduk di sofa kecil, sedang Siska duduk di sofa panjang.
“Gila ya mereka” kataku ke Siska. “He..eh, aku kaget mereka berani kayak gitu didepan kita” jawab Siska.
“Aku sih sih penah denger gosip tentang pergaulan bebas mereka, tapi aku gak percaya kalo gosip itu bener” kataku. “Iya sih, aku juga kaget banget” jawab Siska. Kemudian kami terdiam, jujur suara-suara pergumulan mesra yang terdengar sampe ruang depan sangat menggangu konsentrasi dan birahiku.

“Ughhh….” tiba-tiba terdengar pekikan, sepertinya suara Melly.
“Ri, liat yuk mereka lagi ngapain, kok heboh amat sih” ajak ku. “Yu..” jawab Siska excited.
Sesampainya diruang tengah aku kaget luar biasa. Aku sampai tidak bisa bergerak sambil mulutku ternganga melihat adegan didepan mataku. Aku menyaksikan Melly yang sudah full bugil sedang duduk diatas tubuh Hadi yang juga bugil seperti orang sedang mengendarai kuda. Andre yang juga bugil sedang menindih tubuh bugil Sasa, dan Ari walaupun belum bugil memaju mundurkan pinggangnya dibelakang Sella yang sedang menungging… They Having Sex !!! Entah beberapa lama aku terpaku menyaksikan mereka. Penisku yang memang sudah tegang dari tadi mencapai ukuran terbesarnya, dan entah beberapa kali aku menelan ludahku.

Sesampainya diruang tengah aku kaget luar biasa. Aku sampai tidak bisa bergerak sambil mulutku ternganga melihat adegan didepan mataku. Aku menyaksikan Melly yang sudah full bugil sedang duduk diatas tubuh Hadi yang juga bugil seperti orang sedang mengendarai kuda. Andre yang juga bugil sedang menindih tubuh bugil Sasa, dan Ari walaupun belum bugil memaju mundurkan pinggangnya dibelakang Sella yang sedang menungging… They Having Sex !!! Entah beberapa lama aku terpaku menyaksikan mereka. Penisku yang memang sudah tegang dari tadi mencapai ukuran terbesarnya, dan entah beberapa kali aku menelan ludahku.
Tiba-tiba aku mendengar lenguhan kecil dari belakangku. Aku berbalik dan melihat Siska dengan muka memelas. Tangan kanannya meremas dadanya dan tangan kirinya memegang selangkangannya. Aku tambah terkejut.

“Yan… please…” Kata Siska dengan muka memelas kearahku.
Sebenarnya kata-kata Siska gak punya arti apa-apa, tapi yang pasti setelah itu aku mendekatkan bibirku ke bibirnya dan kami mulai frech kissing sambil berdiri.
Aku memeluk Siska dengan erat sambil bibirku menyedot-nyedot bibirnya. Siska membalas tak kalah hebat. Sepertinya dia sudah berpengalaman. Sambil ciuman aku gak mau rugi. Aku mengelus (ato lebih tepat meremas) semua bagian tubuhnya yang bisa aku jangkau, punggungnya, pingganynya pantatnya dan tentu aja dadanya yang besar menantang itu (walau agak sulit memang dalam posisi berdiri)
“Yan, dikarpet aja yuk” ajak Siska.
Aku mengangguk dan menuntun Siska ke sisi karpet yang masih tersedia. Aku melihat Melly yang sekarang diposisi dibawah sedang merem-melek menikmati pompaan Hadi, sedang Sella lagi asik menghisap penis Ari yang sedang menjilati vagina Sella dan Andre sedang memangku Sasa yang seperti kesetanan naik turun karena penis Andre menancap di memeknya.
Aku merebahkan Siska di atas karpet, dan kemudian memulai mencumbunya lagi. Selagi menciumnya, aku merogoh kebalik kaosnya dan mulai meremas dadanya walau masih dihalangi BH. Tapi aku gak puas, aku mulai merogoh kebalik BHnya. Tapi kemudian Siska mengankat dadanya, aku mengerti, dia memintaku melepaskan kait branya.

