Video + Cerita Sex Maaf Kan Aku Suami Ku Tersayang

INIDEWA - Aku adalah seorang wanita karier berumur 28 tahun dan memiliki sebuah keluarga yang sangat saya sayangi. Suamiku bukan orang Indonesia, dia adalah orang Taiwan dan kami memiliki seorang anak perempuan yang sangat cantik dan sudah berusia 8 tahun sekarang ini.

Hubungan perkawinan kami sangat rukun dan kami tidak pernah mengalami masalah dengan hubungan seksual ataupun keuangan karena walau bagaimanapun baik aku dan suamiku mempunyai posisi yang sangat bagus di perusahaannya masing masing. Suamiku sering pulang pergi dari Taiwan ke Indonesia dan selalu singgah ke Singapore sebelum ke Jakarta, hal ini disebabkan karena dia bekerja di Taiwan apalagi dia tidak begitu bisa dalam bercakap-cakap bahasa Indonesia sehingga di dalam kehidupan pernikahan kami, kami selalu menggunakan bahasa mandarin atau bahasa Inggris, sehingga anak kami yang bernama Melissa mengusai 3 bahasa.


Aku sangat menyayangi suamiku. Dia selalu pulang ke Jakarta setiap 2 minggu sekali tetapi walaupun demikian, aku tidak merasa kesepian dan tidak ada keinginan untuk melakukan affair dengan laki-laki lain walaupun percaya atau tidak, banyak teman laki-lakiku di sini sering mengajakku kencan dan ada juga yang mengajak bercinta secara terang-terangan sewaktu suamiku tidak ada di Indonesia, tetapi aku selalu menolaknya dengan berbagai alasan karena aku sangat menyayanginya.

Suatu hari di malam hari tanggal 31 Oktober 2000 (beberapa hari yang lalu), aku baru saja menyajikan sarapan malam untuk Melissa dan untuk diriku sendiri. Melissa melahap masakan char siew buatanku yang menjadi salah satu kegemarannya sehingga membuat tubuhnya semakin gemuk.



Sewaktu kami sedang makan, tiba-tiba telepon berdering dan saya menunda sarapan malam saya untuk menerima telpon tersebut. Ternyata, orang di telepon itu adalah suamiku sendiri yang mengatakan bahwa malam ini dia berada di Taiwan airport bersama teman bisnisnya. Dia berkata bahwa dia kangen sekali untuk bercinta denganku dan dia berkata bahwa setelah bisnisnya di Taiwan selesai, dia akan langsung ke Jakarta untuk bercinta denganku. Percakapan 30 menit kami terpaksa berhenti karena adanya suara wanita di latar belakangnya bahwa dia mesti “boarding” karena pesawat akan diberangkatkan. Dengan perasaan sedih dan kesal, aku terpaksa mengakhiri percakapan kami.

Untuk menghilangkan perasaan kesalku, aku mendekati anak perempuanku yang sedang asyik bermain dengan Play Station dan aku ikut bermain dengannya. Sewaktu aku sedang bermain-main dengan anakku, telepon berdering kembali dan aku menyangka itu dari suamiku, ternyata orang yang meneleponku adalah adik kandungku dan dia seperti hendak berkata sesuatu dengan perasaan sedih dan aku mengetahuinya karena dia gugup sekali sewaktu hendak berbicara denganku.

Tak lama, akhirnya dia menceritakan bahwa dia baru saja mendengar dan menyaksikan sebuah kecelakaan pesawat terbang di CNN dan dia menyebutkan sebuah nomor pesawat SQ006 yang membuat hatiku menjadi hancur berkeping-keping karena suamiku yang sangat kusayangi berada di dalamnya. Aku mendadak menangis dan merasa lemas di seluruh badan, kemudian aku tidak ingat apa-apa setelah itu.

Setelah aku sadar dari pingsanku, adik perempuanku yang meneleponku tadi berada di sisiku bersama suaminya dan anakku. Melihat mereka, aku menjadi menangis kembali dan mereka menyarankan agar aku pergi ke Taiwan saat itu juga, aku mengiyakan mereka dan setelah aku siap, aku langsung pergi ke Airport dengan menggunakan taksi sementara adikku dan suaminya menemani Melissa untuk beberapa hari selama aku pergi ke Taiwan.

Selama perjalanan, aku tidak henti-hentinya menangis di dalam hati karena aku tidak mau orang-orang di sekitarku tahu bahwa aku sedang menangis. Akhirnya aku sampai juga di Taiwan dan aku langsung mencari kantor Singapore Airline dan mencari orang yang mengetahui secara jelas apa yang terjadi dalam insiden tersebut dan mengkorfimasikan pada mereka bahwa suamiku adalah salah satu korban di dalam kecelakaan tersebut.

Setelah aku mengidentifikasi jenazah suamiku yang sudah tidak berbentuk lagi, aku duduk seorang diri di salah satu bangku dan badanku lemas semuanya. Aku masih bengong saja dan tak tahu mesti berbuat apa apa setelah mengidentifikasikan jenazah suamiku sampai seseorang pria Taiwan menegurku. Setelah kami bercakap-cakap, aku mengetahui bahwa laki-laki yang mengaku bernama Sam Yam ini kehilangan istri dan anaknya di dalam kecelakaan yang juga dialami oleh suamiku.

Aku juga semakin lama semakin tidak mengerti mengapa akhirnya aku akrab dengan Sam Yam yang baru saja kukenal. Dia mengajakku ke sebuah restaurant yang tidak jauh dari Chiang Khai Sekh Airport. Kami saling bercakap-cakap mengenai kehidupan kami masing-masing dan Sam memesan 2 botol anggur merah dan kami berdua sama-sama meminum anggur merah yang dia pesan untuk menghilangkan kesedihan dan kedukaan yang kami alami masing masing.

Aku memang tidak pernah minum anggur selama hidupku sehingga beberapa teguk anggur merah itu membuatku menjadi mabuk. Aku masih ingat bahwa Sam menggendongku ke mobilnya di saat aku sudah mabuk sambil aku ngomong ngalor-ngidul tidak karuan.

Selama di mobil Sam, aku kembali menangis, tertawa dan menggoda Sam yang sedang menyetir dan disaat itu aku benar-benar tidak tahu ke mana Sam akan membawaku pergi. Akhirnya aku merasakan mobil Sam berhenti di suatu tempat dan aku masih mabuk dan aku hanya merasakan bahwa badanku sedang digendong oleh Sam ke apartemen dan akhirnya tiba di suatu ruangan kamar yang aku yakin itu adalah kamar tidurnya karena kemudian aku dibaringkan oleh Sam di ranjang tersebut.

Sam pergi meninggalkanku seorang diri di ranjang tersebut dan aku terus berteriak-teriak memanggil nama suamiku dalam bahasa Mandarin dan kadang-kadang aku tertawa dan kadang-kadang aku menangis. Aku benar-benar tidak sadar atas apa yang terjadi dengan diriku dan yang aku tahu bahwa aku sudah seperti orang gila yang tertawa dan berbicara pada diri sendiri.

Beberapa menit kemudian, Sam datang kembali ke ranjang di mana aku sedang berbaring karena aku melihatnya samar-samar dalam keadaan mabuk. Aku memperhatikan bahwa dia sedang membalut wajahku dengan kain yang sudah bercampur dengan es. Aku tahu bahwa dia ingin membuatku sadar dari perasaan mabuk dan teler akibat red wine itu.

Dikala Sam sedang melap wajahku dengan kain merah itu, aku langsung memeluk Sam tentunya dalam keadaanku yang masih tidak sadar. Saat itu, aku menyangka bahwa Sam adalah Wang Hui (suamiku) sehingga aku terus saja menciumnya dengan penuh nafsu dan sepertinya Sam ikut hanyut dalam ciumanku dan mulai menciumku dengan penuh mesra dan mungkin juga dia menganggap aku seperti istrinya yang telah meninggal. Tanganku mulai turun dan mengelus kejantanannya yang telah mengeras seperti baja. Sam mulai menyambutnya dengan mencium seluruh wajahku seperti orang yang sudah lama tidak melakukan seks. Mulai dari keningku, kemudian hidung, dan akhirnya mulutku. Aku membalas ciumannya dan akhirnya kami French Kissing. Lidah kami bertemu dan bergelut.

Badan kami mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa permainan ini akan menjadi menarik. Tangannya mulai membuka baju piyamanya. Tanpa melepaskan French Kiss kami, dia membuang bajunya dan mulai melepaskan BH-ku ke lantai. Tangan nakalnya mulai memainkan payudaraku yang indah. Tangannya mulai melepaskan pakaianku dan tak lama celana dalamku juga menyusul terhempas di lantai apartemennya. Ciuman kami terlepas untuk mengambil nafas. Nafas kami mulai menjadi berat dan kami bergerak menurut insting kami.

Sam mulai menciumi leherku dan terus turun ke arah payudaraku. Sam menciumi payudaraku dan menjilati puting susuku. Setelah lumayan puas dengan payudaraku, tangannya mulai bermain di bibir kewanitaanku. Sam memasukkan satu jari dan merasakan bibir kemaluanku mulai membasah. Sam tidak mau buang-buang waktu lagi. Sam terus menjilati bibir kemaluan dan klitorisku. Langsung saja aku mengerang dengan nada penuh kepuasan.

Sambil terus menjilati klitorisku, Sam memasukkan dua jari ke liang kewanitaanku. Tangan Sam yang satunya menemukan payudaraku dan mulai mencubit-cubit ringan puting susuku. Aku mengerang dengan gembira dan cairanku mulai tumpah dan aku telah mencapai orgasme yang keras. Sam tidak peduli, dengan ganas dia dorong maju mundur jemarinya dan dangan keras dia jilati klitorisku. Aku mendapat orgasmeku yang aku sendiri tidak tahu itu yang keberapa. Batang kemaluannya yang sejak tadi keras dan online siap-siap dimasukkan lubang cintaku. Aku menciumnya sambil terus menyebut nama suamiku yang telah meninggal.

Setelah itu, aku langsung mengulum batang kemaluannya dan aku langsung meletakkan kemaluanku di atas wajahnya. Langsung saja kujilati. Dalam posisi 69 ini, kami saling memuaskan satu sama lainnya. Tak lama, aku merasa cairan wanitaku akan keluar. “Wang Hui, I’m cumming..” aku terus menyebut nama suamiku tanpa menyadari bahwa laki-laki yang sedang kusetubuhi adalah orang asing yang baru kukenal dalam 1 hari.

Kami sangat kecapaian dan berbaring sebentar. Rupanya Sam masih hot. Aku masih memegang-megang batang kemaluannya dan genggamanku mulai bergerak naik turun. batang kemaluannya yang masih belum kuat langsung saja berdiri tegap. Aku duduk mengangkang dan mengendarai batang kemaluannya. Badanku naik turun berirama. Tangannya memainkan puting susuku yang mulai mengeras dalam pegangannya. Dia mulai mengerang dan berteriak, “Enak!”. Pinggulku juga turut bergerak naik mengikuti irama Sam.

Tanda-tanda ejakulasi mulai muncul dan irama kami semakin lebih cepat. “Ooh.. ooh..” Kami berdua mengerang bersamaan dan akhirnya aku merasakan otot-otot liang kewanitaanku mengeras dan cairan manisku tumpah ke atas batang kemaluannya. Pada saat itu juga batang kemaluannya menembakkan cairan laki-lakinya ke dalam liang kewanitaanku dan aku merasakan sensasi yang selalu kurindukan.

Kami tidak berpakaian kembali. Kami berdua tidur berpelukan. Esok paginya, aku sungguh terkejut ketika melihat tubuhku yang dalam keadaan telanjang. Aku membangunkan Sam yang tidur sambil memeluk tubuhku dengan mesranya. Aku menanyakan apa yang terjadi dengan diri kami.

Sam menceritakan seluruh kejadian yang dialami oleh kami selama semalam dan aku langsung terkejut dan meninggalkan rumah Sam dengan berjuta penyesalan. Dengan beribu ribu penyesalan, aku langsung kembali ke Airport untuk menemui jenazah suamiku dan aku berharap dia mau memaafkan apa yang terjadi antara aku dengan orang yang baru saja kukenal, Sam Yam.

Maafkan aku, suamiku sayang dan selamat tinggal sayangku. Aku berjanji bahwa aku tidak akan melakukan hal itu lagi. Para pembaca, bisakah kalian memberitahu kepadaku apakah ini semua kesalahanku? Silahkan komentar ya.. TAMAT.- INIDEWA


Contact :
♥ PIN BBM : D8975889
♥ LINE : inidewa
♥ Whats App : +85595658445
♥ WE-CHAT : ini_Dewa

Link Alternatif :
♣ www.inikorek.com
♣ www.ini31.com


Video + Cerita Sex Menikmati Lubang Surga Rekan Kerja Ku

INIDEWA - Awalnya sih, aku hanya sekedar mengagumi kecantikannya, karena dengan hidung yang bangir, bentuk bibir yang sensual, dihiasi lesung pipit di kedua pipinya, membuat semua yang ada didirinya terlihat sempurna. Hari demi hari kami terlihat semakin akrab, bahkan banyak teman-temanku yang menyangka kalau aku sedang PDKT dengannya..

Semua anggapan temanku, tidak terlalu aku pikirkan, karena aku merasa, Muti disini sedang belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh sekolahnya, dan sebagai seorang karyawan di PT. BT, aku hanya sekedar membimbing dan membantu, jika seandainya ada sesuatu hal yang dia belum mengerti. Hampir 2 minggu aku mengenalnya, ternyata sikap dan kelakuannya semakin membuat aku terpesona.


Ketika aku mendengar gurauan dari seorang temanku, yang mengatakan kalau dia berani memberi Rp. 500.000,- kepada Muti, jika Muti mau menemaninya selama 2 jam, perasaanku malah semakin care sama si Muti. Timbul perasaaan cemburu ketika mendengar gurauan itu. Namun aku tidak berani untuk mengungkapkannya, karena saat itu diantara aku dan Muti, tidak mempunyai hubungan yang terlalu istimewa. Akupun merasa wajar, jika temanku berkata demikian, karena dengan wajah secantik itu, jika memang Muti memanfaatkan tubuhnya, mungkin harganya bisa diatas Rp. 350.000, per 2 jam (harga tersebut diatas, adalah harga rata-rata seorang massage girl yang sudah dianggap cantik).

Suatu ketika, bersama seorang temannya yang bernama Emma, Muti menuju meja kerjaku, awalnya sih bertanya tentang sesuatu yang ada hubungannya dengan keperluannya, mungkin karena merasa sudah akrab, Muti juga bertanya tentang no. HP ku, alasannya sih biar gampang saja, kalau nanti dia mau nanya sesuatu. Sambil tetap memperhatikan monitor, aku menyebutkan satu persatu nomernya. Ketika mereka ikut memperhatikan cara kerjaku, tiba-tiba,





“buukkk..” tanpa sengaja, tangan Emma menyenggol buku yang aku simpan disisi meja.
Aku langsung mengambil bukunya dengan cara berjongkok. Alamak.. ketika berjongkok, tanpa sengaja sudut mataku melihat sesuatu yang sangat indah, 2 pasang paha mulus terpampang didepan wajahku.

Bukan hanya itu, karena posisi kaki Muti ketika duduk, agak mengangkang, maka ketika ku perhatikan, dipangkal pahanya terlihat pemandangan yang cukup menggelitik kelelakianku. Ku lihat dia memakai CD berwarna Pink, dengan hiasan renda di sisinya. Mungkin karena mereka terlalu fokus memperhatikan hasil pekerjaanku, mereka tidak menyadari (atau memang sengaja?) kalau di bawah meja, aku sedang menikmati apa yang seharusnya mereka tutupi.

Karena takut mengundang kecurigaan dari teman sekerjaku, terpaksa aku kembali duduk dan menerangkan tentang cara kerja di PT. BT kepada Muti dan Emma. Namun kejadian yang baru saja aku alami, tetap mengganggu pikiranku. Mungkin karena aku tidak konsentrasi dengan apa yang sedang kami bicarakan, Muti bertanya.

“Pak, kok kadang-kadang ngejelasinnya tidak nyambung sih..”. Sebenarnya aku malu mendapat pernyataan seperti itu, namun karena merasa sudah akrab, aku berbisik kepada Muti dan menceritakan kejadian yang sebenarnya.

Bukannya malu, Muti malah tersenyum mendengarnya.
“Kenapa tidak disentuh saja Pak, biar tidak penasaran”, goda Muti.

Emma yang tidak tahu apa-apa, hanya bengong mendengar pembicaraan kami. Sebagai seorang lelaki, mendengar penawaran Muti, aku malah berpikir yang tidak-tidak, dan membayangkan apa yang ada dibalik CD nya itu. Namun semuanya berusaha aku redam, karena walau bagaimanapun, di PT. BT ini, aku harus JAIM (Jaga Imej), agar aku tidak mendapatkan masalah. Bel istirahatpun berbunyi, dan kami langsung menuju kantin untuk makan siang.

Baru saja aku selesai makan, Muti mendekatiku dan berbisik

“besok Bapak saya tunggu di Hero sekitar jam 09.00 pagi, ada yang ingin saya bicarakan, saya tunggu didepan ATM”. Walau singkat, tapi tetap membuatku bertanya-tanya, sebenarnya apa-yang akan dibicarakan? Mengapa waktunya hari sabtu, padahal kan setiap hari sabtu PT. BT libur.

Mengapa dia berbisik sangat pelan kepadaku, apa takut terdengar yang lainnya?. Besoknya, dengan tetap berpakaian rapi (seperti jika mau berangkat kerja), aku mengeluarkan motorku dan beralasan lembur kepada kedua orang tuaku. Menunggu adalah hal yang sangat membosankan, karena sampai di Hero, jam baru menunjukkan angka 07.30, Setelah mencari sarapan, sambil ngerokok, aku iseng-iseng ikut ngantri ATM, padahal cuma mau liat saldo doang, karena uang yang ada di dompetku, masih ada sekitar Rp. 400.000,-. Dari jauh, aku sudah tahu kalau gadis yang menuju kearahku adalah si Muti, dan pagi ini, dia terlihat sangat sexy, karena Muti hanya mengenakan kaos dan celana jeans ketat.

“Udah lama ya Pak? Kan Muti janjinya jam 09.00, sekarang baru jam 08.45, Muti tidak salah khan?”,
“Jangan panggil aku Bapak dech Mut, aku kan belum nikah, dan ini bukan di kantor, panggil namaku saja dech, biar bisa lebih akrab”.
“Ok deh Pak, eh Fik”, sambil tersenyum Muti langsung menggandeng tanganku.
“Fik, enaknya kita ke mana yach”, tanya Muti.
“Terserah, emang mau ngomongin apaan, kayaknya pribadi banget”.
“Ngga juga, Muti seneng saja kalau deket ama Fik, kenapa ya?” “Mau tahu jawabannya”, candaku.
“Ngga usah Fik, Muti juga udah tahu, Muti rasa Muti menyukai Fik”, jawab Muti polos.

Tanpa disadari, mungkin karena saking senengnya, aku yang sejak awal memang mengagumi Muti, langsung memeluknya. Mendapat perlakuan begitu, Muti mencoba melepaskannya, dan mengingatkan, kalau kita masih ada dilokasi umum, tidak enak terlihat banyak orang. Akhirnya kami memutuskan mencari tempat yang cocok untuk berduaan. Tapi karena yang aku tahu cuma hotel tempat satu-satunya yang cocok untuk berduaan tanpa takut terlihat orang lain, walau terlihat agak ragu, Muti akhirnya menyanggupinya.

Sekitar jam 09.30, kami sudah sampai di front office hotel BI, dan mengambil sebuah kamar dengan fasilitas TV dan AC. Dengan agak ragu Muti memasuki pintu kamar (mungkin karena baru pertama kalinya), dan dia agak terkejut melihat fasilitas yang terdapat di dalamnya. Apalagi ketika dia melihat kamar mandinya.

“Enak juga ya Fik, kita bisa ngobrol berduaan disini, tanpa takut akan terdengar atau terlihat oleh orang lain”. Muti langsung merebahkan badannya ke ranjang, dan mencari siaran TV yang khusus menyiarkan acara musik.

Kebetulan banget lagunya adalah lagu-lagu romantis, yang secara tidak langsung, ikut mempengaruhi suasana hati kami. Lewat aiphone, aku memesan makanan dan soft drink. Ketika aku menyalakan rokok, terdengar suara room boy mengetuk pintu dan mengantarkan pesananku. Aku mendekati Muti yang sedang rebahan, maksudnya sih mau nawarin makanan, tapi Muti langsung bangun dan bertanya.

“Fik, apakah Muti salah bila Muti mencintai Fik, Muti sebenernya malu mengakuinya, tapi bila tidak diungkapkan, Muti takut kalau Fik tidak mengetahui apa sebenernya yang Muti harapkan.

Maafin Muti yach, Muti udah ngerepotin Fik, padahal kan sekarang waktunya libur dan istirahat, tapi Muti malah meminta Fik menemui Muti”. Aku terharu juga mendengar kejujuran dan kepolosannya, akhirnya setelah mendengarkan semua tentang apa yang ada dihatinya, sambil membelai rambutnya (agar perasaannya menjadi lebih tenang), aku pun berusaha meyakinkannya, bahwa semua yang dialami, adalah wajar, jika seseorang mencintai lawan jenisnya, dan tidak ada yang namanya salah, jika sudah menyangkut perasaan hati.

Ketika dia menatapku dengan tatapan yang tajam, secara perlahan aku mencium keningnya. Tapi ternyata, yang kulakukan itu malah membuat Muti berani untuk membalas ciumanku. Dia langsung melumat bibirku, dan seperti seseorang yang tidak mau kehilangan sesuatu, dia memelukku dengan erat sekali. Sambil terus menikmati bibirku, tangannya terus mengelus dan mengusap seluruh bagian tubuhku. Mungkin beginilah cara dia mengungkapkan rasa sayangnya terhadap diriku. Tapi sekarang aku yang bingung, karena dengan melihatnya bentuk tubuhnya saja (waktu di kantor), bisa membuat aku “konak”, sekarang seluruh tubuhnya sudah melekat erat ditubuhku (walau masih memakai pakaian lengkap).

Kedua payudaranya terasa makin mengeras, akhirnya kuputuskan untuk menikmati keadaan ini, karena jujur saja, kadang-kadang, dulu akupun sering menghayalkan betapa nikmatnya jika bercumbu dengan si Muti, apalagi jika berjalan di belakangnya, goyangan pantatnya ngajakin kita jual tanah (maksudnya ntar duitnya buat ngebayarin pantatnya, he.. he.. he..). tanganku mulai berusaha membuka kaosnya, karena aku tidak mau pandanganku yang tertuju kepada kedua payudaranya, terhalang oleh kaos yang ia kenakan.

Pelan namun pasti, akhirnya bukan hanya kaosnya yang berhasil aku buka, BH nya pun sudah aku lepaskan. Sejenak aku terpana melihat keindahan bentuk payudaranya itu, namun hanya sebentar, karena aku ingin segera menikmati dan merasakan keindahan itu, kuremas kedua susunya, dengan mesra aku mulai menghisap putingnya yang sudah agak mengeras dan berwarna kecoklatan. Kucium dan kujilati bagian tubuhnya, mulai dari leher, terus bergerak turun dan menuju putingnya kembali.

“Yaa.. hisap terus sayaangg.. aacchh.. ennaakk banget Fik.. geli.. tapi nick..maaattt.. teeeruuus.. aaccchhh..” Muti terus meracau menikmatinya.

Aku terus merangsangnya, dan mencoba membuka celana jeans yang dipakainya, lantaran jeans yang dikenakannya sangat ketat, aku kesulitan untuk membukanya, untungnya Muti mengerti, dengan agak mengangkat pantatnya, dia mulai mencoba menurunkan jeansnya sendiri. Dengan sabar, aku menunggu dan terus mempermainkan susunya. Setelah jeansnya terlepas, tangan Muti berusaha untuk membuka semua yang aku kenakan. Satu persatu jari tangannya membuka kancing kemejaku, dan setelah berhasil membuka baju dan celana yang aku pakai, Muti hanya menyisakan CD saja yang masih melekat ditubuhku.

Mungkin dia masih ragu untuk membukanya, karena diapun masih mengenakan CD. Walau diwajahnya terlihat, kalau dia sedang diamuk birahi, namun dia masih bisa menguasai pikirannya, aku yakin dia merasa takut di cap sebagai cewe yang agresif dan takut jika aku tidak menyukai tindakannya. Namun aku tetap menikmati suasana yang terjadi di dalam kamar hotel ini. Aku terus merangsang birahinya, ciumanku aku arahkan kedaerah perutnya, terus kebawah menyusuri lubang pusarnya, dan kedua tanganku, bergerak untuk membuka CD yang masih melekat ditubuhnya.

Secara perlahan aku mencoba membuka CD nya, sambil terus mencumbunya, aku menciumi setiap daerah yang baru telihat ketika CD nya mulai bergerak turun. Muti sangat menikmati semua sentuhan yang aku berikan, bahkan ketika CD nya telah terlepas, dan aku mulai menjilati , dia terus mendesah dan malah membuka pahanya lebar-lebar agar lidahku bisa menjilati bagian dalam . Dengan keharuman yang khas, itu telah membuat aku betah berlama-lama mencumbuinya. Aku terus menjilati, dan dengan jari telunjukku, aku coba merangsang dia dengan memainkan kelentitnya. Semakin aku percepat memainkan jari telunjukku, semakin cepat pula dia menggoyangkan pantatnya. Muti terus mendesah dan meracau tak karuan.