Tanpa kesulitan aku melepas kait bra yang ada dibelakang itu. Dengan bra melonggar, aku mulai meremas-remas dadanya dengan lebih bebas, kadang aku memutar-mutar pentil dadanya. Siska keenakkan, kadang ciuman lepas karena dia terlalu terlena karena aku meremas-remas dadanya.
Aku dorong kaos Siska keatas. Aku mencoba membuka bajunya. Kemudian Siska bangkit dan melepas kaos dan branya yang sudah terlepas itu. Kemudian dia rebahan lagi. Aku kembali menindihnya, dan menciumnya kembali. Tapi itu gak lama sebab aku kemudian mencium lehernya dan kemudian turun mencium dadanya. Pentil hitam Siska sungguh menggoda, aku tak puas-puas menyedotnya, dan Siska cuma melenguh-lenguh kecil sambil menutup matanya.
Ciumanku turun kebawah lagi, aku menciumi perutnya. Siska membuka matanya memandangku, seperti tidak rela ciumanku berpindah dari dadanya. Tapi setelah aku berusaha membuka ikat kancing celana jinsnya, dia mengerti. Saat aku berhasil membuka kancing dan resletingnya, dia mengangkat pantatnya sedikit. Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, sekalian aku buka celana dalamnya sehingga tubuhnya polos sekarang. Hmm… aku orang terakhir yang masih berpakaian di ruangan itu
Aku membuka pahanya lebar-lebar. Terlihat rimbunan rambut diatas gundukan memeknya. Warnanya hitam sangat kontras dengan warna kulitnya. Aku menyibak rambut yang sudah basah tersebut dan membuka bibir luar memeknya. Terlihat sangat basah, Siska sudah terangsang hebat. Kemudian aku mulai mendekatkan kepalaku keselangkangannya, dan mulai menjilati klenti merah Siska. Siska mengejang-ngejang keenakan. Tanggannya mendorong kepalaku, tapi pahanya menahan kepalaku, he..he..he.. dia gak tahan karena keenakan, tapi gak mau keenakan itu berhenti.

“Ugh…Ugh…Ugh..” cuma itu yang terdengar dari mulut mungilnya.
Cukup lama aku menjilati klentit dan diding vagina Siska. Tanganku terpaksa menahan pantatnya sebab pinggulnya tidak mau berhenti bergerak kekanan kekiri. Tiba-tiba Siska menarik badanku keatas untuk menjajarinya.
“Yan buka dulu baju kamu, biar kita sama-sama enak” Kata Siska yang mencoba melepas ikat pinggangku.
Aku membuka kaosku dan membantu Siska membuka ikat pinggang dan kancing celanaku. Baru resletingku terbuka, Siska sudah tidak sabar, dia merogoh kedalam celana dalamku dan menarik penisku yang sudah tegang full. Kemudian dia mengelus dan mengocok penisku. Aku melanjutkan membuka celanaku… he..he..he… ngapain nerusin dikocok pake tangan kalo ada memek basah yang nganggur Setelah membuka celanaku aku kembali menindih Siska dan menciumnya. Dia sudah tidak sabar, dia menggapai penisku dan mengarahkan ke memeknya. Aku mengangkat badanku sedikit dan mengarahkan penisku kememeknya. Tidak terlalu sulit untuk mengarahkan, sebab tak lama penisku sudah digerbang memeknya. Tidak aku duga Siska malah menekan pantatku agar penisku masuk kedalam memeknya.