“Aacchhhh.. terus sayang.. nikmatnya.. teruzzsss.. lebih ke dalam lagi Fik.. teruuzzss.. yacchhh.. benar.. jilati terus yang.. itu.. sayang.. accchhh”. Karena rangsangan yang dia terima makin hebat, pantatnya bukan hanya digoyang-goyangkan, tapi malah diangkat-angkat ke atas, mungkin tujuannya agar lubang yang lebih dalam ikut tersentuh oleh lidahku.

Dengan bantuan jari-jariku, aku terus mengaduk-aduk isi Muti, aku sentuh G-Spotnya secara perlahan, dia langsung menggelinjang, lalu kuelus G-Spotnya nya dengan jari tengahku, Muti makin liar, seperti orang yang sedang ngigau, dia meracau tak karuan, tak jelas suara apa yang keluar dari mulutnya, karena yang aku tahu, lubang sudah sangat basah oleh cairan kemaluannya, seluruh tubuhnya seperti menegang, tapi itu tak berlangsung lama, karena, dirinya langsung terdiam dan tergolek dengan lemas.

Melihat Muti sudah mencapai orgasme, aku berusaha untuk tenang, tetapi sudah sangat tegang (walau masih tertutup oleh CD) dan ingin segera merasakan nikmatnya Muti. Aku segera mencium dan menjilati “lubang surga” itu, agar Muti bisa merasakan apa yang namanya multi orgasme. Usahaku ternyata berhasil, karena hanya dalam beberapa menit, tubuhnya kembali bergetar dan menegang. Diiringi desahannya yang sangat menggairahkan, Muti kembali merasakan kenikmatan itu. Karena beberapa kali mengalami orgasme, Muti terlihat sangat lelah, meski tak dikemukakan, terlihat jelas bahwa dia sangat puas dengan oral yang aku lakukan.

Dengan tersenyum, dia mencoba untuk melepaskan CD yang masih melekat ditubuhku. Tanpa ragu, dia mulai menjilat dan mengulum . Mendapat perlakuan seperti itu, aku yang semula mendominasi permainan, hanya diam saja menikmati permainan Muti. Dengan bibir indahnya, dia mengulum dan mengeluar masukan ke dalam mulutnya, dan sesekali, dengan menggunakan kelembutan lidahnya, dia mengusap dan menjilat kepala . Gila.. ternyata Muti bukan hanya indah buat dilihat, ternyata Muti mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam merangsang dan memanjakan kita dalam permainan seksnya.

Aku berusaha agar tidak sampai kebobolan ketika dia melakukan oral terhadapku, namun kenyataannya, semua spermaku telah memenuhi mulutnya, ketika secara reflek, aku menjambak rambut dan menarik kepalanya sambil mendesah menahan kenikmatan saat spermaku akan keluar. Tanpa perasaan jijik, Muti menelan semua sperma yang ada di dalam mulutnya, seperti tidak puas, dia menjilati yang masih ada sisa-sisa spermanya.

“Fik, enak juga ya rasa sperma lo, gurih-gurih gimana gitu..”, kata Muti memuji.

Aku hanya tertawa sebentar mendengarnya, karena bola mataku tetap memandang lekuk-lekuk tubuh Muti yang telanjang tanpa sehelai benangpun menutupinya. Kuperhatikan lagi “lembah” yang dihiasi oleh bulu-bulu halus itu, ternyata, warnanya agak memerah, mungkin karena tergesek oleh lidah dan jari-jariku.

“Makasih ya Mut..”, kataku sambil menciumi .
“Fik, boleh tidak kalau Muti minta Muti di jilatin lagi, abis enak banget sih..”, tanya Muti sambil memohon.
“Boleh saja sih, tapi boleh tidak kalau Fik Muti, soalnya Fik udah tidak kuat nich, pengen buru-buru berada di dalam Muti. Boleh yach?”
“Muti takut Fik, kata temen-temen Muti, rasanya sakit banget, tidak mau ah.. ntar kalau sakit gimana?”, tolak Muti.
“Pokoknya Muti rasain saja nanti, Fik apa temen Muti yang salah”, kataku sambil mulai menjilati Muti.

Dengan melebarkan pahanya, dan mempergunakan kedua tangannya, Muti membantu melebarkan agar mempermudah ku di dalam mencumbui . Kujilati klitnya hingga dia menggelinjang tak karuan menahan rasa nikmat yang dia terima. Sengaja aku terus menjilati klitnya, agar dia diamuk oleh gairahnya sendiri, ketika kulihat tubuhnya mulai menegang, dan mengalami orgasme, entah untuk yang keberapa kali, aku langsung memindahkan cumbuanku kedaerah putingnya yang sudah sangat kencang. Kuciumi bagian bawah susunya, kusedot dan kumainkan lidahku di daerah tersebut.

“Fik.. enak sekali sayang.. acchhh.. ooohhhh..” Muti menggelepar menahan birahinya yang semakin besar.

Kulihat jari lentik Muti mulai bermain dibibir kemaluannya sendiri, dia terus mengelus, dan sekali-sekali memasukan jarinya ke dalam lubang yang sudah sangat basah karena banyaknya cairan pelicin yang keluar dari dalam . Sambil tetap membenamkan wajahku diantara dua gunungnya, tanganku secara perlahan menarik tangan Muti yang sedang asik mengeluar masukan jarinya.

Awalnya dia menolak, tapi ketika aku bimbing jarinya kearah kemaluanku, Muti langsung menggenggam dan mengocoknya. Setelah agak lama, aku meminta Muti agar dia berada diatas tubuhku yang sudah dalam posisi berbaring. Dengan perlahan, dia menaiki tubuhku. Sengaja aku menggesek-gesekan diantara lubang , ternyata benar, apa yang aku lakukan telah membuat kenikmatan yang dirasakan oleh Muti makin menjadi-jadi, diapun mulai bergerak menggesekan ke bagian luar .

Akhirnya, walau dengan posisi berada di bawah, tanpa sepengetahuan Muti, aku berusaha mengarahkan agar bisa memasuki lubang . Muti terus menggerakkan dan menggesekan , dan tanpa disadarinya, ternyata kepala mulai bergerak memasuki ketika dia menggerakan pantatnya dari atas ke bawah.

Terasa lembut sekali ketika kepala menyentuh bagian dalam dari lubang surganya, ada perasaan nikmat yang sulit untuk diungkapkan, dan tanpa terasa, sudah seluruh bagian berada di dalamnya. Seperti kesetanan, Muti terus menggoyangkan pantatnya, sesekali terdengar rintihan dan erangannya. Akupun terus mengeluar masukan ke dalam lubang meki nya. (walau agak sulit karena posisiku berada di bawah).

Secara reflek Muti langsung merebahkan tubuhnya diatas tubuhku ketika dia sudah mencapai orgasmenya. Namun karena aku belum orgasme, aku langsung membalikan badannya agar berada di bawah tubuhku. Dengan sedikit santai, aku terus menggerakan “junior”ku, namun karena tubuh Muti yang bersih dan terawat, birahiku tidak bisa mengerti jika aku ingin lebih lama menikmati kemulusan tubuhnya. Akhirnya tanpa terasa spermaku keluar di dalam kehangatan lubang mekinya.. TAMAT.- INIDEWA


Contact :
♥ PIN BBM : D8975889
♥ LINE : inidewa
♥ Whats App : +85595658445
♥ WE-CHAT : ini_Dewa

Link Alternatif :
♣ www.inikorek.com
♣ www.ini31.com


Video + Cerita Sex Ngentot Janda Gersang Yang Butuh Kehangatan

INIDEWA - Perkenalkan namaku Andi, saat ini aku bekerja di salah satu pengembang perumahan ibukota . Karena tugasku banyak berhubungan dengan transaksi akad kredit perumahan jadi aku lebih banyak di tugaskan stay di salah satu bank yang mengurusi transaksi perumahanku

Aku hanya ingin berbagi pengalamanku yang sulit untuk dilupakan he..he..he…

Seperti biasa setiap hari senin setelah kami melakukan rapat, saya langsung meluncur ke salah satu bank yang biasa kami lakukan transaksi akad kredit, dan hampir semua pengembang yang melakukan transsaksi akad kredit di bank tersebut selalu menempatkan orangnya seperti saya . sampai sampai diantara kami sudah saling kenal.


Saat kami sedang mengurus beberapa dokumen KPR saya melihat ada seorang wanita cantik dan yang sedang duduk di bangku antrian karena saat itu tidak terlalu padat pengunjung saya mencoba mendekati wanita itu….. dan dengan sedikit basa basi akhirnya terjadilah percakapan kami berdua. Ternyata dia pun sama seperti aku merupakan salah satu utusan dari salah satu pengembang perumahan di daerah bekasi.

Santi namanya hidung yang mancung dengan bentuk muka yang oval serta warna kulit sawo matang di tambah dengan Alis matanya yang tebal membuat aku betah berlama lama ngobrol sama dia. Apa lagi saat itu dia menggunakan pakaian semacam kemeja putih yang di padu dengan renda renda sehingga nampak jelas dadanya yang padat ber isi menonjol kedepan , dia mengenakan rok yang cukup pendek dengan warna sedikit gelap , sehingga nampak jelas pahanya yang mulus dengan sedikit di tumbuhi bulu bulu halus membuat mataku berkali kali mencuri pandang ………pahanya …..





Jujur yang paling bikin hati ini bergetar adalah pada saat dia melirikkan matanya yang manja sambil sedikit tersenyum …..waoow….. rasanya jantung ini terhenti kawan…..

Dari sejak pertemuan pertama itulah akhirnya kami sering ketemuan dan semakin akrab …. Dan terkadang akupun sering membantu dia kalo mengalami kendala karena dia ternyata masih baru bekerja di bidang ini.

Dari seringnya kami mengobrol akhirnya sayapun tahu bahwa dia ternyata seorang janda yang baru satu tahun di tinggal suaminya dan masih belum punya anak ….

“Santi udah beres kerjaanya “ sapaanku saat itu

“udah mas, hanya tinggal menunggu satu SP3 lagi katanya sih sedang nunggu di tanda tangan kepala cabang, itu pun kalo di ambil besok ga apa apa ko, emang kenapa mas “

“kita hang out yuuuuk “ jawabanku sekenanya ……..

“hayuuuuk’’ jawabanya mengagetkanku …….

“ cius nih ti…….

“ Iya serius, Aku juga udah suntuk nihh pengen penyegaran… udah lama kaga pernah hang out “
Tak kusia siakan kesempatan ini dan langsung aku ambil tasku dan kunci mobilku ….dan kami berdua langsung meluncur ke salah satu Mal yag ada di daerah kelapa gading….

Rasanya waktu itu cepat sekali berlalu …. Setelah kami keliling keliling dan melihat lihat sekeliling mall akhirnya kamipun mencari food court untuk mengganjal perut ini yg sudah keroncongan. Sambil makan kami terlibat lagi obrolan yg cukup mengasikann…. Dan terkadang sayapun menggoda dia ……..

”Ti …apa.ga bosan hidup sendirian terus….. apa kaga kangen sama …… “

“ hayo sama apaan ….? ” Sambil mengerlikan matanya yang manja dan sedikit tersenyummmm……

”nganu he..he..“ jawabku seenaknya ……

“ Emang mas juga kaga kangen ya …. Mas juga kan ketemu istrinya sebulan sekali he..he..he.. “
“ Iya sih ….. terkadang bête juga Ti …. Istrika tinggal di semarang, dan kami ketemunya sebulan sekali, nasib kita sama ya ti….. xii..xii…xii..’

“ Ti … kaya nya masih siang nih… kita nonton aja yu …… “

‘Boleh mas, tapi mas yg teraktir ya ….. he..he..he ‘ ‘siap…. Jawabku

Saya tak pedulikan film apa yang kami tonton, yang ada di fikiranku aku ingin berlama lama sama Santi…….

Pas masuk studi 21 ruangannya sudah mulai gelah pertanda film kan segra di mulai ….dan kami pun dapat tempat duduk di barisan kedua dari belakang……

Sambil makan Pop Corn kami berdua asik menikmati film, saat aku mau ambil pop korn aku coba pegang tangan Santi ……. Eh dia malah memgang balik tanganku dengan lebih erat, ….. sambil kubisikan ketelinganya ……

‘ti tangannya dingin banget ……. “

“ iya mas AC nya dingin banget, bikin dong aku hangat ……….”

Tak pikir pajang lagi karena mendapat lampu hijau dari santi ….. aku semakin berani memegang dia … dan aku coba peluk dengan melingkarkan tanganku ke bodynya …..dia malah semakin merapatkan tubuhnya ke dadaku ……..ujung susunya yang padat nyempat bersentuhan dengan tubuhku …….aku malh semakin berani dan semakin konak …..

Aku sudah ga pedulikan lagi apa cerita filmnya…. Aku malah lebih sibuk …. Tanganku bergerilya di sekitar dada nya …. Aku coba kecup keningnya …… terus aku ciumin belakang tlinganya sambil tanganku meremas remas susunya …. Dan ketika ku gesek kesekan putinganya dia sedikit menggerinjal dan sedikit mendesah ……. Ohhhh…mas ….. terus mas …….

sambil bibirku saling berpangutan tanganku yg satunya negelus ngelus pahanya yang sedikit di tumbuhi bulu itu … menambah kami …..semakin liar ….. waktu tak terasa begitu cepat…….tak terasa film sudah berakhir …. Padahal kami saaat itu sedang asyik asyiknya menikmati …dan membuat nanggung .permainan itu….. takut ketahuan penonton lain…… kami berdua buru buru merapikan pakaian kita masing masing … ….

Aku tatap muka santi … nampaknya dia merasa tanggung permainannya … mungkinn karena sudah terlalu lamanya dia hidup sendirian he..he…..

Karena waktu sudah menunjukan hamper jam 9 malam, aku coba tawarkan sama santi untuk tinggal saja di apartemenku …. Dan santipun mengganggukan kepala tanda setuju …..

Sampai di apartemen aku langsung mandi dulu karena tubuhku seperti sudah kaga enak, dah bau keringat , dan bergantian sama santi. Krna santi kaga bawa baju ganti ku berikan kaos kebtulan kaosku emang aga tipis tipis ..maklum Jakarta panas man…..

Keluar dari kamar mandi aku sedikit terbelalak melihat santi hanya peke kaos yang kupinjamkan, Nampak sekli pucuk putingnya menonjol …. Ke atas… kerena santi tanpa pake BH lagi…….

“Gimana seger ti…. Udah mandi …..” aku pura pura kaga kaget liat dia ….

“Iya mas seger bangetttttt ….. dan rasanya pikiran lebih fressss he..he… “..

Aku duduk di sofa nonton TV …sambil mengunyah makanan ringan yang kami beli saat pulang dari nonton tadi..

“boleh aku ikut nonton mas “ santi langsung duduk di sofa di sampingku ……

“ ya boleh lah ….. wuih Nampak cantik sekali malam ini ti “

“ah bisa aja massss “ sambil melirikan matanya yang manja membuat jantungku berdetak kencang ….

Sambil mengobrol kesana kemari aku rapatkan dudukku ke sampingnya, dan diapun semakin merapatkanya. Aku pegangin tangannya , diapun diam saja seperti pasrah …. Da aku tatap matanya, dari tatapan matanya yang lembut seperti menyimpan kerinduan untuk di dekap karena sudah terlalu lamanya dia menjanda…….

Aku coba memeluk dia ….. dan kukecup keningnya……dia malah smakin merapatkan tubuh …….susunya yang mulai menegang di tambah putting susunya yg sudah mulai mengeras ….beradu dan bersentuhan dengan dadaku …… membuat jantungku berdegup semakin …. Kencang …., aku jadi semakin berani …… aku jilatin belakang kupingnya … sambil tanganku bergerilya di sekitar susunya …aku remas …wow ww dia sedikt mengerinjal sambil mengeluarkan lenguhan …..

“ahhhhh… nikmat mas ..terusss masss’’ terus aku jilatin pipinya dan bibirnya dia pun balas mencium bibirku… aku permainkan lidahnyaa…. Bergantian saling melumat dan mengisap lidahnya masing…..

Di tengah pergumulan yang semakin seru aku bisikan ke telinganya …
“Sayang aku sangat menikmati saayyy luar baisa …… boleh aku buka bajumu sayang” dia mengagukan kepalanya tanda setuju … langsung aku angkat kaosnya ke atas, aku sedikit tertegun melihat sususnya yang indah ditambah putingnya yg kecil yang sedikit kemerehan dengan sedikit mendongak ke atas sudah mualai mengeras menandakan diapun sudah sangat terangsang… dia balas membuka bajuku.

Aku langsung jilati lehernya …setelah aku puas menjilati sekitar leher aku terus… turun ke bawah aku jilatin susunya sambil tanganku meremas remas susu yang sebalahnya …. Dia mulai mengerinjal gerinjal sambil mengeluarkana suara suara indah …

”.ohh..nikmat mas….” aku terus jilatin ssusunya aku sengaja aku tidak jilatin dulu putingnya… untuk memberikan kenikmatan yang lebih lama padanya…..

Setelah puas aku jilatin sekitar susunya … aku langsung jilatin putingnya sambil ku isap isap putingnya …. Dia menekan kepalaku ke putingnya sambill mengeluarkan suara yang semakin merancu kaga karuann……

“OHhhhhh …masss terus mas …. Aku dah lama tidak merasakan kenikmatan iniii Ohhhhhhh………….. ‘ setelah puas aku jialtin susunya aku dekap tubuhnya..diapuan membalas mendekapku…susunya yang sudah menegang ditambah putingnya yang indah semakin mengeras terasa di dadaku, aku coba gesk gesekkan tubuhku ke putingnya dia semakin erat mendekapku …..

ohh sungguh ini kenikmatan yang luar baisa …..aku lama mendekap dia, sampai akhirnya aku bisikan ke telinganya

“Sayang bolehkan aku bergerilya ke bagian memekmu aku smakin konak saying ….” Dia hanya tersenyum menandakan dia setuju…

Tak kubuang kesempatan itu aku langsung membaringkannya aku buka celananya dia terlentang di depanku tanpa selembar benagpun…. Aku langsung tindih dia di tasnya …aku dekap sambil ku jilati bibirnya, dadanya dan sekali lagi kuisap isap putingnya sambil tanganku mengelus ngelus sekitar pahanya …..aku semakin liar dan bernafsu…… aku terus menjelitatinya… terus turun ke bawah… ke sekita perutnya…..dan akhirnya aku jilati pahanya …….yang mulus yang sediit di tumbuhi bulu bulu harus membuat torpedoku langsung melambai lambai minta jatah……

Aku sengaja aku jilati dulu sekitar paha dan sekiatar memeknya … dia terkadang mengelepar gelepar seperti ikan yg di lempar kdaratann.. bau harum memeknya yang mulai mengeluarkan pelumasnya membuat aku semakin menikmati… aku ciumi bulu memeknya ohhh ….betapa nikmatnya…. Dan aku terus jialti memeknya dan dia pun mengelapar gelepar sambil mengeluarkan erangan erangan kenikmatannn…..

aku jilatin terus memeknya sambil ku isap isap… aku sentuh klotorisnya dengan lidahku sambil ku isap isap … dia semakin meronta kenikamtann… aku terus jilatin dan ku isap isapp sambil ku pegangin pahanya …..aku isap terus … sampai akhirnya kepalaku di tekanya ke memeknya sambil mengeluarkan erangangan kenikamatan …

” OHHHHH sayangg … nikamt sekali sayang… aku sudah kaga tahan sayangg sudah lama aku sudah di masukin kontol…ayo sayangg aku sudah tidak tahann….”

“Ok sayang…. Akupun sudah kaga than lagi sayang kontoku pun sudah tegak berdiri ini… “ aku kecup dulu keningnya ….. dan aku gesek gesek an dulu kontolku di sekitar memeknya … dia semakin mengeliat geliat …. Dia memegangin kontolku membantu memasukan ke liang memeknya ……

“Pelan pelan yah sayang aku dah lama kaga di pakai sayang “ “ ya syangg…”

Aku coba tekan pelan pelan ….aku angkat lagi sedikit dan aku tekan lagii

“..ohhh… nikamtt sayangg… terus sayan tekann sayangku sudah kaga sakit lagi sayang ..dan sudah kaga tahan….ohhhh” Aku langsung tekan kontolku ke memeknya yang sudah mulai licinnn….
Dan blesss blesss kontolku keluar masuk memeknya ……sambil di barengin suaranya yang sedikit menjerit

“Awwwwww….Nikmatnya …. Kontolmu gede bangett sayangg… baru kali ini aku sangat manikamati… terus sayangg ..”

sampai beberapa kali aku masukan kontolku sama memeknya … sampai akhirnya
“ Ohh sayang terus sedikit lagi sayang aku sudah mulai mu keluar sayang sambil menaik turunkan pantatnya.”

“Sama sayang aku pun sudah mu keluar …. Aku semakin terangsang dan aku terus tekan memeknya sama kontolku … “OHhhhhhhhhhh kita sama sam berbarenagn sayang keluarkan sayang “
“ iya sayangg “ dann akhirnya ……..
“Wawwwwwww crooot crot “ kami berdua mencapai klimatknya…….

“Ohh sayang ini luar biasa, nikmatnya luar biasa sayang’ sambil dia memeluk saya…. Akupun senang sudah biasa membuatnya dia bahagia…. … he..he… setelah aku kelelahan aku bopong dia ke kamar tidur, kami tidur berdua tanpa selembar benangpun sambil kami perpelukan menandakan kebahagiaan yg luar biasa.. TAMAT.- INIDEWA


Contact :
♥ PIN BBM : D8975889
♥ LINE : inidewa
♥ Whats App : +85595658445
♥ WE-CHAT : ini_Dewa

Link Alternatif :
♣ www.inikorek.com
♣ www.ini31.com


Video + Cerita Sex Nikmatya Ngentot Janda Bohay Tetangga Ku

INIDEWA - Janda Bohay mungkin sebutan yang cocok untuk wanita setengah baya yang bernama Raya tetangga sebelah rumahku. Bodinya sangat seksi sekali, wajahnya sungguh sangat menggairahkan dan pantatnya yang besar membuat semua laki-laki yang ada dikomplek perumahanku tinggal selalu meliriknya.

Setiap lelaki pasti selalu melihat pantat Raya ketika dia sedang berjalan. Pantatnya saling bergantian naik turun, sungguh sangat menggoda sekali, kalau melihatnya sedang berjalan seakan ingin meremas keduah buah pantat yang semok milik Raya tersebut. Dia keturunan jawa tapi perawakan wajah dan kulit-kulitannya sama seperti keturunan china. Kulitnya putih sekali, matanya agak sipit, hidungnya mancung dan dua bongkahan yang berada di dadanya sangat besar sekali, sekitar 36B.


Janda sexy bernama Raya ini usianya sekitar 36 tahun, belum terlalu tua. Dia memilki 2 orang anak yang sudah besar-besar. Anaknya yang pertama sudah bekerja dan anaknya yang kedua sudah kuliah. Kedua anaknya hanya pulang seminggu sekali, jadi setiap hari Raya hanya dirumah sendirian.

Dia sudah menjanda kurang lebih 2 tahun, aku yang setiap hari melihatnya melihatnya kasihan karena sudah lama tubuhnya yang seksi itu tak pernah dijamah oleh seorang laki-laki, “misalkan dia memintaku untuk memuaskannya aku pasti tak akan menolaknya lagi, hahaha” ucapku dalam hati. Dikomplek perumahan tempatku tinggal sering banyak pertemuan ibu-ibu untuk mensosialisasikan peralatan rumah tangga, karena komplek tempatku tinggal sering dimasuki oleh sales alat-alat rumah tangga.





Suatu saat sedang ada kumpulan ibu-ibu yang sedang mendengarkan sosialisasi tentang apa aku gak begitu mengetahuinya aku ikut saja nimbrung. Tujuanku ikut nimbrung bukan untuk mengetahui tentang sosialisasi itu tapi aku ingin memandangi wajah cantik dan tubuh seksi Raya. Pikiranku saat itu tidak pada topic yang dibicarakan, aku terus memandangi Raya yang berada dipojok. Saat itu dia menggunakan kaos merah setrit dan rok pendek. Kulihat payudaranya membusung besar sekali sehingga membuatku menjadi geregetan.

Setiap kali dia bergerak aku selalu melihat bagian bawah tubuhnya, dan tanpa Raya sadari, saat dia bergerak sebuah gundukan dibalik celana dalam merah kulihat. Aku yang melihatnya semakin menjadi tak kuasa, gundukannya sangat besar sekali, apa itu memeknya yang besar apakah jembutnya yang sangat lebat, aku menjadi bertanya-tanya. Semakin lama Raya yang terus bergerak mungkin karena kegerahan dan aku yang terus melihat gundukan memek Raya itu menjadi tak kuasa menahan birahiku. Lalu aku putuskan untuk meninggalkan kumpulan tersebut supaya birahiku tak semakin naik.

Setelah kumpulan itu selesai aku sengaja duduk didepan rumah untuk melihat Raya pulang. Raya pulang sendirian karena ibu-ibu yang lainnya rumahnya sebelum rumahku dan rumah Raya disamping rumahku. Aku mencoba menggodanya

“Eeeehhh Neng gelis kok jalan sendiran”tanyaku pura-pura gak tau.
“Oooohhhh iyha pak, kan ibu-ibu yang lainnya gak ada yang melewati rumah Raya” jawabnya sambil tersenyum.
“Aku anter gimana neng, hehe” ucapku sambil meringis.
“Aaaahh bapak bisa saja, rumah kita kan sebelahan, pake dianter segala. Yaudah Raya masuk rumah dulu pak, mau memasak” jawabnya.
“Oke neng” jawabku singkat sambil mengedipkan sebelah mataku.