“Aghhh…..” pekik Siska saat penisku masuk kedalam vaginanya.
“Sial udah gak perawan” kataku dalam hati, tapi wtf lah ! udah bisa nidurin cewek yang baru dikenal beberapa jam aja udah hebat banget
“Rian, punya elo enak, tegang banget” gumam Siska genit.
Gila mukanya mengoda banget waktu dia bilang itu. Aku mulai memompa vaginanya dengan penisku. Walaupun udah gak perawan, tapi memek Siska sempit banget. Mungkin dia cuma pernah ML sama pacar lamanya.
“Agh..agh…aghh…” desah Siska. “Lagi sayang, dorong lagi…” gumam Siska keenakan. Enggak lama aku memompa memeknya, Siska tiba-tiba memekik
“AKHHH…” sambil memelukku erat. Dia orgasme, memeknya terasa jauh lebih licin karena cairan orgasmenya.
Aku bangkit dan memiringkan tubuhnya. Sekarang aku menusuk memeknya dari arah samping. Tidak sulit sebab memeknya sedang banjir lendir. Aku mulai memompanya. Siska cuma bisa memandangku yang sedang hebat memompanya sambil melenguh-lenguh kecil.
Aku bangkit dan memiringkan tubuhnya. Sekarang aku menusuk memeknya dari arah samping. Tidak sulit sebab memeknya sedang banjir lendir. Aku mulai memompanya. Siska cuma bisa memandangku yang sedang hebat memompanya sambil melenguh-lenguh kecil. Aku bosan kemudian menunggingkan tubuh Siska. Siska mengerti, dia melebarkan pahanya. Aku kemudian memulai mengentotnya dengan posisi doggy style. Aku setuju posisi ini memang enak sekali… Tidak lama kemudian tubuh Siska kembali menegang dan dia memekik kembali
“AGHH…..” kemudian tubuhnya ambruk kebawah. Hmm… sial, dia udah 2 kali orgasme sedang aku belom apa-apa…
Aku membalik tubuh Siska dan menelentangkannya. Sebenarnya aku kasiahan melihat wajah Siska yang kelelahan itu, tapi nafsuku udah keubun-ubun, aku harus orgasme dan melepaskan spermaku !
“Ri, aku masukin lagi ya..” pintaku… Dia cuma mengangguk.
“Kamu gak pa-pa” tanyaku… (he..he..he.. kata-kataku kelihatan banget aku lagi horny berat, sedikit memaksa)

“Gak pa-pa ya, tapi pelan-pelan ya, aku dah cape” jawab Siska.
Aku menindihnya lagi dan mengarahkan penisku. Dengan sekali dorong penisku masuk semua kevaginanya. Vagina yang tadi sempit aku rasa sudah agak melebar, atau karena cairan vaginanya sudah terlalu banyak ? Aku memompanya, tapi sejujurnya nafsuku agak menurun. Aku gak suka menyetubuhi cewek yang udah gak respon gini, kayak lagi merkosa aja Tiba-tiba Melly mencolekku.
“Yan sama aku aja deh, kasian Siska udah mo pingsan gitu” Kata Melly yang sudah duduk disebelah aku dan Siska. Dia masih telanjang. Siska cuma senyum ke Melly. Aku segera mencabut penisku dari memek Siska dan bangkit.
“Hadi gak pa-pa ?” tanyaku ke Melly.
“Tuh dia udah tidur” sambil menunjuk Hadi yang tertidur disisi lain karpet.
“Lagian gak pa-pa kok, aku juga udah pernah liat dia maen sama Sella dan Sasa” Jawabnya enteng.
Aku agak bingung sebenarnya, tapi aku ga peduli, kok ada yang nawarin memek mo ditolak
Melly kemudian rebahan disebelah Siska, kemudian membuka pahanya lebar-lebar. Aku yang desperate butuh orgasme untuk penyelesaian kemudian memposisikan tubuhku diantara selangkangan Melly. Aku mengarahkan penisku ke memeknya. Kemudian mendorong penisku masuk kedalam.
“Akh..Akh..Akhh..” rintih Melly kecil saat aku mulai memompa memeknya.
Aku rebahkan tubuhku agar bisa menciumnya. Melly membalas ciumanku hebat. Tapi gak lama, Melly lebih suka nikmatin gesekan di dinding vaginanya.
“Yan.. gue sebenernya udah lama pengen dientot sama elo” tiba-tiba Melly berkata padaku.
Aku cuma tersenyum, tapi kata-katanya benar-benar meningkatkan birahiku. Aku tahu sebenarnya dari dulu Melly suka padaku, tapi aku gak pernah merespon dia. Tapi kalo tau memeknya enak begini, pasti dari dulu aku pacarin dia.
“Teru yan..terus ya… terus ya…” celotehnya gak beraturan. Sepertinya dia mo deket ke orgasmenya, seperti aku juga yang udah ngerasa gelombang orgasme udah deket ke penisku.
“Ayo yan, gue dikit lagi” seru Melly.
“Gue juga dikit lagi na” kataku.
“Keluarin didalem aja yan, gue dah aman” katanya.
Aku memompanya dengan variasi, kadang pelan, kadang kencang. Melly cuma mendesah-desah keenakan. Sial dikit lagi kok lama banget ya.