Raya tesenyum melihatku mengedipkan mata padanya.
Pada suatu pagi setelah mengantar isteriku kerja, aku tidak langsung berangkat kekantor, tetapi pulang dulu kerumah, karena ada kerjaan yang harus aku selesaikan di meja komputerku. Setelah pekerjaan selesai, aku duduk-duduk di teras minum kopi sambil menikmati sebatang rokok Gudang Garam Surya kesukaanku.

Saat enak- enaknya aku menikmati sebatang rokok karena pekerjaan kantor udah beres, tiba-tiba dari depan rumahku terdengar teriakan Raya. “Om.. om Den.. aku minta tolong bisa khan”? “Minta tolong apa dulu, kalau dimintai tolong untuk sarapan pagi sih aku mau-mau aja” Jawabku dengan sedikit becanda.

“Ini lho Om, kompor yang aku beli kemarin nyalanya koq agak merah, nggak seperti punya isteri Om Den..”
“Ohh.. gitu, mungkin sumbunya terlalu panjang waktu memasangnya, coba tak lihatnya dulu” kataku sambil beranjak kerumahnya.

Sampai di rumah Raya aku langsung dipersilahkan ke dapur untuk mencoba cek nyala kompor dan memang benar nyalanya agak kemerah-merahan.

“Om aku minta tolong dong, dibetulin kompornya mau khan..?”, teriaknya agak manja sambil mengucek-ucek cucian bajunya.
“Beres, asal dikasih imbalan yang enak-enak..”, godaku, sambil mulai membongkar kompor.
“Achh.. Om Den ini bisa aja, yang enak-enak itu maksudnya apa sih Om..?” tanyanya kayak orang bloon.
“Yeach.. semua aja yang special dan kita anggap enak” jawabku sambil membuang putung rokok ke bak sampah dapur.
Sambil mulai bongkar-bongkar kompor, aku sempat melirik Raya yang lagi cuci pakaian,
“Busyet.. Ckk.. ck.. ckk!” rutukku dalam hati.

Aku merasa seperti terbangun dari mimpi buruk, ternyata sedari tadi tanpa kusadari, Raya cuma memakai pakaian tidur warna putih yang sangat tipis sekali dan bagian atas cuma memakai tali kecil yang tersampir dipundak, sehingga Bh dan Cd yang dipakainya kelihatan jelas bentuk maupun warnanya.

Saat aku meliriknya, Raya lagi berdiri agak nungging membelakangiku untuk membilas cucian bajunya, sehingga pantatnya yang gempal bulat, berisi daging padat dan kenyal itu kelihatan menggoda untuk dibelai dan disentuh. Apalagi celana dalam warna merah jambu yang dipakainya kelihatan tercetak jelas di bongkahan pantat gempalnya dan serasi benar dengan warna putih mulus kulitnya, dan berdirinya agak ngangkang lagi.., pahanya terlihat tegar, kokoh dan bulat berisi bagai bulir padi raksasa.

Entah disegaja atau tidak, yang jelas pantatnya sesekali digoyang kekanan dan kekiri seiring tangannya yang sedang membilas pakaian yang dicucinya. Dan sambil melakukan aktivitasnya, sesekali juga Raya bertanya,

“Om Den.. hari ini koq kelihatan fress benar apa semalam mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari isteri.. he.. he.. he.., keramas lagi.. hi.. hi.. hi..” kata Raya sambil ketawa cekikikan.
“Cerita donk.., biar aku juga ikut tahu, biar nggak hanya menduga- duga saja..” timpalnya lagi sambil menoleh dan mengedipkan sebelah matanya, kayak Jaja Miharja dalam Kuis Dangdut di TPI.
“Ah Raya koq mau tahu aja, kalau aku ceritain, nanti Raya jadi grenk terus gimana.. hayoo.. apa nggak malah berabe, coba dipikir.. heh.. he.. he..” jawabku setengah menggoda sambil memancing reaksinya.

Dan ternyata, rasa ingin tahunya semakin menjadi-jadi, terbukti dia menghentikan aktivitasnya dan sambil memercikkan air dari kesepuluh jarinya berkata

“Sesekali boleh khan, tahu rahasia tetangga kita.. heh.. he.. he..” katanya sambil menoleh kearahku sehingga buah dadanya yang ranum dan berukuran 36B itu kelihatan menggelantung berat seakan-akan melambai untuk minta dibelai dan dihisap habis puting-putingnya.
“Boleh-boleh aja asal kalau nanti agak berbau porno.. nggak nyalahin kita, apalagi menuntut kenapa semalam koq nggak diajak ikut nimbrung.. heh.. he.. he..” kataku mulai berani terang- terangan sambil melempar batang korek ke arah dadanya, dan tepat mengenai tengah belahan buah dadanya.
“Edian tenan.. Om.. tembakan korekmu tepat sasaran, pas di tengah-tengah susuku yang montok, aku jadi geli.. hi.. hi.. hi..” Katanya sambil merogoh batang korek yang masuk kebelahan buah dadanya, sehingga saat merogoh batang korek tersebullah buah dadanya yang putih mulus, mengkal dan ranum itu di hadapanku.

Walau omong-omong kami sudah mulai mengarah hal-hal yang bersifat rangsangan birahi, namun aku belum berani memulai tindakan fisik, karena aku kuatir kalau semua yang dilakukan Raya hanya upaya untuk memancing dan atau untuk mengetahui kecerobohan diriku, mengingat Raya amat dekat sekali dengan isteriku. Bahkan aku berpikir

” Jangan-jangan ulah Raya memancing-mancing reaksi birahiku itu, semua dilakukan atas suruhan atau permintaan isteriku “. Kataku dalam hati.

Sambil memasang sumbu-sumbu kompor yang sudah dapat separo, aku terus ngomong-ngomong hal- hal yang agak lebih hot lagi, dan kelihatan Raya sudah mulai terpengaruh atas semua obrolan birahi, terbukti sesekali dia sering membetulkan letak BH yang membungkus buah dadanya yang super besar itu. Saat aku pandang, ternyata kerjaan cuciannya sudah selesai, sambil menyambar handuk putihnya dia berucap

“Om.. aku mandi dulu ya, awas jangan ngintip lho..?” ujarnya sambil melenggak-lenggokkan patatnya yang besar dan gempal itu sebelum masuk kekamar mandi.

Saat masuk kamar mandi, ternyata pintunya tidak dikunci, namun aku tidak ambil pusing walau pintu kamar mandinya tidak dikunci. Karena aku masih beranggapan kalau tindakan yang dilakukan Raya dalam percakapan yang sudah mengarah hal-hal bersifat birahi tadi merupakan usaha Raya untuk mencoba ngetest atas kesetiaanku terhadap isteri. Oleh karena itu, meskipun penisku terasa besar membengkak dan panas berdenyut-denyut, karena terpengaruh atas percakapanku dengan Raya yang sangat membangkitkan birahiku, aku tetap mencoba untuk mengalihkan pikiran tersebut dengan menyelesaikan pembenahan sumbu-sumbu kompor yang diminta Raya barusan.

Namun saat aku mulai bisa mengusir pikiran jorokku untuk bisa membelai, mengelus dan meraba inci demi inci atas tubuh putih mulus Raya yang sedang mandi tersebut, tiba-tiba dari kamar mandi terdengar panggilan agak halus dari Raya,

“Om.. sorry ya, tadi aku lupa kalau sabun mandiku udah habis, tolong ambilkan sabun mandi dibungkusan belanjaan yang aku taruh diatas meja barusan ya..”? Pintanya dengan suara yang agak manja.
“Diambil sendiri chan bisa sih Ray, tanganku belepotan minyak tanah nich..” Jawabku sambil melihat kearah meja yang dimaksud dan memang benar diatas meja dapur terdapat bungkusan belanjaan yang terbungkus tas kresek hitam.
“Tolong dong Om.. aku udah telanjur telanjang bulat nich.. malu khan kalau keluar dalam keadaan bugil..”? Pintanya lagi dengan suara yang lebih manja.

Sesaat, mendengar suaranya yang manja itu, aku jadi lupa atas anggapanku kalau Raya lagi melaksanakan tugas reserse dari isteriku. Maka seketika, pikiran jorokku terhadap Raya menjadi bangkit dan menggelora bagai air bah yang datang dengan tiba-tiba.

Kemudian aku bangkit berdiri untuk cuci tangan, dan melangkah kemeja dapur untuk mengambil bungkusan belanja yang berisi sabun mandi tersebut.

” Oke.. oke.. tak ambilin dech..”, Kataku agak parau, membayangkan ketelanjangan Raya yang punya body aduhai dan semlohai itu.

Setelah kudapat sabun mandi yang diminta, aku langsung menuju kamar mandi, dan ternyata benar pintunya tidak dikunci, sedikit terbuka, dan dari dalam kamar mandi terdengar teriakan kecil Raya

“Cepat dikit donk Om.., kelamaan telanjang bisa-bisa masuk angin nich..”. katanya sangat manja dan begitu menggoda nafsu birahiku Begitu sampai di pintu kamar mandi, aku kuakkan sedikit pintunya dan memang benar apa yang dikatakan bahwa Raya bener-bener dalam keadaan telanjang bulat berdiri agak mengangkang, sehingga dari celah belahan bongkahan pantatnya yang gempal kelihatan memeknya yang merah tebal berbulu menyembul agak malu-malu dalam posisi membelakangiku sedang tangannya dijulurkan untuk menerima uluran tanganku yang mau memberikan sabun mandi yang diminta.

Sesaat melihat tubuh telanjang Raya pikiranku sebagai seorang laki-laki jadi bergemuruh, meledak-ledak dan nafsu birahiku bangkit begitu menggelora dan penisku semakin terasa panas, meronta-ronta dan denyutannya semakin terasa mendetak-detak kayak detak jarum jam layaknya, saking tidak kuatnya menahan gelora nafsu birahiku, rasanya aku seakan ingin langsung menerkam dan menelan bulat-bulat tubuh telanjang yang ada dihadapanku itu.

Namun sebagai seorang intelek, aku langsung berpikir, bahwa apa yang dilakukan Raya dengan telanjang membelakangiku berarti bukan merupakan perasaan malu yang dia tunjukkan karena berhadapan denganku, karena apabila dia malu karena terlihat telanjang olehku, tentunya pintu tetap ditutup atau dibuka sedikit dan tanganya bisa dijulurkan keluar untuk menerima sabun, akan tetapi dengan tindakan yang dia lakukan aku mengira bahwa yang diperbuat Raya merupakan faktor kesengajaan yang memang ingin menggugah kelelakianku agar aku terangsang hebat dan bergairah sehingga aku tidak tahan untuk bertindak brutal menyetubuhinya.

Berdasarkan pemikiran itu, maka secepat kilat celana pendek yang aku kenakan aku buka, maka tersembullah penisku yang sudah membengkak besar dan berdenyut-denyut, lalu aku sorongkan penisku kejuluran tangan Raya, sambil berkata

“Ray sabunnya nich..”. Dan juluran tangan Raya menggapai-nggapai untuk meraih sabun yang dimaksud, karena jorongan penisku lebih rendah maka tangan dan jemari Raya aku bimbing untuk memegangnya.

Dan Raya kelihatan agak terperanjat malu karena sabun yang seharusnya digenggamnya dingin tetapi terasa panas berdenyut-denyut, sesaat dia menoleh untuk melihat benda yang dipegangnya, respon yang ditunjukkan demi melihat penisku sudah ada dalam genggamannya seakan-akan terkejut

“Ahh, Om nakal banget sih dan punyamu bener-bener luar biasa, besar, keras dan kokoh sekali..” katanya sambil tersenyum melihat keberhasilan upayanya untuk memancing birahiku.

Kemudian tanpa perasaan sungkan dan malu-malu lagi maka kurengkuh dan kubalikkan tubuh telanjang Raya untuk saling berhadapan dan aku dekap erat- erat sambil tidak lupa aku lumat bibirnya yang sensual, dan dengan rakus sekali Raya membalas lumatan bibirku,

“Ahh.. sshh.. eehhmm.. omm.. oohh..”. Bibirnya yang merah dan panas terus melumat ganas sambil tak lupa lidahnya dia julurkan masuk kemulutku.. saling menghisap dan memainkan lidah kami masing- masing.. sshh.. mmckk.. sshh mmcckk.., tangan Raya yang satu menggenggam erat penisku yang semakin keras denyutannya sedang yang lain membelai-belai punggungku. Badanku rasanya seperti dialiri listrik yang bertegangan tinggi ketika lidahku dia hisap kayak ular sedang melahap mangsanya dan pelukan tangannya semakin erat saja rasanya seakan kuatir aku terlepas, sehingga buah dadanya yang besar padat itu terasa mengganjal empuk didadaku menambah kenikmatan adegan peluk cium dan hisap menghisap lidah yang sedang berlangsung seru.

Sesaat setelah adegan melumat dan menghisap lidah bersangsung aku perhatikan ada perubahan dalam tubuh Raya, mukanya kelihatan lebih memerah dan matanya sayu sekali, dia kelihatan pasrah dan gejolak birahinya seperti sudah tidak tertahankan untuk diperlakukan lebih lanjut.

“Omm.. berbuatlah sesuka hatimu.. aku pasrah.. puaskan aku.. ahh.. sshh.. desahnya sambil menengadahkan mukanya agak keatas” Lalu tanpa disuruh lagi aku jilati lehernya yang jenjang itu dengan pelan dan penuh kemesraan,
” Ahh..sshh aahh .. sshh.. erangnya sambil sedikit menggeliat, dan aku teruskan jilatan-jilatan leher itu ke bagian bawah, pada saat jilatan mengenai puting buah dadanya yang besar dan kenyal, Raya tersentak bagai tersengat listrik.. ahh.. ooh.. Omm.. terus.. om.. hisap terus Om.. dan putingnya aku permainkan dengan lidahku, bergantian antara aku jilat dan hisap, kadang aku gigit kecil dan akibatnya Raya menjadi samkin liar antara menggeliat, mendongak dan mengerang..eehhmm.. sshh.. aayyoo.. Omm.. lakukan semaumu.. hhmm.. uueennaak Omm.., erangnya sambil membelai- belai kepalaku disertai remasan tanganya yang agak liar.

Setelah puas dengan isapan dan gigitan pada puting buah dadanya, lalu aku telusuri bagian tubuhnya inci demi inci kebagian bawah, dan aku berhenti saat jilatan lidahku sampai pada tali pusarnya yang agak berlobang kedalam, dan lidahku aku julurkan untuk mengorek-orek lubang tali pusarnya, akibatnya gerakan menggeliat dan meliuk tubuh Raya semakin menjadi-jadi. Mungkin ini juga merupakan daerah sensitive Raya, terbukti dia menikmati sambil merem melek matanya, dan akhirnya kakinya sedikit demi sedikit mulai mengangkang akibat kegelian dan rangsangan yang dia rasakan atas jilatan-jilatanku.

“Ayo Om.. lebih kebawah lagi.. sshh.. hhmm..” erangnya seperti habis makan sambal yang terlalu pedas rasanya.

Aku sengaja tidak menuruti permintaannya, dan aku ingin tahu sejauh mana pertahanan Raya dalam mengendalikan emosi birahinya, malahan aku kembali berdiri dan mulai menghisap lagi puting buah dadanya. Dan dia mendesah-desah.

“Ahh.. Omm.. aku tak tahan lagi.. setubuhi aku sepuasmu.. oohh.. sshh.. ahh” erangnya sambil mendesis-desis seperti ular yang sedang mengincar mangsanya.

Mendengar erangan dan desisannya aku akhirnya juga jadi tidak tahan lagi, pelan-pelan pahanya yang putih mulus itu aku renggangkan dengan sebelah kakiku, pahaku aku gesek- gesekkan ke memek nya yang tebal empuk dan berbulu lebat, dan ternyata didaerah memek nya sudah terasa licin berlendir, mungkin akibat rangsangan yang aku lakukan membuatnya hampir bobol pertahanannya. Saat pahaku aku gesek-gesek dimemeknya yang udah basah berlendir itu, reflek yang dia tunjukkan merem melek keenakan,

“Ohh.. sshh.. uuenak sekali Om..” Erangnya sambil kemudian mendekapku erat-erat dan buah dadanya yang besar, padat dan kenyal itu semakin terasa mengganjal empuk didadaku, seakan ingin menambah dan mengobarkan gemuruh birahiku, dan rasanya tubuh kami seakan menyatu yang tak mungkin terpisahkan lagi.

Penisku sendiri rasanya sudah nggak tahan untuk segera bersarang kememeknya yang sudah licin berlendir itu, tetapi saat ini yang ada dalam pikiranku bagaimana caranya untuk bisa membuat Raya begitu terkesan untuk menikmati kejadian ini, toh cepat atau lambat tubuh telanjang yang ada didekapanku telah pasrah untuk disetubuhi dengan sepuas-puasnya.

Maka untuk melaksanakan pemikiranku itu, aku dengan sedikit kesabaranku berusaha untuk membuat Raya begitu terkesan, dan akhirnya tubuh telanjang Raya aku angkat keatas bak mandi, dan kelihatannya Raya udah bener-bener pasrah atau mungkin sudah tidak kuasa lagi membendung gejolak birahinya saat kedua kakinya aku buka lebar-lebar, sehingga kelihatan mengangkang, dan pada belahan pahanya terpampang memeknya yang menggunduk dan kelihatan merekah seperti bunga matahari yang lagi mekar-mekarnya, sedang disekeliling memek ditumbuhi bulu-bulu rambut yang begitu lebatnya, belahan memeknya telah basah, licin berlendir dan diantara belahan memek terlihat daging sebesar biji kacang berwarna merah mencuat dengan lancipnya, seakan menantangku untuk bertarung mengadu keperkasaan.

Dan aku mulai membelai pahanya dengan halus dan perlahan mendekati seputar memeknya, dan tubuh Raya mulai menggeliat- geliat merasakan sentuhan tanganku, setelah aku puas memainkan tanganku disekitar memek, lalu aku mulai menjilati bibir memeknya dengan bibir dan lidahku, akibatnya Tubuh telanjang Raya tersentak tatkala jilatan lidahku menyentuh klitorisnya.

“sshh.. sshh Om.. sshh uueenak.. sshh .. teruss Oomm.. sshh.. uuhh..” erangnya dengan mata yang membeliak penuh kenikmatan.
“Tenang Ray.. nikmati aja..”jawabku sekenanya.
“Sshh.. ayoo.. Oomm.. masukkan kontolmu Omm.. aku udah nggak tahann..” Pintanya sambil mencengkeram kran bak mandi. “Ssshh.. eehh.. sshh.. oouuhh..” erangnya lagi sambil mengangkangkan kedua pahanya lebar-lebar.
“Aaauuhh..”
“Ssrrtt.. ssrruup.. srrup..” jilatan lidahku makin dalam menjelajahi dan mengorek-ngorek rongga- rongga memeknya yang membusung tebal penuh bulu-bulu yang lebat.
“Aauuhh.. aahh..” Lendir-lendir yang keluar dari rongga memeknya semakin banyak mengalir dan terasa asin sekali, apalagi bercampur dengan air ludahku, sehingga seperti busa sabun layaknya.

Begitu erangan, lenguhan dan gerakan tubuh bugil Raya semakin liar tak terkendali, maka ritme jilatanku semakin kupercepat dan aku selingi dengan hisapan pada bagian klitorisnya. Akibatnya,

“Aaauuhh.. aauuhh.. oouuhh.. Omm.. sshh.. eehh.. hheekk.. ss.. aahh.. hh” sambil mengerang dan melenguh histeris tubuh telanjang Raya mengejang dan keduanya pahanya menjepit kepalaku dengan keras sedang tangannya mencengkeram dan membenamkan kepalaku dalam- dalam kepermukaan memeknya yang sudah bersimbah lendir.

Sesaat setelah tubuh telanjangnya tersentak kejang, akhirnya terkulai lemas. Sambil turun dari bak mandi Raya merangkul dan menciumku dengan mesra sambil berkata

“Omm.. makasih ya, aku udah lama nggak melakukan sex, aku rasanya udah bener-bener nggak tahan sejak lihat batang penis Om menyembul tadi, sekarang giliranku untuk memuaskan Om..” pintanya sambil tangannya yang lembut menggenggam batang penisku yang sudah berdenyut- denyut seakan mau meledak rasanya.

Kemudian tubuh telanjang Raya jongkok, sambil lidahnya dijulurkan untuk membelai dan menjilati kepala penisku.

“Aauuhh.. Ciikk..”?
“Mmck.. ffcckk.. ffcckk..”ritme jilatan Raya semakin dipercepat.
“Ssshh.. oouuhh.. Rayk.., uueenakk..” Kemudian Raya dengan lahapnya mengocok-kocok batang penisku kedalam mulutnya, dijilat, dihisap dan saat batang penisku dalam rongga mulutnya, lidahnya dengan lincah membelai-belai kepala penisku.
“Ooouuhh.. sshh.. oouuhh..”, badanku rasanya ringan melayang dan disetiap jengkal tubuhku seakan ikut merasakan kenikmatan yang aku alami saat ini.

Dan dalam sekejap, dari dalam tubuhku seakan ada aliran kenikmatan yang mendesak- desak untuk keluar melalui batang penisku, walaupun kucoba untuk menahannya, ternyata aliran kenikmatan yang terpusat melalui batang penisku tak kuasa aku tahan, akhirnya,

“Aaauuhh.. crreett.. ccrreett.. ccrrtt..”, keluarlah cairan putih kental dari batang penisku.
“Hhmm.. mmck.. mmck.. mmcckk.. sshh .” Cairan sperma yang keluar dari batang penisku ditelan dengan lahapnya oleh Raya, seakan cairan putih kental itu merupakan sumber air kehidupan baginya, setelah puas menelan cairan kental tadi, bahkan mulut Raya masih sempat menghisap-hisap kepala penisku seakan-akan tidak ingin ada yang tersisa, dan sebagian yang tercecer dibatang penisku dijilatinya sampai bersih.
“Uenak Om.. mmck.. mmck .. spermamu rasanya gurih sekali..” katanya sambil berdiri dan memelukku serta menciumku dengan mesra sekali, sedang tangan kanannya masih memegang erat batang penisku yang masih kokoh berdiri walau sudah mengeluarkan sperma.

Kuakui dalam hal sex, aku memang sangat tangguh, biasanya kalau berhubungan badan dengan isteriku, aku bisa bertahan lama walau isteriku sudah dua kali, bahkan tiga kali mencapai kepuasan. Sedang dalam pandangan Raya mungkin hal ini dianggap luar biasa, melihat keperkasaan dan kejantananku dalam melayani nafsunya. Selanjutnya dari adegan peluk cium dan jilatan-jilatan lidahnya, birahiku yang nyaris mau surut menjadi berkobar lagi, bahkan lebih menggelora.

Tubuh telanjang Raya yang memeknya sudah basah berlendir itu, aku bimbing pelan-pelan untuk bersandar kedinding kamar mandi, dan kakinya yang sebelah aku angkat sedikit numpang clocet, sambil tetap berciuman batang penis yang masih dalam genggamannya aku sorongkan mendekati gundukan tebal memeknya yang berbulu hitam lebat, lalu kepala penisku aku susupkan kebelahan memeknya,

“Slleep.. oouuhh.. sstt ..” Batang penisku akhirnya dengan mudah amblas melesak kebelahan memeknya, karena cairan lendir dalam memeknya begitu banyaknya setelah mencapai klimaknya tadi.
“Aauuhh.. sstt..” teriaknya lagi sambil kedua tangannya menarik pantatku, sehingga batang penisku menjadi melesak semakin dalam memasuki lubang memeknya yang empuk dan berbulu lebat itu.

Pelan-pelan batang penisku mulai memompa keluar masuk memeknya dengan ritme yang slow, sedang tangan Raya tetap berusaha membantu memegangi pantatku seolah-olah takut aktivitas pompa memompa memeknya yang licin basah berlendir itu terhenti. Saat aktivitas pompa memompa memek berlangsung, tubuh telanjang Raya mulai menggeliat kekanan dan kekiri merasakan kenikmatan yang sedang dialaminya. Buah dadanya yang besar kenyal, menggelantung dan menempel empuk didadaku saat aku merapatkan dadaku ketubuhnya.

“Aauuhh.. sstt.. oouuhh..” erangnya sambil mencengkeram erat pantatku.
“Ssstt.. oouuhh.. sstt.. oouuhh” desisku merasakan kenikmatan.
“Terus Omm.. yeeaahh.. sstt.. oouuhh.. cepat dikit Omm..”, pintanya sambil makin erat menarik-narik pantatku. “Ouuhh.. oouuhh.. sstt..” erangku lagi dan denyutan batang penisku makin meledak-ledak.
“sstt.. eehhmm.. sstt.. eehmm.. Omm, aku mau keluar..” desisnya sambil menggeliat liar dan tanganya mulai terlepas dari pantatku lalu mencengkeram pundakku.
“Rayk.. kita keluarkan bareng ya.. sstt.. Ooouuhh.. sstt..” kataku sambil mempercepat gerakanku.