“Gue udah sampe ya..” kata Melly tiba-tiba sambil tubuhnya mengejan.
Dan cret..cret…cret.. penisku juga memuntahkan lahar sperma ke rahim Melly.
Aku sangat kelelahan, dan tubuhku ambruk memeluk Melly. Aku lihat Melly tertidur kelelahan. Aku paksakan untuk bangkit, walau gak pa-pa tapi aku gak mau Hadi terbangun melihat pacarnya tertidur berpelukan dengan aku. Kemudian aku pindah kesebelah Siska dan tidur memeluknya. Sejak saat itu aku punya berbagai pengalaman sex dengan Melly, Sella, Sasa dan tentu aja Siska yang jadi pacarku sejak kejadian itu.. TAMAT.- INIDEWA


Link Alternatif :
♣ www.inikorek.com
♣ www.ini31.com

Silahkan di Download aplikasi LiveChat kami di HP anda bosku :
IOS
bit.ly/ikingid ->inidewa

ANDROID
Link APK IniDewa : http://bit.ly/livechatinidewa

Contact :
♥ LINE : inidewa
♥ Whats App : +85595658445
♥ WE-CHAT : ini_Dewa


Video + Cerita Sex CICIPI MEKI ANAK PELAJAR SMP YANG LAGI SANGEK BERAT

INIDEWA - Suatu hari aku ke Jakarta, Ketika aku sampai ke rumah kakakku, aku melihat ada tamu, rupanya ia adalah teman kuliah kakakku waktu dulu. Aku dikenalkan kakakku kepadanya. Rupanya ia sangat ramah kepadaku.

Usianya 40 tahun dan sebut saja namanya Diky. Ia pun mengundangku untuk main ke rumahnya dan dikenalkan pada anak-istrinya. Istrinya, Aivi, 7 tahun lebih muda darinya, dan putrinya, Sinta, duduk di kelas 2 SMP.

Kalau aku ke Jakarta aku sering main ke rumahnya. Dan pada hari Senin, aku ditugaskan oleh Diky untuk menjaga putri dan rumahnya karena ia akan pergi ke Malang, ke rumah sakit untuk menjenguk saudara istrinya.


Menurutnya sakit demam berdarah dan dirawat selama 3 hari. oleh karena itu ia minta cuti di kantornya selama 1 minggu. Ia berangkat sama istrinya, sedangkan anaknya tidak ikut karena sekolah.

Setelah 3 hari di rumahnya, suatu kali aku pulang dari rumah kakakku, karena aku tidak ada kesibukan apapun dan aku pun menuju rumah Diky. Aku pun bersantai dan kemudian menyalakan VCD. Selesai satu film.