Dan desakan yang mau keluar dari batang penisku mulai tidak kuasa lagi aku tahan, akhirnya sambil memacu gerakan memompa memeknya lebih cepat

“Aaauuhh..”, menyemburlah cairan hangatku menyemprot lubang memek Raya yang berdenyut- denyut itu.
“Ahh.. oomm..” teriaknya sambil mencengkeran dan memelukku erat-erat, dari lubang memek Raya yang juga terasa keluar cairan hangat sehingga batang penisku terasa dipilin dan dikenyot-kenyot dari dalam gundukan memeknya yang basah, hangat dan berdenyut-denyut keras
“Makasih Omm.. aku bener-bener merasa puas dan tubuhku walaupun lelah tetapi hati dan pikiranku menjadi segar kembali” katanya sambil tetap memelukku mesra sekali setelah dua kali mengalami puncak kepuasan.
“Omm..kalau nanti aku kepingin melakukan lagi, maukah kamu memberikan kontolmu yang gede ini untukku..”? tanyanya lagi sambil mengenggam mesra batang penisku.
“Okelah bisa diatur.. yang penting kita harus tetap menjaga kerahasiaan hubungan kita ini.. Ok!?!” jawabku sambil melumat bibirnya yang kenyal.
“Well, kalau gitu kita mandi bareng yookk.., aku juga segera berangkat kekantor, nanti kalau ada kesempatan lagi bolehlah kita ulang lagi, Ok..?” kataku sambil menyiram air kearah tubuh telanjangnya yang mulus.

Akhirnya kami berdua mandi bersama sambil bersenda gurau, sambil saling menggosok dan menyabuni tubuh kami bergantian, setelah selesai mandi aku dibuatkan segelas air susu dan sehabis meminumnya kemudian aku pamit pulang, tak lupa Raya memberikan ciuman panjang dan hisapan lembut dibibirku.. TAMAT.- INIDEWA


Contact :
♥ PIN BBM : D8975889
♥ LINE : inidewa
♥ Whats App : +85595658445
♥ WE-CHAT : ini_Dewa

Link Alternatif :
♣ www.inikorek.com
♣ www.ini31.com


Video + Cerita Sex Terpesona Dengan Pembantu Muda Yang Cantik Bagian Dua

INIDEWA - Setelah lama dielus-elus oleh Ijah batang penisku berserta buah zakarnya, aku ingin melaju di langkah berikutnya. Aku semakin berani dan tidak sungkan-sungkan lagi. Sambil berbaring kutatap wajah cantik dan manis Ijah.

“Ijah …” kataku.
“Emmm …” jawab Ijah singkat.
“Saiki gantian yo … (Sekarang gantian yah)” kataku.
“Gantian yo opo? (Gantian gimana?)” tanya Ijah.
“Hmmm … ngene … saiki gantian aku … teko mau Ijah wis delok manukku mbek endokku … sek dielus-elus maneh … saiki gantian aku seng delok tempik’e Ijah (Hmmm … gini … sekarang gantian aku … dari tadi Ijah dah liat burungku ama buah zakarku … dan dielus-elus lagi … sekarang gantian aku yang liat memek Ijah” kataku tanpa basa-basi.
“Emoh mas Anton … isin aku … ojok mas Anton … (Ngga mau mas Anton … malu aku … jangan mas Anton)” tolak Ijah.


Penolakan Ijah yang setengah hati itu membuatku makin penasaran dan makin bernapsu. Aku beranjak dari ranjang, dan memaksa lembut Ijah untuk merebahkan tubuhnya di atas ranjangku. Setelah berhasil merebahkan tubuhnya Ijah langsung bertanya.

“Mas Antonnn … kate diapakno aku? (Mas Antonnn … mau diapain aku?)” tanya Ijah pasrah.
“Menengo wae Ijah … ora aku apak-apak’no kok … mek arep delok tempik’e Ijah … ora adil lek teko mau manukku tok seng didelok (Diam aja Ijah … ngga bakalan aku apa-apain kok .. cuman pengen liat memek Ijah aja …ngga adil kalo dari tadi burungku saja yang diliat)” kataku bohong. Padahal dibalik benakku banyak hal yang aku ingin lakukan terhadap Ijah, terutama terhadap tubuhnya.





Aku sekap roknya, dan aku tarik celana dalam dibalik roknya. Ijah berusaha menahannya, tapi usahanya sia-sia, karena dia menahannya dengan setengah hati alias tidak dengan sekuat tenaga. Kelakuan Ijah ini seperti lampu hijau untukku. Seakan-akan pasrah saja mau diapain olehku.

Setelah berhasil melepas celana dalamnya, aku tarik roknya ke atas perutnya, agar supaya aku bisa melihat jelas memeknya. Secara reflek Ijah menutup memeknya dengan tangannya.

“Wes mas Antonnn … isin tenan aku … (Udahan mas Antonnn … malu banget aku …)” kata Ijah.
“Durung Ijah … ojok mbok ditutupi tok tempik’e … ora ketokan … (Belon Ijah … jangan ditutup terus dong memeknya … ngga keliatan)” kataku protes.

Aku kemudian tarik tangannya yang sedang menutupi memeknya. Ijah langsung menutup mukanya dengan kedua tangannya, dan kedua pahanya menyilang. Ijah masih terus berusaha menyembunyikan memeknya dariku. Bisa aku maklumi perasaan malu yang sedang Ijah alami. Aku mencoba merayu dan menyakinkan Ijah apa adanya.

“Ojok isin-isin Ijah … ora ono sing ndelok kok … men aku tok wae … (Jangan malu-malu Ijah … ngga ada siapa-siapa yang bisa liat kok … cuman ada aku saja …)” rayuku lagi.

Kini Ijah mulai pasrah, dan kedua pahanya yang tadinya menyilang, sekarang sudah mulai kendor. Segera saja aku ambil kesempatan ini untuk mengendorkan pertahanan Ijah. Setelah aku berhasil membuka selangkangan Ijah … alamak … aku langsung menelan ludah.

Memek Ijah begitu indah dan subur ditumbuhi oleh jembut-jembut yang masih lembut. Aku yakin jembut-jembut ini tidak pernah sekalipun Ijah cukur sejak pertama kali tumbuh, sehingga masih tampak halus lembut.

Kucoba lagi membuka selangkangan Ijah lebih lebar lagi, aku ingin sekali menemukan biji etil Ijah. Aku merasa kesulitan menemukan biji etil Ijah dengan mata terlanjang. Ketika aku mencoba membuka bibir memek Ijah untuk menemukan biji etilnya, Ijah langsung protes.

“Mas Anton … ojok mas … (Mas … jangan mas …)” pinta Ijah. Aku semakin gemas dengan nada penolakan pasrah Ijah.

Aku tidak mengubris permintaan Ijah, dan semakin gencar bergerilya mencari biji etilnya. Ternyata tidak susah menemukan biji etilnya dengan mencari pakai tangan. Aku mainin biji etilnya dengan gemas.

“Mas Anton … wes mas … uisin tenan aku … (Mas Anton … udahan mas … malu banget aku)” mohon Ijah.

Otakku sudah gelap, dan tetap memainkan biji etilnya. Ternyata tidak perlu memakan waktu lama untuk membuat memek Ijah basah. Mungkin ini pertama kalinya Ijah merasakan nafsu birahi alias horny. Dia seperti tidak tau harus bagaimana menghadapi situasi saat itu.

Kedua tangan tidak lagi menutup wajahnya. Tangan kanannya bersembunyi di balik bantal, dan tangan kirinya meremas guling. Ijah menggigit bibir bawahnya, seolah-olah menahan geli. Tidak kudengar suara desahan dari mulut Ijah, tapi nafasnya kini sudah berubah menjadi memburu. Aku berasumsi bahwa Ijah masih belum bisa atau belum terbiasa mendesah.

“Ijah … tempik mu wis buasah tenan saiki … (Ijah … memekmu dah basah banget sekarang)” pujiku.
“Masss … masss … wes masss … Ijah mbok opok’no … jarene mbek delok tok … saiki kok di dolen tempik ku (Masss … masss … udahan masss … diapain Ijah … katanya cuman mau liat aja … sekarang kok dimainin memekku)” protes Ijah pasrah.
“Aku wes kesengsem karo tempikmu iki … gemesi wae … tak elus-elus malah dadi buasah … (Aku dah jatuh cinta ama memekmu … bikin gemes aja … dielus-elus malah jadi basah) … ” kataku sambil bercanda.

Belum selesai aku melanjutkan kalimatku, Ijah secara reflek tiba-tiba menjerit “Mas Antonnn … massssss …”. Ijah orgasme di atas ranjangku.

Aku biarkan Ijah mengambil nafas dulu biar sedikit tenang.
“Ijah sek tas mau kok bengok … loro tah? (Ijah barusan aja kok teriak … sakit?” tanyaku pura-pura bego.
“Ora loro mas … sek tas-an Ijah koyok kesetrum … rasa’e koyok nang surgo … uenak tenan … atiku saiki sek dek-dekan (Ngga sakit mas … barusan Ijah kayak kena setrum … rasanya seperti di surga … enak banget … jantungku sekarang masih deg-degan)” jawab Ijah.

Kini saatnya giliranku untuk orgasme. Kontolku sudah sejak tadi tegang melihat kelakuan Ijah. Pekerjaanku masih belum tuntas. Aku bingung apa yang harus aku katakan ke Ijah bahwa aku ingin menyodok kontolku ini ke dalam memeknya yang masih perawan itu.

Akhirnya aku memutuskan untuk tidak bertanya atau berkata apapun. Aku mencoba untuk langsung main terobos saja. Aku kembali membuka selangkangan Ijah, dan mencoba mengarahkan kontolku ke mulut memeknya. Ijah protes lagi.

“Mas Anton arep opo? (Mas Anton mau apa?)” tanya Ijah heran.
“Oh … aku gelem kesetrum sisan … koyok Ijah seng mau (Oh … aku juga mau kesetrum … kayak Ijah tadi)” jawabku spontan.
“Lah … terus laopo manuk’e mas kate mlebu nang tempikku? (Lho … trus kenapa burung mas mau masuk ke memekku?)” tanya Ijah heran.

Ijah benar-benar masih bau kencur di dalam urusan seperti ini. Mungkin tidak ada orang yang pernah mengajarinya teori tentang hubungan seks atau biasanya disebut dengan hubungan pasutri (pasangan suami istri).

“Aku baru iso kesetrum lek manukku mlebu nang tempikmu (Aku baru bisa kesetrum kalo burungku masuk ke memekmu)” jawabku gombal.
“Ojok mas … engkuk loro … jarene wong-wong (Jangan mas … nanti sakit … katanya orang-orang)” katanya.
“Ojok wedhi Ijah … tak mlebu pelan-pelan wae … tak jamin ora loro (Jangan takut Ijah … dimasukin pelan-pelan aja … dijamin ngga sakit)” rayuku.
Ijah diam saja dan pasrah.

Aku kemudian mengarahkan ujung penisku ke bibir vagina/memek Ijah. Ijah memejamkan matanya, dan kini giginya kembali menggigit bibir bawahnya.

Tangan kananku memegang pangkal penisku agar batang kontolku tegak dengan mantap, dan tangan kiriku berusaha membuka bibir vagina Ijah, supaya aku bisa melihat lubang memeknya. Karena Ijah masih perawan, ngga mudah untuk menembuh pintu masuk gadis perawan.

Hal ini sudah aku alami sekali dengan pacar lamaku. Aku ngga ingin melihat Ijah nantinya menangis seperti yang dialami oleh mantan pacarku yang dulu, setelah aku paksa masuk batang kontolku ke lubang memeknya yang masih perawan.

Pertama-tama aku basahi terlebih dahulu ujung penisku dengan air ludahku biar menjadi pelumas sementara, kemudian aku dorong masuk ujung penisku kira-kira sedalam 2 centi. Setelah berhasil masuk kira-kira kedalaman 2 centi, aku diam sejenak, kulihat Ijah sedikit meringis menahan perih.

“Perih Ijah?” tanyaku iba.
“Rodok perih mas (Rada perih dikit mas)” jawab Ijah yang kini matanya kembali terbuka memandangku.
“Tak mlebu alon-alon yah … lek perih ngomong’o … ojok meneng ae … (Aku masukin pelan-pelan yah … kalo perih bilang aja … jangan diam aja) …” suruhku.

Suasana kamarku makin panas saja rasanya. Aku lepas bajuku, sehingga kini aku sudah terlanjang bebas. Kondisi Ijah masih lengkap, hanya roknya saja yang terbuka.

Batang penisku yang dari tadi sudah masuk 2 centi itu masih tampak keras saja. Aku kini tidak lagi memegangi batang kontolku, karena dengan menancap 2 centi saja di dalam memek Ijah dalam kondisi amat tegang, mudah untukku menembus semua batang kontolku. Tapi kini aku harus memasang taktik biar Ijah nantinya juga menikmati. Perih adalah maklum untuk gadis perawan yang sedang diperawani.

Kedua tanganku kini menahan tubuhku. Aku membungkuk dan menatapi wajah Ijah yang cantik. Ijah masih terlihat sedikit merintih karena rasa pedih yang dialaminya.
Aku menekan lagi batang penisku, masuk sedikit, kira-kira setangah sampai 1 centi. Ijah meringis lagi.