Saat melihat rak, di bagian bawahnya kulihat beberapa VCD porno. Karena memang sendirian, aku pun menontonnya. Sebelum habis satu film, tiba-tiba terdengar pintu depan dibuka. Aku pun tergopoh-gopoh mematikan televisi dan menaruh pembungkus VCD di bawah karpet.




Hallo, Oom Chandra..!” Sinta yang baru masuk tersenyum.
“Eh, tolong dong bayarin Bajaj.. uang Sinta sepuluh-ribuan, abangnya nggak ada kembalinya.”

Aku tersenyum mengangguk dan keluar membayarkan Bajaj yang cuma dua ribu rupiah.
Saat aku masuk kembali.., pucatlah wajahku! Sinta duduk di karpet di depan televisi, dan menyalakan kembali video porno yang sedang setengah jalan. Dia memandang kepadaku dan tertawa geli.

“Ih! Oom Chandra! Begitu, tho, caranya..? Sinta sering diceritain temen-temen di sekolah, tapi belom pernah liat.”
Gugup aku menjawab, “Sinta.. kamu nggak boleh nonton itu! Kamu belum cukup umur! Ayo, matiin.”
“Aahh, Oom Chandra. Jangan gitu, dong! Tu, liat.. cuma begitu aja! Gambar yang dibawa temen Sinta di sekolah lebih serem.”


Tak tahu lagi apa yang harus kukatakan, dan khawatir kalau kularang Sinta justru akan lapor pada orangtuanya, aku pun ke dapur membuat minum dan membiarkan Sinta terus menonton. Dari dapur aku duduk-duduk di beranda belakang membaca majalah.

Sekitar jam 7 malam, aku keluar dan membeli makanan. Sekembalinya, di dalam rumah kulihat Sinta sedang tengkurap di sofa mengerjakan PR, dan.. astaga! Ia mengenakan daster yang pendek dan tipis.

Tubuh mudanya yang sudah mulai matang terbayang jelas. Paha dan betisnya terlihat putih mulus, dan pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah dan terus masuk menyiapkan makanan.
Setelah makanan siap, aku memanggil Sinta.

Dan.., sekali lagi astaga.. jelas ia tidak memakai BH, karena puting susunya yang menjulang membayang di dasternya. Aku semakin gelisah karena penisku yang tadi sudah mulai “bergerak”, sekarang benar-benar menegak dan mengganjal di celanaku.

Selesai makan, saat mencuci piring berdua di dapur, kami berdiri bersampingan, dan dari celah di dasternya, buah dadanya yang indah mengintip. Saat ia membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari celah itu. Aku semakin gelisah. Selesai mencuci piring, kami berdua duduk di sofa di ruang keluarga.

“Oom, ayo tebak. Hitam, kecil, keringetan, apaan..!”
“Ah, gampang! Semut lagi push-up! Khan ada di tutup botol Fanta! Gantian.. putih-biru-putih, kecil, keringetan, apa..?”
Sinta mengernyit dan memberi beberapa tebakan yang semua kusalahkan.
“Yang bener.. Sinta pakai seragam sekolah, kepanasan di Bajaj..!”
“Aahh.. Oom Chandra ngeledek..!”
Sinta meloncat dari sofa dan berusaha mencubiti lenganku. Aku menghindar dan menangkis, tapi ia terus menyerang sambil tertawa, dan.. tersandung!

Ia jatuh ke dalam pelukanku, membelakangiku. Lenganku merangkul dadanya, dan ia duduk tepat di atas batang kelelakianku! Kami terengah-engah dalam posisi itu. Bau bedak bayi dari kulitnya dan bau shampo rambutnya membuatku makin terangsang.

Dan aku pun mulai menciumi lehernya. Sinta mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya.

Nafas Sinta makin terengah, dan tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang.
“Uuuhh.. mmhh..” Sinta menggelinjang.

Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu adalah seorang gadis SMP, tapi gairahku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun menarik lepas dasternya dari atas kepalanya.