Aku mainkan pinggulku maju dan mundur agar batang penisku maju mundur di dalam liang memek Ijah. Batang kontolku cuman mentok sampai kedalaman kira-kira 3 centi. Tapi aku terus bersabar sampai nanti tiba nanti saatnya yang tepat. Aku teruskan irama maju mundur batang kontolku di dalam memek Ijah.

Perlahan-lahan suara rintihan Ijah semakin memudar, dan wajah Ijah tidak lagi merintih. Ujung penisku terasa basah oleh cairan yang kental. Aku yakin cairan ini bukan air liurku yang tadi, melainkan cairan murni dari memek Ijah.

Sekarang batang kontolku bisa masuk perlahan-lahan lebih dalam lagi, dari 3 centi maju menjadi 4 centi, kemudian dari 4 centi masuk lebih dalam lagi menjadi 6 centi.

“Sek perih Ijah? (Masih pedih Ijah?)” tanyaku. Ijah menggeleng-gelengkan kepala pertanda tidak lagi sakit.

Napas Ijah kini kembali memburu dan terengah-engah, dan tidak lagi menggigit bibir bawahnya. Tangan kanannya meremas sarung ranjangku dan tangan kirinya meremas selimutku.

Goyangan pinggulku aku percepat sedikit demi sedikit, memberikan sensasi erotis terhadap memek Ijah. Dalam sekejap kini aku bisa membuat batang kontolku kini terbenam semuanya di dalam lubang kenikmatan milik Ijah.

“Sek perih Ijah? (Masih pedih Ijah?)” tanyaku sekali lagi. Ijah kali ini tersenyum malu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya lagi.
“Tempik mu wis uenak maneh? (Memekmu dah enakan lagi?)” tanyaku bercanda. Ijah mengangguk.
“Ijah … buka en klambimu … mosok ga kroso panas tah? … buka en ae cekno adem (Ijah … buka dong bajumu … masa ngga merasa panas? … buka aja biar sejuk)” kataku. Aku sebenarnya ingin memperawani Ijah dalam keadaan benar-benar terlanjang.

Nanti menurut saja, dan kemudian dia melepas kaos bersama BH-nya, dan masih membiarkan roknya, karena batang kontolku masih sibuk menari-nari di dalam lubang memeknya. Tampak payudara Ijah yang merekah dengan ukuran 32C menurut tafsiranku. Tidak terlalu besar, dan juga tidak terlalu kecil. Pas untuk ukuranku. Puting susunya berwarna coklat gelap.

Typical atau khas payudara wanita asli Indonesia. Melihat puting susunya yang menantang seperti itu, membuatku gemas rasanya. Aku mencubit sambil memelintir puting susunya, dan Ijah protes atas tindakanku tersebut.

“Masss … loro masss … (Masss … sakit masss …)” protes Ijah lembut. Aku pun kemudian senyum padanya, dan langsung menghentikan tindakanku tersebut.

Aku merasa sudah lama aku menggenjot tubuh Ijah siang itu. Tapi aku masih belum menampakkan tanda-tanda akan datangnya klimaksku. Aku sejak tadi berpikir antara iya atau tidak nantinya aku memuncratkan air maniku ke dalam memeknya.

Sejujurnya aku berkeinginan hati untuk menyirami memek Ijah dengan air maniku, tapi aku juga rada kuatir akan konsekwensinya bila terjadi apa-apa dengannya, alias hamil nantinya.

Nafas Ijah semakin memburu saja, tapi wajahnya tampak makin gelap saja. Darah Ijah seakan-akan memanas dan terkumpul di atas kepalanya. Kali ini Ijah tak kuat untuk menahan genjotan-genjotan dan gesekan-gesekan nikmat yang diberikan oleh batang kontolku. Mulut Ijah kini tak terkontrol. Untuk pertama kalinya mulut Ijah mendesah atau merintih basah.
“Uhh … ohhh … masss … masss … kerih (geli) masss …” rintih Ijah.

“Aku kerih sisan Ijah … Ijah wis arep ngoyo? (Aku geli juga Ijah … Ijah sudah mau pipis?)” tanyaku penasaran melihatnya sudah seperti cacing kepanasan. Leher Ijah sudah mulai berkeringat. Sekujur badanku juga tidak kalah keringatnya. Semakin berkeringat, semakin seru saja aku menggagahi tubuh Ijah.

Seperti tau apa yang aku maksud dengan kata ‘pipis’, Ijah pun menganggukkan kepalanya. Ijah sudah akan memasuki tahap orgasme yang kedua kalinya.

Tidak sampai hitungan 2 menit, Ijah tiba-tiba memekik sambil tangan kanannya meremas biceps-ku.

“Masss … ampunnn masss … kerih mbanget … arep ngoyo ketok’e … aahhh … (Masss … ampunnn masss … geli banget … ingin pipis rasanya … ahhh …)” pekik Ijah dengan tangan kanannya yang masih meremas biceps-ku.

Tidak salah lagi, Ijah telah mencapai orgasme keduanya. Memeknya semakin basah saja. Aku berhenti menggenjotnya dan mendiamkan batang kontolku tertanam dalam-dalam di dalam memeknya yang basah nan hangat. Kurasakan setiap denyutan daging-daging di dalam memek Ijah.

Setelah buruan nafasnya mereda, aku cabut batang kontolku keluar dengan maksud untuk melepas roknya yang masih menempel di tubuhnya. Aku ingin melihatnya bugil tanpa busana apapun.

Saat kutarik batang kontolku, aku melihat sedikit bercak darah di tengah-tengah batang kontolku, dipangkal kontolku, dan di daerah bulu jembutku. Kuperawani sudah Ijah, dan ini adalah bukti keperawanan Ijah yang telah aku renggut darinya.

Ijah kini bugil tanpa selembar kain apapun. Aku kembali memasukkan batang kontolku ke dalam memeknya. Masih terasa basah liang memek Ijah.

“Ijah … saiki aku sing kate ngoyo … siap-siap yo (Ijah … sekarang aku yang harus pipis … siap-siap yah)” kataku.

Ijah seperti tidak mengerti apa yang aku katakan, tapi kepala mengangguk saja (hanya menurut saja). Aku kembali menggenjoti liang memeknya lebih cepat dari biasanya. Kupercepat setiap hentakan-hentakan, dan bisa kurasakan kenikmatan gesekan-gesekan terhadap daging-daging di dalam memek Ijah. Memberikan sensasi yang luar biasa dasyatnya.

Wajah Ijah kembali memerah, dan kini nafasnya kembali memburu lagi. Kali ini Ijah sudah tidak malu-malu lagi untuk mendesah dan merintih nikmatnya bercinta.

“Ijah … kepenak temenan nyenuk karo Ijah … tempik-mu gurih tenan (Ijah … enak/senang banget ngentot ama kamu … memekmu gurih banget)” pujiku sambil terus menggenjot memeknya.

“Masss Anton … masss … aku arep ngoyo maneh … ahhh masss … (Masss Anton … masss … aku pengen pipis lagi … ahhh masss …)” desah Ijah.

“Iku jenenge arep teko Ijah … ora arep ngoyo (Itu namanya mau datang Ijah … bukan mau pipis)” jawabku sambil tertawa renyah dan Ijah pun tersenyum bingung. Mungkin baginya istilah ‘datang’ masih terasa aneh.

Sekujur tubuhku berkeringat dan tergolong basah kuyup. Sudah berapa tetes keringatku yang jatuh di perut dan dada Ijah. Posisiku menyetubuhinya masih tetap berada di atas. Sejak tadi aku belum menyuruhnya merubah posisi. Mungkin bagiku lebih nyaman untuk Ijah digagahi dengan posisiku di atas. Ijah masih termasuk bau kencur dalam masalah beginian.

Batang kontolku makin lama terasa makin mengeras. Lahar mani di dalamnya ingin segera meletup keluar. Aku sudah tidak mampu untuk berpikir dengan akal sehat kembali.

Otot-otot disekujur batang kontolku sudah tidak mampu lagi membentung lahar panas yang ingin segera menyembur keluar. Aku sudah tidak perduli lagi dengan rasa kuatirku tadi. Aku hanya ingin menyemburkan lahar panas ini secepat mungkin. Isi otakku sudah gelap rasanya.

“Ijah … aku arep teko iki … ora iso di tahan maneh … saiki Ijah … saikiii … Ijahii … (Ijah … aku mau datang nih … ngga bisa ditahan lagi … sekarang Ijah … sekaranggg … Ijahii)” aku mengerang keras diiringi oleh semburan lahar panas dari batang kontolku yang mengisi semua liang memek Ijah.

Semburan panas dari batang kontolku mendapat sambutan hangat dari Ijah. Aku memeluk erat tubuh Ijah, dan Ijah membalas memelukku sambil memekik memanggil namaku.

Aku hanya dapat menduga bila Ijah mendapatkan orgasme-nya yang ketiga kali. Batang kontolku berkali-kali memuntahkan lahar panasnya di dalam lubang kenikmatan milik Ijah. Mungkin sekarang liang memek Ijah penuh sesak oleh lahar maniku.

Aku diam sejenak, mengatur nafasku kembali. Tubuhku masih menindih tubuh Ijah. Kini semua keringatku bersatu dengan keringat Ijah. Aku memeluk Ijah, sambil menciumi lehernya. Batang kontolku masih menancap di dalam memek Ijah. Aku masih belum ingin mencabutnya sampai nanti batang kontolku sudah mulai meloyo.

“Ijah … terima kasih … ” bisikku dalam bahasa Indo. Ijah hanya diam saja. Tak lama kemudian, aku mendengar Ijah menyedot ingusnya. Ternyata mata Ijah tampak berkaca-kaca. Aku menduga kuat Ijah ingin sekali menangis, dan tampak penyesalan di wajahnya.

Melihat tingkah laku Ijah, aku berusaha memberinya comfort (kenyamanan), dan rayuan agar membuatnya lega atau tidak sedih kembali. Aku mengatakan kepada Ijah bahwa ini adalah rahasia kita berdua, dan mengatakan bahwa aku sayang kepadanya.

Aku berjanji padanya bahwa ini adalah untuk pertama dan terakhir kalinya aku menyetubuhinya. Ijah begitu menurut dengan kata-kataku dengan polos dan lugu.

Aku sedikit ada rasa penyesalan telah memperawani gadis cantik dan imut seperti Ijah. Aku meminta maaf kepadanya karena aku khilaf dan tidak dapat menahan keinginanku itu karena sejak lama aku memantau dan melihat sosok dirinya dari kejauhan. Begitu dekat dengannya, aku tidak mampu lagi menahan nafsu birahiku.

Selama liburan musim panas tersebut, aku sering sekali mencuri-curi waktu dan tempat untuk bersetubuh dengan Ijah. Sejak pertama kali memperawaninya, agak susah untukku untuk menggagahi tubuh nikmatnya lagi. Ijah selalu menolak dengan alasan takut sakit atau apa gitu. Tapi dasar lelaki yang penuh dengan akal muslihat, aku tetap berhasil menikmati tubuhnya dan memeknya berkali-kali.

Untung saja, makin lama Ijah semakin menyukai berhubungan badan denganku. Banyak teknik yang aku ajarkan kepadanya, dari BJ, HJ, dan posisi bercinta yang lain (doggy style, woman on top, gaya menyamping, dll). Aku kadang meminta Ijah memberikan BJ atau HJ di ruang keluarga sambil aku menonton TV disaat tidak ada orang di rumah.

Sejak saat itu pula, aku selalu memakai kondom untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan. Aku tidak ingin aib ini sampai tercium oleh anggota keluargaku yang lain.

Sudah sering kali aku bermain cinta dengan Ijah di liburan musim panas ini. Aku sempat mengganti tanggal pesawatku kembali ke Melbourne agar aku bisa lebih lama di Indonesia. Aku kembali ke Melbourne untuk melanjutkan studiku lagi sekitar akhir Februari.

Semenjak kembali ke Melbourne lagi, aku kangen dengan Ijah, dan rindu bercinta dengannya. Kadang-kadang aku menelpon rumah di waktu siang hari (waktu Indonesia) untuk mengobrol dengan Ijah. Dan seputar obrolan kami adalah tentang ‘gituan’ aja.

Studiku tinggal 1 semester lagi. Aku sudah tidak sabar untuk menyelesaikan studiku ini, agar aku bisa kembali ke Indonesia bertemu kembali dengan Ijah. Sebenarnya aku sendiri tidak tau bagaimana masa depanku dengan Ijah.

Tapi aku berkeinginan untuk tetap tinggal di Malang, paling tidak melanjutkan atau bekerja di kantor perusahaan papa. Dengan ini aku bisa senantiasa dekat dengan Ijah. Biarlah nanti waktu yang akan menentukan nasibku dengan Ijah.. TAMAT.- INIDEWA


Contact :
♥ PIN BBM : D8975889
♥ LINE : inidewa
♥ Whats App : +85595658445
♥ WE-CHAT : ini_Dewa

Link Alternatif :
♣ www.inikorek.com
♣ www.ini31.com