Aahh..! Sinta menelentang di sofa dengan tubuh hampir polos!
Aku segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Sinta yang mengelus belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tak sabar.

Aku menarik lepas celana dalamnya, dan.. nampaklah bukit kemaluannya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Sinta. Aku pun segera membenamkan kepalaku ke tengah kedua pahanya.

“Ehh.. mmaahh..,” tangan Sinta meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kemaluannya kucium.
Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan.
“Ooohh.. aduuhh..,” Sinta mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat.

Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku akan membelai kelentitnya dan tubuh Sinta akan terlonjak dan nafas Sinta seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras.

Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Sinta tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Sinta.

“Mmmhh.. mmhh.. oohhmm..,” ketika Sinta membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku.
Mungkin film tadi masih diingatnya, jadi ia pun mulai menyedot. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya.

Segera saja kemaluanku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Sinta dan bibirku melumat bibirnya. Aroma kemaluanku ada di mulut Sinta dan aroma kemaluan Sinta di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit.

Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Sinta, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Sinta menekan pantatku dari belakang.
“Ohhmm, mam.. msuk.. hh.. msukin.. Omm.. hh.. ehekmm..”

Perlahan kemaluanku mulai menempel di bibir liang kemaluannya, dan Sinta semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini akan dapat menampung kemaluanku yang besar ini.

Terus terang saja, ukuran kemaluanku adalah panjang 15 cm, lebarnya 4,5 cm sedangkan Sinta masih SMP dan ukuran lubang kemaluannya terlalu kecil.

Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha. Akhirnya usahaku pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Sinta memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku.

Aku menekan lagi, dan terasa ujung kemaluanku membentur dasar padahal baru 3/4 kemaluanku yang masuk. Lalu aku diam tidak bergerak, membiarkan otot-otot kemaluan Sinta terbiasa dengan benda yang ada di dalamnya.

Sebentar kemudian kernyit di dahi Sinta menghilang, dan aku pun mulai menarik dan menekankan pinggulku. Sinta mengernyit lagi, tapi lama kelamaan mulutnya menceracau.
“Aduhh.. sshh.. iya.. terusshh.. mmhh.. aduhh.. enak.. Oomm..”

Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Sinta, lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Sinta sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak 3/4 kemaluanku menancap di kemaluannya. Tanpa perlu diajarkan, Sinta segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada, kelentit dan pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak.

Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Sinta makin menggila dan ia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.

Setelah tubuh Sinta melemas, aku mendorong ia telentang. Dan sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Sinta tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan ia pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang ke dua.

Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme.

“Aduh, Oom.. Sinta lemes. Tapi enak banget.”

Aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus. Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Sinta yang masih amat kencang.

Aku segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kami berdua dan.. kembali ke kamar melanjutkan babak berikutnya. Sepanjang malam aku mencapai tiga kali lagi orgasme, dan Sinta.. entah berapa kali.

Begitupun di saat bangun pagi, sekali lagi kami bergumul penuh kenikmatan sebelum akhirnya Sinta kupaksa memakai seragam, sarapan dan berangkat ke sekolah.

Kembali ke rumah Diky, aku masuk ke kamar tidur tamu dan segera pulas kelelahan. Di tengah tidurku aku bermimpi seolah Sinta pulang sekolah, masuk ke kamar dan membuka bajunya, lalu menarik lepas celanaku dan mengulum kemaluanku.. TAMAT.- INIDEWA


Link Alternatif :
♣ www.inikorek.com
♣ www.ini31.com

Silahkan di Download aplikasi LiveChat kami di HP anda bosku :
IOS
bit.ly/ikingid ->inidewa

ANDROID
Link APK IniDewa : http://bit.ly/livechatinidewa

Contact :
♥ LINE : inidewa
♥ Whats App : +85595658445
♥ WE-CHAT : ini_Dewa